Sudah tiga hari belakangan ini Reva lebih banyak diam di dalam kamarnya bahkan ketika makan pun Jevan sendiri yang membawa makanan ke kamar lalu menyuapi adiknya karena katanya Reva malas keluar. Sebelumnya Jevan sudah tidak cemas, tapi sekarang dia mencemaskan lagi keadaan adiknya karena lebih sering melamun hanya saja ketika di tanya tidak memberikan jawaban apapun.
Mata Reva tidak bisa berbohong Jevan tau ada banyak hal yang adiknya itu pikirkan, tapi Reva tidak mau bicara jujur. Seperti sekarang Jevan baru saja selesai menyuapi adiknya itu makan, dia juga sudah menaruh kembali semua piring kotor di dapur dan kembali ke kamar adiknya hanya untuk mengajak Reva bicara.
"Kak Jevan"
Tapi, ternyata malah Reva yang lebih dulu mengeluarkan suaranya.
"Iya Reva, kenapa?" Tanya Jevan.
Reva menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal sambil menatap Kakaknya.
"Kak Kinara ada hubungin Kakak enggak? Chat aku enggak pernah di bales malah sekarang nomor Kak Kinara enggak aktif, kenapa ya Kak? Apa aku ada salah ya?" Tanya Reva dengan raut wajah sendu.
Biasanya Reva selalu berbalas pesan dengan Kinara, tapi sudah tiga hari sejak keberangkatan wanita itu ke Bali mereka tidak saling berbalas pesan lagi.
Reva jadi takut kalau dia sudah berbuat salah.
"Kinara kan lagi sama orang tuanya Reva mungkin memang belum sempet bales chat." Kaga Jevan sambil tersenyum.
Padahal dia sendiri juga kebingungan karena Kinara tidak membalas pesannya dan benar kata Reva nomor wanita itu tidak aktif sekarang.
"Tapi, apa enggak ada waktu buka hp? Masa enggak aktif nomornya, apa Kak Kinara marah sama aku? Aku ada salah apa ya Kak?" Tanya Reva lagi.
Raut wajah Reva benar-benar terlihat sendu membuat Jevan langsung berusaha menghiburnya.
"Mungkin aja Kinara lagi bantuin keluarganya di sana kan salah satu kerabat dari keluarga mereka mau menikah Reva, udah jangan dipikirin nanti kamu drop lagi." Kata Jevan.
"Kepikiran terus Kak soalnya nomor Kak Kinara enggak aktif atau jangan-jangan aku di blokir? Kak aku ada salah apa ya?" Tanya Reva lagi.
"Lo enggak percaya sama Kinara? Enggak mungkin dia blokir nomor lo Reva." Kata Jevan.
"Iya ya? Yaudah deh mungkin Kak Kinara memang lagi sibuk." Kata Reva sambil tersenyum.
Jevan langsung ikut tersenyum mendengarnya, dia mengusap kepala Reva dengan sayang sambil terus menatap matanya.
"Kak Jevan"
Bergumam pelan sebagai tanggapan Jevan kini menggenggam tangan Reva yang terasa hangat.
"Kira-kira kapan ya Kak Kinara pulang?" Tanya Reva.
"Mungkin satu minggu? Enggak tau juga, tapi sebelum berangkat waktu itu Kinara bilang acaranya minggu ini." Kata Jevan.
"Lama ya Kak." Kata Reva dengan suara yang sangat pelan.
"Kenapa Reva?" Tanya Jevan yang tidak mendengar jelas perkataan adiknya.
Reva malah tersenyum seraya menggelengkan kepalanya pelan.
"Nanti kalau Kak Kinara pulang langsung ajak aku ketemu Kak Kinara ya Kak." Kata Reva.
Jevan hanya mengangguk sebagai tanggapan.
"Aku mau ketemu Kak Kinara." Kata Reva.
"Belum lama ini kan ketemu terus Reva." Kata Jevan sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.