🥀24. Flashback 🥀

2.5K 162 6
                                    

Anna tersenyum kecut melihat beberapa postingan Kania bersama teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna tersenyum kecut melihat beberapa postingan Kania bersama teman-temannya. Harusnya ada Anna juga disana. Pulang ke Jogja naik kereta lalu menghabiskan waktu bersama mereka mengelilingi kota.

Seharusnya.

Tapi karena Adam melarangnya, jadilah Anna tidak ikut dan berbohong tidak pulang.

Tentu saja ada kebohongan lagi setelah kebohongan. Alisya memberondongnya dengan berbagai pertanyaan. Dan Anna harus berbohong untuk menutupi kebohongan sebelumnya.

Group WhatsApp yang Kania buat berisi foto-foto mereka berempat selama seharian di Jogja. Mereka sudah mengunjungi Candi Prambanan dan pantai Parangtritis. Sedangkan Anna sampai saja sudah sore. Mana sempat untuk jalan-jalan.

"Maju Dam, depan, depan."

"Jaga belakang Ar."

Anna berdecak. Dua manusia itu sangat berisik sedari tadi. Siapa lagi kalau bukan Adam dan Arhan.

Terhitung sudah tiga jam lebih mereka menghabiskan waktu untuk bermain PS. Tadi Baba juga sempat ikut, malahan main dengan Adam. Tapi tidak lama. Dan sekarang sampai jam setengah dua belas pun permainan mereka belum juga usai. Padahal tadi Adam mengeluh sakit leher karena menyetir jauh.

Anna menyanggul rambutnya asal. Pergi ke dapur untuk mengambil minum. Anna tidak akan bisa tidur kalau dua manusia itu tidak diam. Kamarnya dan Arhan sebelahan.

Anna mengambil botol air dan roti dari dalam kulkas. Lalu pergi ke ruang tengah untuk menyalakan televisi.

"Lhoh, kok belum tidur Ann?"

Anna menoleh. Ada Bu Windu yang datang dari kamar mandi.

"Nggak bisa tidur Ma, Kak Arhan sama Mas Adam tuh berisik banget." Adu Anna.

Umma mengambil duduk di samping putrinya. Gadis itu langsung menjatuhkan kepalanya di pangkuan Bu Windu.

"Ma,"

"Kenapa?"

"Umma mau tahu nggak kejadian sebenernya malam itu,"

Kening Bu Windu mengkerut. Wanita itu menunduk, menatap anak gadis yang tidur di pangkuannya. "Malam itu, kapan?"

Anna tampak menarik napas panjang. Matanya terpejam. "Mas Adam nggak salah, Ma. Tapi Anna yang salah."

"Ann bilang mau pergi sama temen-temen malam itu. Tapi sebenernya Ann pergi sama Hilman, temen Ann. Berdua. Tapi Ma, Hilman mau ngelecehin Ann, Ann takut banget. Hilman ngajakin Ann ke pantai, disana sepi. Ann nggak tahu kalau dia punya niat nggak baik."

"Kancing kemeja Ann juga copot karena dia, bukan Mas Adam. Malah mas Adam yang nolongin Ann, Ma. Ann kejebak di perkampungan sepi dan kebetulan ada mobil Mas Adam yang lewat."

"Ann ikut mobil Mas Adam sampai depan rumah. Tapi warga ngiranya Ann diapa-apain sama Mas Adam. Baba juga nggak mau dengerin Ann."

Bu Windu diam. Mencerna baik-baik kalimat yang baru dikatakan putrinya. Alis wanita paruh baya itu tampak mencuram, berpikir keras.

Pak Dosen [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang