🥀71. Terulang 🥀

3.2K 136 6
                                    

Berkali-kali Adam mengusap wajahnya dengan gusar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berkali-kali Adam mengusap wajahnya dengan gusar. Lelaki dengan kemeja abu itu terus menatap jalanan yang tampak padat dengan mata tajam.

Anna yang menyadari kegusaran suaminya, memegang lengan kiri lelaki itu dengan lembut. Sesaat tatapan mereka bertemu, Anna dengan mata sayunya dan Adam dengan retina tajamnya.

"Aku nggak bakal kenapa-napa Mas," usapan kecil Anna berikan pada lengan kekarnya.

Adam kembali menghela napas panjang. Sungguh hatinya sangat tidak nyaman. Mungkin berlebihan, tapi Adam sungguh tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Terlebih sekarang ia sudah tahu kalau istrinya tengah hamil muda. Kandungannya masih sangat rawan.

Perlahan Anna membawa tangan kiri Adam untuk menyentuh perutnya. Membiarkan lelaki itu mengusapnya. Hati perempuan itu terasa sangat hangat.

"Janji ya nak, kamu bakal baik-baik saja,"

"Papa tenang aja, bayi bakal jagain Mama kok," jawab Anna dengan bibir melengkung indah. Matanya sampai menyipit menirukan suara anak kecil yang menurutnya sangat aneh. Tidak ada mirip-miripnya dengan balita.

Tidak ada obrolan lain selama perjalanan. Anna berusaha mengerti ketakutan Adam. Walau dia sendiri yang menjalani tidak setakut lelaki itu. Suaminya sungguh berbeda sejak pagi tadi. Wajah yang biasanya berseri-seri ketika pagi, malah ditekuk seperti orang tak bersemangat.

Tak lama setelah mobil Adam keluar dari kemacetan, lelaki itu menancap gas menuju gerbang kampus. Membelokkannya ke parkiran dosen. Cukup lama Adam berdiam sambil memejamkan mata. Menyenderkan punggungnya di kursi kemudi.

"Aku keluar ya—,"

Sebelum Anna menyelesaikan ucapannya, Adam lebih dulu mencekal pergelangannya. Membuat mulut perempuan itu terdiam tiba-tiba.

"Disini saja."

"It's okay, santai Mas,"

"Nggak bisa Ann."

"Jauhin semua pikiran buruk kamu, aku nggak bakal kenapa-napa. Aku janji,"

Entah sudah berapa kali Adam menghembuskan napas dengan gusar. Lelaki itu mengacak rambutnya menjadi berantakan. Kekhwatiran yang ia rasakan memang tidak berdasar. Tapi Adam sungguh takut terjadi sesuatu dengan istri dan anaknya.

Hubungan mereka baru menghangat setelah Anna tahu Adam masih berhubungan dengan mantan pacarnya.

"Nggak usah pikirin nilai ya, ke ruangan saya saja. Nggak usah ikut ujian. Kalo nggak lulus bisa ulang semeter depan,"

Mata Annandhita sontak melotot, tak terima dengan usulan lelaki itu. Seenaknya saja menyuruh Anna mengulang semester depan. Tidak, Anna tidak setuju. Sama sekali.

"Enggak."

"Dengerin saya, please, jangan ya,"

"Lima belas menit lagi dimulai, aku mau ke kelas."

Pak Dosen [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang