Pandangan Anna kabur. Tangan gadis itu bertumpu pada wastafel kamar mandi. Wajah pucatnya terpantul jelas dari kaca.
Menyalakan air, mengusap wajah beberapa kali lalu mematikannya lagi. Anna memejamkan mata sejenak, menahan denyutan di kepala yang rasanya semakin menjadi.
Terhitung sudah tiga hari Anna meliburkan diri dari aktivitas perkuliahan. Dan ini hari adalah hari pertamanya kembali masuk. Tentunya setelah perdebatan yang sangat panjang dengan Adam tadi pagi.
Adam tidak mengizinkan Annandhita untuk pergi ke kampus. Tapi gadis itu ngotot dan bilang sudah tidak apa-apa. Tapi nyatanya baru jam sepuluh pagi tubuhnya sudah limbung tak bertenaga. Untungnya ia sudah tidak muntah-muntah seperti dua hari lalu.
Anna keluar. Ada Alisya yang menunggunya dengan cemas.
"Pulang aja deh Ann, nggak usah dipaksa kalo nggak kuat."
"Nggak apa-apa Cha. Di rumah males, sendirian."
"Tapi muka lo tuh, udah pucat banget kaya mayat "
"It's okay, I'm fine."
"Beneran Ann, muka lo pucat banget."
Anna mengangguk perlahan. Masih ada dua mata kuliah lagi hari ini. Ia harus kuat. Anna bukan perempuan lemah yang mudah menyerah.
Alisya dan Anna pergi ke kantin. Mereka kembali bergabung dengan Alan, Bara dan Kania. Sudah ada mangkok pesanan masing-masing di meja. Alisya dengan bakso dan es jeruk. Sedangkan Anna hanya memesan teh manis hangat.
"Pulang aja Ann," tutur Kania. Kasian juga melihat wajah Anna yang terlihat sangat pucat. Namun gadis itu kembali menggeleng.
"Gue anterin deh," tawar Alan.
"Nggak usah Lan. Gue nggak apa-apa, beneran."
Anna meneguk teh manis. Membuat kerongkongan dan perutnya terasa hangat. Tiba-tiba handphone Anna berdenting, satu pesan WhatsApp masuk.
Pak Adam🐯
Masih pusing nggak?
10.12
Masih sedikit
10.12
Mau pulang?
10.12
Kelas saya masih tiga jam lagi
10.12
Jangan dipaksain kalau nggak kuat
10.13
Nanti tambah parah
10.13
Nggak usah, saya masih kuat
10.13
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dosen [ SELESAI ]
Aléatoire"Saya nggak mau tidur sama Bapak." "Saya bukan Bapak kamu." "Tapi Bapak udah tua, om-om. Saya nggak mau tidur sama om-om." "Yasudah silahkan tidur di bawah, saya tidak memaksa." Kehidupan tenang Adam harus terusik karena kedatangan gadis yang sama s...