🥀54. Percakapan Absurd 🥀

3.4K 165 11
                                    

Selesai mengajar, Adam berencana untuk kembali menjenguk Sheilla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai mengajar, Adam berencana untuk kembali menjenguk Sheilla. Ia mendapat kabar dari Bimo kalau keadaan Sheilla sudah lebih baik. Namun masih belum diperbolehkan pulang dalam waktu dekat. Ia juga harus rutin melakukan terapi pada kakinya.

Adam menyempatkan diri untuk mampir ke toko bunga. Membelikan Sheilla bunga yang persis seperti yang pernah ia beli saat peresmian butiknya. Pun di tempat yang sama.

Adam tahu kalau Sheilla terus menanyakannya beberapa hari ini. Namun keadaan Adam tidak memungkinkan untuk lelaki itu menjenguknya. Ini saja kalau tidak terpaksa Adam tidak mau. Lebih baik di rumah bersama istrinya. Bermanja-manja atau bahkan menjahilinya sampai membuat Anna kesal.

Adam berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan buket bunga. Lengkap dengan masker yang menutupi wajah. Tadi saat masuk ke toko bunga ia kembali merasakan mual. Huh, tubuh Adam bermasalah akhir-akhir ini.

"Assalamualaikum," Adam masuk dan langsung mencium tangan Pak Seto yang sedang mengupas jeruk. Pandangan lelaki itu jatuh pada Sheilla.

Beberapa hari tidak bertemu dengan Sheilla memang ada perubahan yang signifikan dari gadis itu. Wajahnya sudah tidak sekuyu biasanya. Sheilla duduk sambil merentangkan tangannya, meminta pelukan dari Adam.

Namun bukan pelukan yang Adam beri, tapi sebuah buket yang tadi ia bawa. Membuat atensi gadis itu teralihkan. Tangan Adam bergerak untuk mengelus puncak kepalanya. Gadis itu tersenyum sangat cerah.

Pak Seto berdehem membuat Adam cepat-cepat menurunkan tangan. Lelaki itu tersenyum kikuk.

"Bapak keluar aja ya, daripada disini sama kalian jadi nyamuk doang. Sheil kamu sama Adam ya," ucap Pak Seto sambil bangkit. Entah kemana perginya lelaki paruh baya itu.

"Kok baru dateng si? Aku nungguin kamu terus lhoh, kenapa pake masker gitu, kamu sakit?" Berondong Sheilla tatkala Adam mendudukkan diri di samping ranjangnya.

"Hm, aku kurang fit beberapa hari ini jadi baru bisa kesini sekarang, maaf ya. Bau bunga aja rasanya mau muntah,"

"Tapi kamu bawa bunga,"

"Iya, makanya aku pake masker. Nggak tahu nih kenapa, bawaannya lemes sama pengen muntah kalo pagi. Kemaren aja aku sempet libur dari kampus tiga hari," cerita Adam.

"Kaya perempuan hamil aja kamu."

"Ngawur."

"Udah periksa?" Adam menggeleng. "Ck, kebiasaan deh, periksa dulu sana mumpung di rumah sakit. Nanti tambah parah lagi kalo dibiarin. Aku nggak mau kalau pacar kesayangan aku sampai sakit juga,"

"Aku nggak apa-apa, paling cuma masuk angin aja,"

"Periksa Adam! Kamu tuh ya kalo dibilangin susah banget, cuma periksa aja harus disuruh dulu, sana."

"Nggak Sheil, aku nggak apa-apa, udah ah jangan bahas itu mulu. Gimana keadaan kamu?"

"Ya, kaya yang kamu lihat. Bosen banget tahu Dam dikurung terus disini, pengen keluar. Aku udah nggak betah di rumah sakit, tapi dokternya belum ngebolehin keluar, males. Apa-apa harus dibantu, nggak boleh ini, nggak boleh itu. Harus makan ini, harus makan itu, nyebelin."

Pak Dosen [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang