Setelah lebih dari tiga bulan menjalin hubungan dengan Jevan kini kehidupan Kinara terasa lebih menyenangkan. Dia sering menghabiskan waktu bersama dengan Jevan bahkan pergi kemanapun itu Kinara akan selalu minta di temani oleh Jevan.
Sebaliknya juga sama ketika pergi bersama teman-temannya Jevan akan mengajak Kinara ikut serta lalu di sana dia akan asik menempel pada wanitanya.
Niat awal Jevan mendadak terlupakan. Sekarang dia sudah merasa nyaman dengan hubungannya bersama Kinara.
Yah meskipun Jevan tidak bohong kalau dia masih sering berciuman atau sedikit lebih dari itu bersama wanita lain tanpa sepengetahuan Kinara.
Masalah dengan Daffa pria itu kini sudah terlihat biasa saja. Mungkin hanya bereaksi ketika Jevan dekat dengan wanita lain di depannya dia akan langsung mengatainya brengsek dan segala macam umpatan lainnya, tapi ketika bertemu sudah tak ada lagi perdebatan.
Selama tiga bulan menjalin hubungan Jevan merasa nyaman bersama Kinara padahal wanita itu cukup rewel dan banyak menuntut. Namun, Jevan sama sekali tidak risih padahal biasanya dia paling malas berhadapan dengan wanita seperti itu.
Misalnya saja kalau Jevan menghilang tanpa kabar Kinara akan langsung menghujaninya dengan ratusan chat juga puluhan misscall lalu ketika bertemu dia akan mengomel tanpa henti. Hal itu tidak membuat Jevan risih malah ketika Kinara marah dia akan langsung memeluk juga menciumnya agar wanita itu berhenti marah padanya.
"Gue kesellll!"
Kinara langsung mengatakan itu begitu Jevan masuk ke dalam apartemennya. Dia memeluk kekasihnya itu dengan erat lalu mendongak untuk menatap wajahnya.
"Kesel kenapa lagi? Lo setiap hari kesel mulu." Kata Jevan.
"Gue telatt nyerahin tugas dan udah enggak diterima lagi." Keluh Kinara.
"Mampus." Kata Jevan sambil mendorong pelan dahi kekasihnya dengan telunjuk.
"Ihh Jevan."
"Kenapa? Lagian kenapa bisa telat? Makanya jangan mikirin gue terus." Ledek Jevan.
Kinara masih terlihat cemberut, dia melingkarkan tangannya pada leher Jevan ketika pria itu mengangkat tubuhnya dan membawa dia ke sofa.
"Salah liat jam gue kira tuh jam dua belas siang ternyata jam dua belas malem, jadi udah enggak keterima." Keluh Kinara.
"Lo ngumpul jam berapa memang?" Tanya Jevan.
"Sebelas lima puluh." Jawab Kinara.
Jevan lantas tertawa lepas membuat kekasihnya itu semakin kesal dan memukul dada pria itu dengan tangannya.
"Bego."
Tawa Jevan masih terdengar pria itu benar-benar terlihat senang di atas penderitaannya.
"Lo kenapa bego banget sih?" Tanya Jevan antara gemas dan kasihan
"Ihh pergi aja lo sana! Nyebelin banget sihh." Keluh Kinara.
Baru akan turun dari pangkuannya Jevan langsung menahan pinggang Kinara dan menariknya dengan cukup kuat hingga tubuh Kinara menubruk dada bidangnya.
"Makanya yang teliti lain kali." Kata Jevan sambil mengusap rambut wanita itu dengan tangannya.
Kinara mendongak dengan bibirnya yang mengerucut sebal.
"Minta dicium ya lo?" Tanya Jevan.
Mendengar itu Kinara semakin cemberut dan mencubit lengan kekasihnya karena kesal.
"Iya iya gitu doang ngambek." Kata Jevan.
"Gue tuh kesel terus sedih harusnya dihibur." Keluh Kinara sambil menatap wajah Jevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.