"Es krim, mau?"
Anna menggeleng.
"Coklat?"
Anna kembali menggeleng.
"Burger?"
Untuk kesekian kalinya Anna menggeleng.
"Makan?"
"Udah kenyang."
Adam mengusap wajah, berusaha sabar menghadapi sifat Anna. Setelah Adam menghampiri Anna tadi, gadis itu langsung mengajak pulang. Tawaran Adam untuk membeli es krim pun ia ditolak.
"Maunya apa?"
"Tingkat kepekaan Bapak itu berapa persen si?"
"Maksudmu?" Kening Adam mengkerut.
"Saya itu khawatir, Pak Adam ngerti nggak si?! Bapak pikir saya nggak takut di rumah sendirian? Ditelepon nggak diangkat, di chat nggak dibales. Ditanya jawabnya nggak jelas terus. Sebenernya Bapak dari mana si semalem?!" Ucap Anna berapi-api.
Gadis yang tengah senderan di kepala ranjang sambil membaca novel itu langsung membenarkan tubuhnya. Menunggu penjelasan Adam. Anna benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Adam yang suka semaunya. Dia pikir Anna tidak takut di rumah sendirian?
Adam menarik novel di tangan Anna lalu meletakkannya di nakas. Perlahan tangan kekar Adam membawa tangan Anna dalam genggamannya. Mata sayu Anna menubruk tepat di retina tajam Adam.
"Pak Adam dari mana?" Lirih Anna. Suaranya bergetar menahan gejolak yang ia tahan sedari tadi.
"Kamu takut saya kenapa-napa?" Anna mengangguk.
Adam mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Anna. Tangan kanan lelaki itu bergerak naik mengusap rambut panjang istrinya. Sungguh Anna sangat takut semalam, ia bahkan tak bisa tidur karena memikirkan Adam. Dan dengan tidak pekanya dia kembali bertanya 'Kenapa?'.
Anna langsung menarik tangannya untuk keluar. Berbicara dengan manusia kaku seperti Adam hanya akan membuat darah naik. Salah satu pemicu penyakit jantung adalah tekanan darah tinggi. Anna tidak mau menghabiskan masa mudanya untuk berobat karena Adam.
Toh juga dia sudah pulang. Tanpa ada luka satupun. Seharusnya Anna cukup tahu untuk tidak bertanya. Karena pastinya itu hanya akan membuat dirinya kesal.
Anna berjalan ke dapur. Gadis itu membuka isi lemari paling atas, mengambil mie lalu menyalakan kompor. Daripada menunggu jawaban tidak jelas Adam, lebih Anna makan.
Sementara Adam juga tidak mungkin mengatakan alasan sebenarnya ia pergi. Anna akan sangat kecewa kalau tahu Adam sudah mempunyai tunangan. Dan beberapa hari lagi tunangannya akan kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikannya di Singapore.
Tiba-tiba handphone yang Adam letakkan di atas nakas bergetar. Terpampang jelas nama Sheilla di layar.
"Halo Sheil," sapa Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dosen [ SELESAI ]
Разное"Saya nggak mau tidur sama Bapak." "Saya bukan Bapak kamu." "Tapi Bapak udah tua, om-om. Saya nggak mau tidur sama om-om." "Yasudah silahkan tidur di bawah, saya tidak memaksa." Kehidupan tenang Adam harus terusik karena kedatangan gadis yang sama s...