🥀72. Penjelasan Dokter🥀

2.8K 144 9
                                    

Bugh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bugh

"Anjing lo emang!" Teriak Alisya sambil menghampiri Anna yang terduduk di lantai. Akibat dorongan yang cukup bertenaga dari perempuan yang baru menginjak kakinya. Sungguh, Alisya ingin mencekik leher sialan itu sekarang.

"Ann,"

"Sakit.... Cha," rintih Annandhita.

Perut Anna terasa sangat sakit. Entah karena dorongan itu atau kenapa. Tapi sungguh itu rasanya sangat sakit.

"Apanya?"

"Perut gue, sakit banget...."

"Berdiri bisa nggak?"

Anna menggeleng sembari meremas kemejanya. Semesta tolong, Anna tidak kuat! "Sakit,"

"Buta lo semua?! Tolongin!" Ucap Alisya dengan murka. Apa mereka semua tidak lihat keadaan Anna sekarang?! Butakah mata mereka semua? Atau masih ingin menonton lanjutan drama ini?

Alisya tidak habis pikir dengan orang-orang yang katanya terpelajar itu. Mereka mempunyai otak namun tidak digunakan pada tempatnya. Melihat aksi bullying saja masih diam, heran. Apa perlu Alisya memukulinya satu-satu agar mereka mau bergerak?

"Sakit banget...."

Bulir-bulir keringat sebesar biji jagung terus bercucuran membasahi pelipisnya. Nyeri, sangat sakit.

Satu yang ada dipikiran perempuan itu sekarang, bayi. Sungguh, ia tidak ingin terjadi apa-apa dengan bayinya. Anna sudah berjanji tidak akan terjadi apapun terhadap makhluk kecil yang kini bersemayam di dalam rahimnya. Tapi kenapa perutnya terasa sangat sakit?

Semesta tolong!

"Kenapa? Ann kenapa?!"

Semua orang terdiam termasuk Alisya dan beberapa anak lelaki yang mengerubungi Anna. Sontak saja mereka menjauh mendengar teriakan yang cukup kencang. Lelaki berperawakan tinggi itu langsung menggendong tubuh istrinya. Pergi dari kerumunan namun mengundang tanda tanya yang semakin besar.

Dengan tergesa Adam pergi ke parkiran. Tak peduli dengan tatapan aneh orang-orang yang terus menatapnya. Keadaan Anna yang paling penting sekarang.

"Sakit Mas,"

"Iya, sebentar lagi ya,"

Adam mencoba mengendalikan diri sekarang. Amarah yang tadi sempat memuncak langsung down seketika melihat istrinya yang terus merintih kesakitan dengan wajah pucat.

"Biar saya saja Pak yang nyetir, insyaallah aman." Ucap Alisya yang ternyata membuntuti Adam. Gadis itu berbicara penuh keyakinan saat Adam hendak menyalakan mesin mobilnya. Sedetik kemudian lelaki itu mengangguk, berpindah ke kursi penumpang dengan Annandhita.

Adam mengusap wajah berair Anna dengan tangan kasarnya. Mulut lelaki itu terus komat-kamit merapalkan do'a.

Istri dan anaknya harus baik-baik saja.

Pak Dosen [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang