🥀47. Sakit Semesta!🥀

4.1K 207 13
                                    

Adam meregangkan otot tangannya yang terasa kaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adam meregangkan otot tangannya yang terasa kaku. Juga lehernya yang terasa sangat sakit akibat tidur di sofa. Sungguh untuk sekedar menengokpun rasanya sangat sakit.

Adam mengerjapkan matanya sebentar lalu mengusap wajah dengan kasar. Lelaki itu menyibak selimutnya lalu duduk sambil memegangi leher. "Sakit banget si," gerutunya.

Huh, gara-gara masalah semalam Adam berakhir tidur di sofa. Bayangkan saja, bagaimana mungkin Adam bisa tidur dengan tenang jika saja istrinya hampir terjatuh. Ya, Anna sengaja tidur sangat jauh darinya. Geser sedikit saja Adam jamin tubuh istrinya pasti mencium lantai.

Mata lelaki itu menyapu seluruh ruangan, masih sepi. Belum ada tanda-tanda Anna akan bangun. Jam dua saja Anna masih gusrak-gusruk tidak bisa tidur. Adam kembali meregangkan otot-otot tangannya lalu bangkit. Menghampiri Annandhita yang tengah meringkuk dibawah selimut tebal. Matanya sangat bengkak dengan rambut berantakan.

Adam berjongkok untuk menyetarakan tingginya, menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah sembab istrinya. Sungguh ia tak ada niatan sedikitpun untuk membuat Anna seperti ini. Hatinya pasti terluka. Adam memang keterlaluan.

"Maaf ya, saya selalu nyakitin kamu, maaf," lirihnya sambil membelai lembut pipi Anna. Perempuannya tampak tak terusik dengan gerakan lelaki itu.

Membuang napas kasar, Adam lantas mengecup kening perempuannya dengan singkat. Tak mau membuatnya terbangun sekarang. Masih ada setengah jam sebelum subuh.

Tubuh Adam menghilang di balik pintu kamar mandi. Mencuci wajahnya lalu menggosok gigi. Kebiasaannya selepas bangun. Adam lantas keluar, mengganti pakaiannya dengan koko dan sarung. Lelaki itu menggelar sajadah menghadap kiblat. Melaksanakan sholat Sunnah yang jarang sekali ia lakukan.

Adam memohon untuk keutuhan rumah tangga yang baru ia bina. Ia gagal menjadi imam yang baik untuk istrinya. Ia juga gagal menjaga dan membahagiakan Annandhita seperti yang Pak Agus harapkan. Tapi Adam harap ia tidak gagal untuk menjadi nahkoda dalam kapal pernikahannya hingga maut menjemput.

Entah sudah berapa banyak luka yang Adam torehkan pada Anna. Semalam Adam melihat bagaimana perempuannya begitu hancur akibat kebohongan yang ia sembunyikan.

Adam berucap istighfar tiga kali lantas meraup wajahnya dengan gusar. Lelaki itu menengok ke belakang, Anna masih tidur padahal lima menit lagi adzan subuh dikumandangkan.

Sedikit ragu sebenarnya untuk membangunkan Anna, tapi Adam tak mau sampai istrinya melewatkan sholat subuh. "Ann, bangun," lirihnya sambil menunduk, menepuk pipi perempuan itu dengan lembut.

"Anna bangun, sebentar lagi subuh, bangun,"

Tak lama ada pergerakan kecil dari mata Anna. Namun setelahnya perempuan itu kembali memejamkan mata dengan nikmat, mengeratkan selimut yang menutup sampai leher.

"Anna bangun, subuh, bangun Ann,"

"Eungghhh..."

"Anna,"

Pak Dosen [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang