🥀64. Bad Day🥀

3.2K 152 10
                                    

Pagi ini Anna memilih naik ojek ketimbang ikut dengan Adam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Anna memilih naik ojek ketimbang ikut dengan Adam. Walaupun dosen itu terus memaksanya. Namun Anna tetap saja menolak, ia tidak mau menambah rumor yang beredar.

Sepanjang koridor Anna terus menunduk, enggan untuk menatap orang-orang disekitarnya. Apalagi jika mereka menaruh tatapan sinis, Anna malas mendengar ucapan pedas mereka. Sudah cukup dua hari lalu ia lewati dengan berbagai cacian. Kali ini Anna hanya ingin tenang, pergi ke kampus lalu pulang tanpa gangguan dari netizen-netizen bermulut cabe.

"Najis, pelakor. Padahal pacarnya lebih cantik ketimbang dia, cupu. Nggak bisa dandan,"

"Diam-diam menghanyutkan anjir. Keliatannya aja polos gitu, eh ternyata oh ternyata pelakor toh,"

"Mana nggak nyadar diri lagi,"

"Huh, nasib banget pacarnya Pak Adam ditinggalin gegara cewe cupu gitu,"

Kening Anna mengkerut mendengarkan tiga percakapan mahasiswi di depan perpustakaan. Mendengar nama si killer Adam disebutkan membuat Anna yakin kalau mereka sedang menyindirnya.

Dan apa kata mereka tadi, pelakor?! Dari sudut mananya hey?! Anna tidak pernah merebut Adam dari siapapun!

Ingin sekali Anna mencabik-cabik mulut perempuan yang sibuk membicarakannya. Sebenarnya tujuan mereka datang ke kampus itu apa si? Bergosip ataukah belajar? Heran, seperti tidak ada urusan hidup lain aja selain mengurus orang. Apalagi mereka duduk di depan perpustakaan, tempat orang membaca buku. Jendela dunia. Tidakkah mereka malu?!

Dasar netizen, mulutnya pengen dijadiin sambel.

Tanpa mau peduli lagi Anna segera mempercepat langkahnya untuk ke kelas. Dan nasib sial kembali menimpanya, Anna tak sengaja menubruk seorang lelaki berkemeja abu kotak-kotak. Huh, hampir saja tubuhnya terjerembab ke lantai.

"Maaf ya gue nggak sengaja," ucap Anna.

Lelaki yang tak sengaja perempuan itu tabrak menyipitkan matanya. Meneliti penampilannya dari atas sampai bawah. Tak lama kemudian kepalanya celingukan, mengamati keadaan sekitar.

"Bitch."

Anna melotot lebar, bitch?! Dirinya dikatakan bitch oleh cowo ini semesta?!

"Jangan—" tanpa mau mendengarkan balasan yang Annandhita berikan, cowo itu langsung menarik tangannya dengan kuat. Memaksanya untuk masuk bilik kamar mandi cowo yang ada disebelah laboratorium kimia.

Jantung Anna sudah ketar-ketir. Apa yang akan dilakukan cowo ini?! Sungguh Anna sangat takut. Diluar juga sangat sepi, belum banyak mahasiswa yang datang.

"Lepasin tangan gue!" Anna memberontak, membuat cekalan tangannya terlepas. Mata perempuan itu sudah berkaca-kaca, siap menumpahkan hujannya sebentar lagi. Anna takut semesta!

Di dalam bilik yang ukurannya tidak sampai satu meter itu Anna terus merapalkan do'a-do'a. 

Anna memelas. Namun cowonya yang berdiri menjulang di depannya itu malah tersenyum miring. Menatap Anna dengan remeh.

Pak Dosen [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang