🥀49. Perkara Sheilla Lagi🥀

3.8K 194 20
                                    

Mau sampai kapan seperti ini terus? Anna rasanya sudah tidak betah hidup satu atap dengan Adam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau sampai kapan seperti ini terus? Anna rasanya sudah tidak betah hidup satu atap dengan Adam. Setiap hari ada saja yang membuatnya teringat akan kelakuan bejat lelaki itu.

Terhitung sudah satu minggu lebih Anna mendiamkannya. Mereka hidup bagai orang asing yang tak pernah kenal. Juga Adam yang tidak berubah, dia masih sering pulang malam. Anna yakin kalau Adam masih rutin menjenguk Sheilla. Lalu apa gunanya dia disini? Adam juga tidak memperdulikan perasaannya lagi. Dia hanya datang ketika nafsunya berada di puncak. Lalu meninggalkan Anna lagi dan lagi.

Berkali-kali handphone perempuan itu berdenting namun tidak ada niatan sedikitpun untuk membukanya. Malas. Anna memakai sendal beludrunya lalu keluar. Udara malam terasa sangat dingin.

Perempuan itu membuat susu hangat lantas mengambil sekotak biskuit dari dalam kulkas. Membawanya ke meja bar dapur. Anna makan dalam diam. Ia kesepian, sangat kesepian.

Biasanya jika Anna sedang malas belajar, ia akan bergabung bersama Umma dan Baba untuk menonton film bersama. Lalu kepalanya akan jatuh di pangkuan Bu Windu. Ibunya akan mengelus kepala perempuan itu dengan lembut.

Kadang juga mengajak Arhan keluar sekedar membunuh kejenuhan. Kakaknya bukan orang yang kaku seperti Adam. Anna lebih senang menghabiskan waktu dengan kakaknya. Arhan juga selalu melindunginya.

Anna mengambil napas dalam-dalam, dadanya terasa sesak. Ia rindu dengan Umma. Kira-kira sedang apa ibunya sekarang. Anna sangat ingin memeluk tubuh Umma lantas bercerita panjang lebar mengenai keadaannya.

Bu Windu bukan hanya menjadi sosok Ibu untuk Anna, beliau bisa menjadi kakak, sahabat dan guru. Anna tak pernah canggung untuk bercerita apapun pada ummanya. Termasuk dalam hal percintaan.

Meneguk susunya hingga tersisa setengah, Anna lantas menelungkupkan wajahnya diantara lipatan tangan. Mendengarkan suara rintik hujan yang mulai turun membasahi bumi. Tak lama hujan di matanya juga ikut turun, merembes membasahi pipi.

"Assalamualaikum,"

Tak ada niatan membukakan pintu ataupun menyambut kepulangannya. Hanya gumaman kecil yang terdengar saat Anna menjawab salam. Tak lama terdengar suara pintu yang dibuka.

Anna hanya diam. Tiba-tiba orang itu mengusap rambutnya yang berantakan. Mengecup kepalanya sangat lama. Namun perempuan itu masih keukeh untuk tak bergerak.

"Maaf ya, saya selalu buat kamu kecewa," lirihnya. Anna mendengar kursi disampingnya berderit, Adam mendudukkan diri disana. Tangannya kembali jatuh untuk mengusap kepala istrinya.

"Ck, kebiasaan. Harusnya habisin dulu susunya baru tidur." Gumam lelaki itu.

Tangan Adam masih setia mengelus pucuk kepala Anna. Membuat perempuan itu memejamkan matanya sejenak. Menikmati setiap detik yang terasa sangat menyakitkan untuk dirinya. "Saya gagal buat bahagiain kamu, maaf, karena saya selalu membuat kamu menangis. Saya salah Ann, saya yang salah. Maafin saya,"

Pak Dosen [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang