"Kenapa? Kok Mas perhatiin dari tadi ndak semangat gitu?"
"Nggak apa-apa, udah lanjutin lagi aja ngetiknya,"
"Iya, nanti Mas lanjutin. Bilang dulu sekarang, kenapa hm, kok diem aja dari tadi?"
"Nggak apa-apa."
"Mau es krim?"
"Enggak,"
"Mau pergi? Mumpung Mas free hari ini,"
"Enggak,"
"Terus kenapa? Masa ndak apa-apa tapi Mas didiemin?" Adam memindahkan laptop yang sedang ia pangku ke atas meja. Mengambil keripik kentang lalu memasukkannya ke dalam mulut.
Anna menggeleng, malas menjawab pertanyaan bawel dosen itu.
"Beneran ndak mau es krim?" Adam menaik turunkan alisnya sambil mengelus rambut panjang istrinya yang kali ini dibiarkan tergerai sampai punggung. Dari tadi Adam perhatikan Anna banyak diamnya, tumben sekali. Biasanya kalau adam sudah bertingkah seperti ini, pasti Anna akan bersungut-sungut karena kesal.
"Nggak pengen, udah kamu kerjain lagi aja tugasnya, nanti kalau udah tak tambah lagi,"
Adam terkekeh, padahal disini ialah yang dosennya. Tapi mengapa Anna yang bersikap demikian? Sudahlah. Adam sedang tidak ingin membuat ulah sekarang. Lelaki itu menaikkan kaca matanya lalu kembali berkutat pada laptop.
Sudah dua jam lebih Adam diposisi itu, sesekali merentangkan tangannya yang terasa kaku. Dirinya seperti kembali bernostalgia menjadi mahasiswa. Dimana setiap harinya dikejar deadline tugas yang tidak kelar-kelar. Belum lagi kegiatan organisasi yang ia ikuti di kampus.
Tidak seperti istrinya yang memilih menjadi mahasiswa kupu-kupu.
Sedangkan Anna memposisikan dirinya dengan sangat nyaman, berbaring sambil menonton kartun si kembar dari negeri Jiran. Tak memperdulikan Adam sama sekali. Namun disisi lain otaknya terus saja berkelana mencari jawaban atas pertanyaan yang bercabang.
Siapa perempuan itu? Kenapa Adam masih menyimpan fotonya? Mereka pasti punya hubungan spesial, tidak mungkin tidak. Mungkinkah perempuan itu pacar Adam?
Ah, memikirkan semua itu membuat Anna pusing.
"Mas,"
"Dalem,"
Anna menghembuskan napas kasar.
"Aku boleh nanya nggak?"
Adam menaikkan sebelah alis tebalnya, "Iya, mau tanya apa? Gemesin banget si kamu, orang tinggal nanya doang malah izin," gemas Adam mencubit kedua pipi istrinya. Membuatnya mencebik bibir.
"Ck, tapi jujur ya,"
"Iya, mau nanya apa toh memangnya?"
Anna tidak bisa menyimpan asumsi itu sendirian. Lebih baik bertanya langsung saja daripada kepikiran. Namun belum sempat perempuan itu membuka mulut, terdengar sebuah getaran dari benda pipih yang Adam letakkan di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dosen [ SELESAI ]
Random"Saya nggak mau tidur sama Bapak." "Saya bukan Bapak kamu." "Tapi Bapak udah tua, om-om. Saya nggak mau tidur sama om-om." "Yasudah silahkan tidur di bawah, saya tidak memaksa." Kehidupan tenang Adam harus terusik karena kedatangan gadis yang sama s...