"Saya nggak mau tidur sama Bapak."
"Saya bukan Bapak kamu."
"Tapi Bapak udah tua, om-om. Saya nggak mau tidur sama om-om."
"Yasudah silahkan tidur di bawah, saya tidak memaksa."
Kehidupan tenang Adam harus terusik karena kedatangan gadis yang sama s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anna menggelembungkan pipi dengan kasar. Sekarang dirinya berada di salah satu pusat perbelanjaan Bandung. Beberapa kali handphonenya berdenting karena pesan masuk. Namun sama sekali tidak gadis itu pedulikan. Ia memilih menulikan telinga dari pesan-pesan itu.
Jam tangan yang melingkar di pergelangan kiri Anna menunjuk pukul delapan lewat dua puluh menit. Artinya sudah lebih dari empat jam dirinya meninggalkan kampus. Tapi bukannya pulang, gadis itu malah bermain di time zone.
Niatnya ingin mengibur diri sebelum bertemu dengan orang yang paling menjengkelkan malah keterusan sampai lupa waktu. Anna juga tidak memberi tahu siapapun tentang keberadaannya dimana.
Sekali lagi handphonenya berdenting dan orang yang mengirim pesan masih sama. Read, Anna tak ada niatan sedikitpun untuk membalas.
Panggilan masuk bertepatan dengan Anna yang ingin memasukkan handphone ke dalam tas. Mungkin butuh waktu sampai sepuluh detik untuk Anna menggeser panel berwarna hijau.
"Dimana?" Tanya orang di sebrang telepon. Seperti biasa nadanya selalu datar.
"Diluar."
"Alamatnya?"
"Saya bisa pulang sendiri."
"Saya nggak nanya. Alamatnya dimana?"
Anna berdecak sebal. "Saya nggak minta jemput."
"Memang kamu sudah hafal jalan pulang?"
Anna kembali berdecak. "Mall Bandung City, nggak jemput lima belas menit saya pulang sendiri." Ketusnya sebelum mematikan sambungan secara sepihak.
Anna pergi ke toilet untuk mengosongkan kemih yang sudah terasa penuh. Selesai dengan hajatnya, Anna membasuh wajah yang terlihat kusam. Gadis itu berdecak saat menemukan butiran kecil di dahinya. Padahal setiap pagi dan malam ia sudah rutin melakukan perawatan wajah.
Dengan wajah yang lebih segar Anna memutuskan untuk membeli es krim terlebih dahulu. Pasti juga lelaki itu belum sampai.
Setelah mengantre lebih dari sepuluh menit Anna turun ke lantai dasar lalu pergi ke basement.
Berhubung Anna memang belum mengenal Bandung seperti dirinya mengenal Jogja, Anna tidak akan nekat. Anna kembali melirik jam tangannya. Lelaki itu telat lima menit.
Anna memakan es krim sambil sesekali melihat sekitar.
Handphone Anna kembali berbunyi. Rupanya masih singa menyebalkan itu.
"Telat lima menit." Ucap Anna menirukan nada suara lelaki itu.
"Saya di ujung." Ucapnya datar lalu sambungan telepon terputus. Ya tentunya lelaki itu yang memutuskannya.
Anna berjalan tergesa ke parkiran paling ujung. Dan benar saja disana ada mobil hitam yang sangat Anna kenali nomor polisinya. Dari luar memnag tidak tampak apapun karena kacanya gelap.