68

10.9K 987 434
                                    

°°°°
Happy reading sayangkuuuu❣️

Jangan lupa vote dan comment💞

°°°°

"

Jevannn"

Kinara menahan tubuh Jevan yang berniat mendekat dengan kedua tangannya. Mereka sudah sampai di halaman depan rumah, tapi Jevan tak langsung turun ketika melihat Rani yang tertidur lelap.

Dia tersenyum miring karena merasa memiliki kesempatan.

Berbeda dengan Jevan yang menganggap ini adalah kesempatan Kinara malah cemas karena takut ada yang melihat dan juga takut Rani tiba-tiba terbangun.

Sebenarnya kaca mobil cukup aman karena dari luar terlihat gelap, tapi tidak dengan Rani yang bisa kapan saja terbangun.

"Sebentar aja Kinara." Pinta Jevan.

Pria itu menatap Kinara dengan penuh permohonan.

"Nanti Rani bangun." Cicit Kinara sambil melirik Rani yang tidur dalam dekapannya.

"Enggak akan."

"Jevan nanti aja..... Hmpp"

Jevan tidak tahan lagi. Dia langsung mendekatkan wajahnya dan mencium bibir yang sangat dia rindukan itu dengan tergesa-gesa.

Menggigit pelan bibir bawah kekasihnya lidah Jevan melesak masuk ke dalam dan menyesap bibir Kinara semakin dalam. Mata pria itu terpejam, dia menggenggam tangan Kinara dengan satu tangannya.

Jantung Kinara berdegup kencang. Rasanya puluhan kupu-kupu beterbangan di dalam perutnya ketika Jevan terus memperdalam ciuman mereka.

"Jev..."

Begitu berhasil mendorong tubuh itu menjauh Kinara menghirup oksigen sebanyak mungkin karena hampir kehabisan nafas.

Jevan benar-benar gila!

"Udahh!" Kata Kinara sambil melotot.

Jevan tersenyum senang. Dia mengusap bibir bawah Kinara dengan penuh kelembutan juga sekitaran bibir wanita itu yang basah.

"Hmmm"

Gumaman Rani terdengar. Anak itu bergerak pelan dalam pelukan Kinara membuat Jevan kembali berdecak kesal.

"Ayo turun"

Dengan terpaksa Jevan mengangguk. Tidak lupa dia kembali mencium singkat bibir wanita itu sebelum turun.

Menggelengkan kepalanya pelan Kinara membuka pintu mobil dan membiarkan Jevan mengangkat tubuh Rani. Anak itu menempel pada Jevan sekarang.

Tadi bukan waktu luang untuk Jevan, tapi untuk Rani karena gadis kecil itu yang terus menempel pada Kinara. Dia bahkan tidak mengizinkan Jevan dekat-dekat dengan calon istrinya sendiri, kurang ajar.

Yang jelas Jevan sangat sangat kesal pada bocah itu.

Dia benar-benar pengganggu. Rasanya Jevan ingin menjatuhkan anak itu dari gendongannya sekarang.

Enak sekali dia tidur setelah kelelahan. Sedangkan Jevan masih sibuk mengomel karena waktunya diganggu.

Seharusnya anak itu memang tidak perlu ikut.

"Aku ke kamar dulu ya Jevan." Kata Kinara sambil tersenyum.

Jevan mengangguk singkat. Dia meminta Kinara mendekat sebentar lalu mencium pipinya.

JEVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang