🥀42. Kembali Terlambat🥀

3.4K 156 8
                                    

Berkali-kali Anna melirik handphonenya, berharap ada pesan masuk dari Adam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berkali-kali Anna melirik handphonenya, berharap ada pesan masuk dari Adam. Kebiasaan lelaki itu tidak pernah berubah, selalu seenaknya sendiri. Tidak tahu apa kalau Anna sudah sangat cemas menunggunya pulang.

Kota Bandung menunjukkan kegelisahannya malam ini. Gemuruh petir terus bersahut-sahutan beberapa detik sekali. Di luar hujan turun sangat deras. I

Anna meremas handphonenya kuat. Mengusir rasa takut yang sedari tadi hinggap dalam dirinya.

Adam memang keterlaluan. Tidak memberi kabar kalau dirinya pulang terlambat. Pun ditelepon tidak pernah diangkat. Di chat juga tidak dibalas. Jangankan dibalas, dilihat saja tidak. Keterlaluan memang lelaki itu.

Anna menggeram frustasi. Perempuan itu bangkit lalu turun ke lantai bawah. Menuju ke depan lalu menyibak gorden yang ada di samping pintu.

Jam dinding sudah menunjuk pukul delapan lewat. Anna semakin khawatir. Sekali lagi perempuan itu menghubungi nomor telepon Adam. Namun yang keluar hanya suara mbak-mbak operator yang menjengkelkan. Sesibuk apa si dia sampai tak sempat mengabari istrinya. Apa susahnya meluangkan waktu beberapa detik hanya sekedar mengirim pesan. Menyebalkan memang si killer itu.

Anna mencoba fokus, mendudukkan diri di meja belajar dengan laptop menyala. Kesibukannya bukan hanya mengurus Adam, Anna harus belajar dan mengerjakan tugas. 

Namun tetap saja pikirannya terpecah, setengah jam Anna mencoba memasukkan materi yang sudah ia rangkum ke dalam otak. Tapi hasilnya nihil, tak ada yang nyantol satupun.

Anna menghembuskan napas gusar, mengambil handphone lalu membuka room chatnya dengan Adam.

Pak Adam🐯

Dimana Mas?

20.57

Kenapa belum pulang?

20.57

Mau pulang jam berapa?

20.57

Aku takut di rumah sendirian, hujannya deres banget

20.57

Cepetan pulang!!!

20.58

Semua pesan yang Anna kirimkan masih centang dua abu, belum ada satupun yang Adam buka. Perempuan itu berjalan ke pintu balkon, membukanya lalu menengok ke bawah. Jalanan komplek sudah sangat sepi. Mungkin orang-orang lebih memilih tinggal di rumah dan berselimut tebal ketimbang keluyuran.

Tidak seperti si killer Adam.

Anna bergidik kala hembusan angin malam menyapu kulitnya. Daster yang ia kenakan sedikit basah terkena angin yang bercampur hujan. Cepat-cepat perempuan itu masuk lalu menutup pintu. Di luar sangat dingin.

Pak Dosen [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang