Jevan tidak pernah mengira bahwa dia akan jatuh cinta lagi dengan seorang wanita, dia tidak pernah berpikir untuk mencintai atau menjalin hubungan yang serius dengan seseorang, tapi bersama dengan Kinara dia menginginkan semuanya. Wanita itu berhasil merubah Jevan terlalu banyak, dia membuat Jevan ingin memahami soal cinta dan dia membuat Jevan untuk pertama kalinya begitu menginginkan sebuah hubungan yang serius.
Rasanya Jevan ingin mengikat dirinya bersama dengan Kinara agar wanita itu tidak akan lagi punya kesempatan untuk memikirkan pria lain, dia hanya ingin Kinara untuk dirinya sendiri. Namun, Jevan mengerti dan sadar bahwa sebelum melakukan itu semua hal pertama yang harus dia lakukan adalah menyembuhkan luka di hati Kinara yang sudah dia buat.
Satu per satu Jevan harus menyembuhkan luka itu, dia akan membuat Kinara merasa bahagia hingga tak akan lagi mengingat itu semua.
Saat ini Jevan dapat melihat Kinara yang sama sekali tidak mau melepaskan genggaman tangannya ketika mereka di bandara untuk kembali ke Jakarta, mereka pergi ketika pagi hari karena kemarin sudah terlalu larut. Raut wajah Kinara benar-benar di penuhi ketakutan, dia bahkan dapat merasakan betapa dinginnya tangan yang saat ini dia genggam.
Kinara benar-benar takut kembali bertemu dengan Laskar yang akan memaksanya untuk pergi.
"Lo enggak perlu takut Kinara." Kata Jevan menenangkan.
Kinara menghentikan sejenak langkah kakinya dan menatap Jevan yang kini tersenyum padanya.
"Lo liat kan ada Daffa sama Bryan dan beberapa orang suruhan bokap gue, jadi apa yang harus lo takutin?" Kata Jevan.
"Gue.."
"Tenang, selagi ada gue di samping lo enggak akan gue biarin terjadi sesuatu sama lo Kinara." Kata Jevan.
"Iya"
"Ayo pulang Teressa sama Laura udah nungguin di bandara." Kata Jevan.
"Tapi, kan kita belum berangkat ngapain mereka udah di bandara?" Kata Kinara.
"Karena mereka khawatir sama lo Kinara, lo udah satu minggu enggak ada kabar." Kata Jevan.
Kinara tersenyum tipis mendengarnya, dia juga selalu memikirkan mereka.
"Makasih banyak ya Jev." Kata Kinara.
"Untuk apa bilang makasih? Enggak perlu bilang makasih Kinara." Kata Jevan.
"Ini kita lama-lama ketinggalan pesawat." Sindir Bryan pada Jevan dan Kinara yang tidak jalan-jalan dan malah mengobrol sambil bertatapan.
Kinara langsung menoleh ke belakang dan tersenyum lebar.
"Maaf"
"Ngapain bilang maaf? Bryan juga cuman bercanda." Kata Jevan.
Hanya menanggapi dengan senyuman Kinara dan Jevan kembali melangkahkan kaki mereka.
Ya maklumi saja mereka kan baru bertemu.
°°°°
"Kinaraaaa"
Kinara berlari menghampiri Teressa dan Laura begitu melihat mereka di bandara dia langsung memeluk keduanya dengan erat sambil tersenyum senang. Rasanya lega sekali Kinara bisa kembali ke sini dia benar-benar takut dengan kedua orang tuanya yang ingin membawa dia pergi ke Singapura.
Lama sekali mereka berpelukan hingga Kinara menjauhkan dirinya dan menatap mereka dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.
"Lo sakit ya? Kok pucet gini sih Ra?" Tanya Teressa panik.
"Iya Kinara lo pucet banget keliatannya." Kata Laura.
Kinara tersenyum mendengar kedua temannya yang terlihat begitu cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.