"Saya nggak mau tidur sama Bapak."
"Saya bukan Bapak kamu."
"Tapi Bapak udah tua, om-om. Saya nggak mau tidur sama om-om."
"Yasudah silahkan tidur di bawah, saya tidak memaksa."
Kehidupan tenang Adam harus terusik karena kedatangan gadis yang sama s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adam memperhatikan tangan istrinya yang lihai memotong sayuran. Gadis dengan daster selutut itu tampak fokus pada kegiatannya. Sesekali melirik pada Adam yang hanya diam di meja makan.
Menyesap kopi yang asapnya masih mengepul, Adam lalu beranjak bangun. Berdiri di samping Anna. Berniat merecoki kegiatan paginya.
Dengan sengaja lelaki itu memeluk tubuh Anna dari belakang. Membuat gadisnya berjengit kaget. Mata pisau hampir saja memotong tangannya.
"Ih, apaan si Mas. Lepas, geli tahu," protes gadis itu kala tangan nakal Adam bergerak menggelitik pinggangnya.
Adam terkekeh lalu melingkarkan tangannya di pinggang ramping istrinya. Dagunya ia tumpukan di pundak Annandhita. Membuat gadis itu sesekali bergidik ketika napas hangat Adam menerpa kulit lehernya.
"Nggak usah usil deh Mas, sana kamu ke kamar aja. Siap-siap."
"Kelas siang."
"Yasudah sana olahraga aja, nggak usah gangguin aku mulu,"
"Sama kamu,"
"Ha?!" Pekik Anna sambil menggeleng. "Enggak ah, nanti yang ada aku tepar lagi kaya kemaren itu, memangnya kamu mau gendong aku lagi kaya bayi sampe rumah?"
Ada terkekeh. Mendekat bibirnya tepat di samping telinga Annandhita lalu berucap lirih, "Olahraga ranjang sayang,"
Anna membeku. Sedetik kemudian bola matanya memutar dengan malas. "Dosen mesum." Sarkasnya.
"Kalo nggak mesum, nggak cowo atuh,"
Anna menghela napas panjang. Kesal juga pagi-pagi harus meladeni sikap Adam yang kadang berubah 180° menjadi kekanakan. Dasar menyebalkan.
"Lepasin Mas tangannya, aku mau masak," kata Anna melunak. Mencoba menurunkan lengan Adam dari pinggangnya.
Anna jamin jika ada seseorang yang mengetahui sikap Adam di rumah, berita itu pasti akan menjadi topik paling hangat sefakultas.
Siapa coba yang tidak segan dengan Adam. Anna yang istrinya saja kadang masih was-was. Pasalnya selain galak, Adam juga salah satu dosen yang tidak berperikemahasiswaan. Sering tugas, presentasi dan kuis dadakan yang bisa membuat mahasiswanya ingin misuh-misuh seketika.
"Maaf ya kemaren saya pulang telat nggak ngabarin kamu,"
Anna menghentikan aktivitasnya. Memandang Adam yang tengah bertumpu pada meja bar dapur. Menjadikan tangan kanan yang menopang kepalanya.
"Tumben mau minta maaf," sindir gadis itu.
Selama hidup dengan Adam, baru kali ini Anna mendengar kata maaf keluar dari mulut lelaki itu.
"Karena saya salah,"
"Lhah, biasanya juga salah, tapi nggak pernah tuh mau minta maaf,"