°°°°
Pppppp happy reading bestiee🥰
Selamat malam tahun baru❣️
°°°°
"
Mmh Jevan"
Kinara memeluk tubuh Jevan dengan erat ketika pria itu menciumi lehernya tanpa henti sambil menahan pinggang Kinara dengan kedua tangan agar tidak bisa menjauh. Tidak masalah kalau hanya mencium, tapi kali ini Jevan memberikan kecupan di sana membuat Kinara menahan nafasnya sambil menggigit bibir bawahnya kuat-kuat.
Senyum manis Jevan terbentuk ketika dia menjauhkan wajahnya dan melihat leher wanita itu yang memerah karena ulahnya.
"Merah Ra." Kata Jevan sambil tertawa pelan.
Kinara langsung cemberut dan memukul Jevan kuat-kuat karena kesal.
"Jevan ishh! Nanti ada yang liat gimana?!" Kata Kinara kesal.
Jevan menjauhkan wajahnya dan menatap Kinara dengan senyuman lalu membawa lagi rambut panjang Kinara ke belakang.
"Ketutup sama rambut kamu sayang enggak keliatan." Kata Jevan.
"Ish"
Tetap saja Kinara terlihat kesal yang malah membuat Jevan tertawa melihatnya karena kekasihnya itu terlihat lucu.
Oh tidak bukan hanya leher wanita itu yang memerah, tapi wajahnya juga, dia malu dan salah tingkah sendiri karena Jevan.
"Maaf"
"Jevan mah ish nanti kalau di liat Teressa pas aku di rumah dia gimana? Nanti dia ledekin aku." Kata Kinara dengan raut wajah kesal.
Kembali memeluk Kinara lagi Jevan menggesekkan hidungnya di leher Kinara yang membuat wanita itu merengek pelan karena merasa geli.
"Ya enggak papa." Kata Jevan yang membuat Kinara kembali memukulnya dengan kuat.
"Jevannn"
"Iya iya maaf sayang." Kata Jevan ketika kekasihnya itu terlihat semakin kesal.
Melepaskan pelukannya Jevan tersenyum sambil menatap Kinara hingga ponselnya yang ada di atas meja bergetar beberapa kali membuat Jevan berniat melihatnya. Pria itu tidak menurunkan Kinara dari pangkuannya, dia menahan pinggang wanita itu dengan tangannya lalu sedikit menunduk untuk mengambil ponselnya.
Papa, nama itu muncul ketika Jevan menghidupkan ponselnya.
Ada beberapa pesan dari pria paruh baya itu yang langsung Jevan lihat dengan Kinara yang kini bersandar di bahunya. Awalnya Jevan terlihat biasa saja, tapi ketika membaca pesan itu tubuh Jevan menegang.
Surat adopsi anak.
Melirik sebentar Kinara yang masih menyandar di bahunya Jevan membuka foto yang orang tuanya kirimkan.
Jevan tidak tau lagi harus bereaksi seperti apa ketika membaca satu kalimat.
Adalah benar pasangan suami istri yang dengan ikhlas dan rela sepenuh hati dan tanpa paksaan dari pihak manapun menyerahkan bayi hasil dari pernikahan kami kepada pasangan suami istri :
Dan nama Laskar Mahendra juga Yunita Mahendra tertulis di sana.
Lalu Jevan membaca pesan yang Papanya kirimkan lagi.
Papa :
Kinara bukan anak kandung merekaMereka mengadopsi seorang bayi karena Yunita tidak bisa memiliki anak
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.