"Saya nggak mau tidur sama Bapak."
"Saya bukan Bapak kamu."
"Tapi Bapak udah tua, om-om. Saya nggak mau tidur sama om-om."
"Yasudah silahkan tidur di bawah, saya tidak memaksa."
Kehidupan tenang Adam harus terusik karena kedatangan gadis yang sama s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bingung? Sama, Anna sendiri tidak yakin kalau nyeri haidh bisa sesakit ini. Ah, atau mungkin ini efek dari dirinya yang terlambat haidh, maybe. Tapi semoga saja bukan masalah serius.
Terlambat haidh sudah wajar toh bagi perempuan, apalagi kalau sering kelelahan dan banyak pikiran. Seperti Annandhita misalnya. Akhir-akhir ini pikirannya sangat ruwet, ditambah lagi besok sudah mulai ujian semester.
"Terus lo tadi pagi pake apa? Kok bisa sembuh?"
"Dikompres sama si killer."
"Tapi ya Cha, rasanya sakit banget, gue baru ngalamin hari ini. Mungkin karena gue telat kali ya? Bulan kemaren udah nggak, bulan ini juga belom, biasnya awal bulan,"
"Astaga, lo telat Ann?"
Anna mengangguk santai. "Karena itu kali ya,"
"Eh dodol, lo udah nikah, pikirannya buka dikit. Masa telat mens masih mikir kecapekan." Geram Alisya.
"Maksudnya?"
"Lo nggak curiga hamil Ann?"
Impossible.
Yang benar saja, mana mungkin Anna hamil. Umurnya masih delapan belas tahun dan dirinya masih kuliah.
"Ngaco. Mana mungkin?"
"Bener-bener ya lo, gue tanya sekarang, lo sama Pak Adam pasti udah sering ngelakuin 'itu' kan?" Ucap Alisya dengan frustasi.
Dengan ragu Anna mengangguk, toh sudah berlabel halal.
"Nah, nilai biologi SMP lo berapa si? Sampai soalan gitu aja bego banget. Lo hamil Ann!"
Degh
Hamil?!
Tidak, Annandhita belum siap. Mimpinya masih sangat jauh, bahkan dirinya masih semester satu. Alisya pasti salah, dia kan bukan dokter. Mendiagnosis tanpa pemeriksaan.
"Nggak mungkin. Ngakak usah ngarang deh lo." Sembur Anna dengan wajah panik.
"Mungkin, lo udah telat, itu salah satu tanda paling akurat."
"Biasa aja karena kecapekan." Jawab perempuan itu tak mau kalah.
"Kecapekan dari mana?!"
Huh, menyebalkan. Alisya mana tahu isi pikiran Anna yang setiap hari muter-muter seperti komedi putar. Dia juga tidak tahu masalah Adam, Sheilla dan dirinya. So, Alisya sok tahu.
"Nggak usah sok tahu Cha, gue nggak suka."
"Siapa yang sok tahu si Ann, mending lo pulang sekarang terus ke apotek beli tespeck."
"Ogah."
[ PAK DOSEN ]
Hari ini rutinitas yang sama Kembali Annandhita lakukan. Bangun sebelum subuh untuk sholat, masak, beres-beres lalu berangkat ke kampus. Namun semenjak bertemu Alisya kemarin dirinya merasa gusar, perkataan gadis itu berhasil membuat pikiran Anna terpecah.