🥀74. Gegabah🥀

2.7K 135 14
                                    

Adam yang sudah tidak bisa mengendalikan diri langsung berjalan tergesa menghampiri Bimo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adam yang sudah tidak bisa mengendalikan diri langsung berjalan tergesa menghampiri Bimo. Mencengkram kerah baju yang pemuda itu kenakan.

Bugh

Satu pukulan Adam layangkan tepat di wajahnya. Membuat Bimo terkejut sekaligus nyeri di saat bersamaan. Pipi cowo itu langsung terlihat merah hanya karena satu pukulan yang Adam tinjukan.

Adam memojokkan tubuh Bimo di dinding. Membuat mata elang mereka saling bertemu. Kilatan amarah jelas menguar dari kedua lelaki itu.

"Saya memutuskan Sheilla baik-baik, saya bahkan menjaganya! Apa itu kurang hingga kamu berbuat seperti itu pada istri saya?!" Bentak Adam tepat di depan wajah Bimo. Wajah lelaki itu merah padam, emosinya berada di ambang batas. Ingin menghajar pemuda kurang ajar itu kalau saja dia tidak tahu batasan.

"Kurang. Gara-gara anda kakak saya masuk rumah sakit. Dan gara-gara anda juga kakak saya nggak bisa jalan!" Balas Bimo tak mau kalah.

"Saya hampir kehilangan anak dan istri saya karena kamu! Sedangkan Sheilla kecelakaan bukan karena saya."

"Alasan kakak saya pergi itu anda!"

"Saya tidak pernah menyuruh kakakmu menemui saya. Dia sendiri yang mau. Bahkan kakakmu sendiri maksa saya. Bukan saya!"

Bimo tertawa sumbang lantas,

Bugh

Satu pukulan yang sama ia layangkan pada Adam. "Bajingan. Sekarang anda lepas tangan?!" Makinya membuat lelaki itu semakin murka.

Adam tak peduli kalau yang sedang ia hajar adalah Bimo, adik mantan pacarnya. Kalau saja yang Bimo usik dirinya, Adam tidak masalah. Wajar saja kalau dia kesal. Tapi kalau yang Bimo usik istrinya, maka dia salah alamat. Adam tidak akan membiarkannya begitu saja.

Bugh

Mereka berdua saling adu jotos dengan wajah yang masing-masing sudah babak belur.

"Stop!" Bentak gadis yang sedari tadi diam. Entah dapat keberanian dari mana hingga ia mendekat. Sungguh melihat Bimo dan Adam yang sama-sama menggila membuat Farah ketakutan.

"Bimo sudah!" Teriak Farah lagi. Namun dua orang itu tak ada yang mau mendengarnya. Mereka saling menulikan telinga.

Untungnya di sekitar parkiran sepi. Jarang ada orang yang lewat. Bisa jadi tontonan gratis tanpa ke bioskop mereka.

"Brengsek! Lepas!" Seru Bimo saat lagi-lagi Adam mencengkram kerah bajunya.

Wajah mereka tak jauh beda, lebam sana-sini dengan darah segar yang keluar dari sudut bibir. Juga penampilan yang acak-acakan.

"Pak sudah. Saya yang salah, saya minta maaf. Saya yang sudah mendorong istri anda. Saya minta maaf, tapi tolong lepasin Bimo." Lirikan tajam Adam berganti pada gadis yang menangis sesenggukan di sebelahnya.

Pak Dosen [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang