"Jangan pernah ikut campur urusan Mbak Bim."
"Mbak nggak suka."
"Bimo juga nggak suka kalo Mbak kaya gini. Bimo ngelakuin itu juga demi Mbak."
"Tapi Mbak nggak suka."
"Aku nggak peduli."
Sheilla menghembuskan napas dengan kasar. Matanya sudah berair dengan wajah memerah. Memejamkan matanya sejenak, Sheilla mengirup napas dalam-dalam.
Sungguh, kenyataan yang baru ia tahu sangat mengejutkan. Sheilla tak mengira kalau adiknya bakal senekat itu.
"Apa aja yang udah kamu lakuin sama istrinya Adam?"
"Nggak ada."
"Jujur." Desak gadis itu penuh penekanan.
"Nggak ada Mbak."
"Jujur Bim." Tangan Sheilla terkepal kuat. Di pergelangan kirinya masih menancap selang infus. Gadis itu berusaha nenahan diri untuk tidak menangis.
Bimo membuang wajah. "Bukan urusan Mbak."
"Kamu libatin Farah juga?"
"Enggak."
"Cerita semuanya sama Mbak!"
"Mbak nggak perlu tahu. Itu urusan Bimo, Mbak Sheilla nggak usah ikut campur."
Prank
Sheilla mengambil gelas yang ada di atas nakas lantas membantingnya. Membuat sang adik terkejut bukan main.
"Papa, Mama ataupun Mbak nggak pernah ya Bim ngajarin kamu berbuat kaya gitu. Sekali lagi Mbak tanya, apa yang udah kamu lakuin sama istrinya Adam? Kamu apain dia sampai masuk rumah sakit? Jujur!"
"Nggak aku apa-apain Mbak, dianya aja yang lebay. Ngelebih-lebihin."
"Farah? Kamu suruh dia ngapain?!"
"Mbak Sheilla nggak percayaan banget si sama aku?"
"Dia ada di ruangan apa nomor berapa?"
"Udahlah Mbak, nggak usah dibahas lagi. Lagian dia pantes kok dapet itu. Sakit yang dia rasain sekarang nggak sebanding sama sakit yang Mbak rasain. Dia pantes dapet itu semua."
"Mbak Sheilla udah pacaran sama Mas Adam lama banget. Dan dia cuma orang asing yang baru dateng di kehidupan kalian. Tapi dia berhasil ngancurin semuanya. Aku nggak rela liat Mbak Sheilla hampir tiap malem selalu nangisin Mas Adam."
Air mata Sheilla lolos begitu saja mendengar pernyataan adiknya. Tapi sungguh, Sheilla tak menginginkan semua itu.
Sheilla masih sulit untuk melepaskan Adam bersama perempuan lain. Tapi dalam dirinya tidak menyimpan dendam sedikitpun untuk perempuan itu. Sheilla berusaha ikhlas. Walaupun awalnya memang sangat berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dosen [ SELESAI ]
De Todo"Saya nggak mau tidur sama Bapak." "Saya bukan Bapak kamu." "Tapi Bapak udah tua, om-om. Saya nggak mau tidur sama om-om." "Yasudah silahkan tidur di bawah, saya tidak memaksa." Kehidupan tenang Adam harus terusik karena kedatangan gadis yang sama s...