51

12.9K 1.1K 413
                                    

Sekitar pukul sepuluh orang tua Kinara mendarat dengan selamat di bandara soekarno-hatta, tapi mereka tidak langsung pergi ke apartemen Jevan. Sebelum ke sana Laskar lebih dulu pergi ke apartemen yang dulu di tempati Kinara untuk menaruh barang-barangnya sebelum menghampiri anaknya.

Seperti yang sudah dia katakan kemarin kali ini Laskar tidak akan memaksa, dia hanya datang untuk meminta maaf saja juga melakukan sedikit hal lainnya.

"Nanti siang saja kita ke apartemen Jevan untuk menemui Kinara." Kata Laskar begitu dia masuk ke dalam taxi bersama dengan istrinya.

Yunita juga hanya mengangguk saja tidak ingin banyak membantah.

"Kita datang untuk minta maaf saja dan membujuk Kinara untuk kembali ke apartemennya sendiri." Kata Laskar.

"Apa Kinara mau? Dia pasti takut kita bakal bawa paksa dia pergi dan kurung dia lagi." Kata Yunita pada suaminya.

"Nanti kita akan menginap di hotel saja kalau Kinara memang takut, sudah Papa bilang kali ini kita tidak akan membawa Kinara pergi." Kata Laskar.

"Papa yakin Kinara bakal mau?" Tanya Yunita yang tidak yakin anaknya akan mudah percaya dan memaafkan mereka.

"Yakin, pertama kita akan minta maaf dulu pada dia dan sisanya biar Papa yang urus." Kata Laskar.

Kali ini Yunita diam dan tidak memberikan tanggapan apapun.

Ya, terserah saja yang penting Kinara mau memaafkan dan pulang bersama dengan mereka.

"Apa Mama akan biarkan Kinara bersama dengan Jevan? Pria itu jelas-jelas bukan pria yang baik, dia tidak pantas untuk anak kita." Kata Laskar membuat supir taxi yang membawa mereka sedikit melirik ke belakang.

"Iya Mama tau, tapi kalau menjauhkan mereka malah membuat Kinara semakin membenci kita gimana Pa? Mama tau Kinara itu...."

"Enggak akan! Kamu tenang saja." Kata Laskar.

"Jangan sampai Kinara semakin membenci kita, mungkin ada baiknya kita mengalah untuk Kinara." Kata Yunita pelan.

Sayangnya Laskar sama sekali tidak mau mendengar, dia tetap pada tekad awalnya untuk memisahkan Kinara dan Jevan.

Dia tidak akan membiarkan anaknya bersama dengan Jevan Abinaka.

°°°°

Kinara menghela nafasnya berkali-kali ketika Jevan tak kunjung keluar padahal dia ingin sarapan bersama, tapi pria itu sepertinya masih belum bangun juga. Akhirnya Kinara memutuskan untuk menghampiri Jevan, dia berdiri di depan pintu kamarnya dan mengetuk pelan sambil memanggilnya.

Sampai beberapa kali Kinara melakukannya tetap tidak ada jawaban dan dengan sedikit keraguan Kinara membuka pelan pintu kamar Jevan.

"Jevan?"

Semakin membuka lebar pintu kamarnya Kinara langsung berhenti melangkah ketika melihat Jevan yang tidur dengan posisi tengkurap tanpa memakai baju.

Mendadak Kinara bingung harus melakukan apa, tapi setelahnya dia berbalik dan berniat untuk pergi hingga suara Jevan terdengar.

"Kenapa sayang?" Tanya Jevan dengan suara yang terdengar sesak.

Jantung Kinara langsung berdebar kencang, dia menoleh untuk menatap Jevan yang kini menatapnya dengan dagu yang bertumpu pada bantal.

Sialan, kenapa malah terlihat semakin tampan???

"Ayo makan Jevan." Kata Kinara pelan.

Jevan bangun membuat Kinara langsung memutar tubuhnya dan berlari keluar kamar sambil menutup pintu dengan kuat membuat Jevan yang masih setengah sadar tersentak bukan main.

JEVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang