•••
Bukan part terakhir yaa❣️
Last part nya masih aku keep duluuu💞
•••
Jevan tidak tau kenapa dia bisa sampai di rumah Mamanya dan berakhir menonton kartun bersama dengan bocah berusia lima tahun yang kini ada di pangkuannya.
Mungkin Jevan bosan berada di apartemen sendirian. Apalagi tidak ada Kinara yang menemaninya. Di tambah lagi wanita itu tak kunjung membalas pesannya.
Jevan bosan. Dia tidak tau harus melakukan apa. Mau bertemu dengan Daffa dan Bryan juga malas. Mereka menyebalkan sekarang.
"Kakak"
"Apa?"
Rani mendongak. Anak itu menatap Kakaknya dengan senyuman lebar yang menghiasi wajahnya.
"Nanti Kakak menikah ya? Aku di undang enggak?" Tanya Rani.
Senyum Jevan tertahan. Adiknya itu semakin mirip dengan Reva sekarang.
"Enggak, malas gue ngundang lo." Kata Jevan yang membuat wajah anak itu cemberut.
"Aku kan adik Kakak."
"Bukan, adek gue Reva"
Perkataan itu membuat Rani diam. Wajahnya berubah sedih membuat Jevan tersentak ketika melihatnya.
"Kenapa lo?" Tanya Jevan.
Rani menggelengkan kepalanya pelan. Anak itu sejak dulu selalu ingin dekat dengan Jevan, tapi tidak pernah bisa.
Setiap kali merengek ingin bertemu dengan Jevan dan Reva pasti Mamanya akan melarang atau mengatakan kalau kedua Kakaknya sedang sibuk.
'Mama kenapa Kakak enggak tinggal sama kita?'
Dia memeluk Jevan dan berhenti menonton kartunnya. Hal itu membuat Jevan terdiam sambil melirik Rani yang ada di pangkuannya.
'Jevan besok Rani ulang tahun, kamu sama Reva ke rumah ya? Dia mau ketemu kalian datang ke acara ulang tahunnya'
'Kakk kata Mama besok Rani ulang tahun, kita ke sana ya Kak? Aku udah siapin kado untuk dia'
Mendadak Jevan mengingat itu semua. Matanya terpejam untuk beberapa saat. Dia merasa nafasnya sedikit sesak ketika mengingatnya.
'Yahh padahal aku mau ke sana, tapi yaudah lain kali aja kita ke sana... Nanti Kakak kasih ini ke Mama ya? Bilang aja ini kado dari Reva untuk Rani'
Sialan!
Jevan masih ingat dengan jelas ketika dia membuang kado yang berniat Reva berikan untuk Rani ke dalam tempat sampah.
Dia kembali menatap Rani yang sekarang diam dalam pelukannya. Mendadak Jevan merasa sangat bersalah pada anak itu.
Rani tidak salah, tapi Jevan juga ikut membencinya.
Anak itu bahkan tidak sempat menghabiskan banyak waktu bersama dengan Reva.
Ya Tuhan dia jahat sekali.
Jevan masih diam dengan segala pikirannya. Sampai akhirnya Rani mendongak dan menatap matanya.
Anak itu kembali tersenyum.
"Aku enggak pernah di cium Kakak." Kata Rani pelan.
Jevan kembali diam dan Rani kembali bicara.
"Aku udah dipeluk dan digendong sekarang aku mau dicium." Kata Rani dengan senyuman lebar yang kini menghiasi wajah cantiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.