🥀12. Lari Pagi 🥀

2.6K 160 2
                                    

Masih jam lima pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih jam lima pagi. Tapi Anna sudah berdiri di depan cermin, mengamati tubuhnya dari atas sampai bawah. Memutar beberapa kali dengan merentangkan tangan.

Anna mendengus, pantas saja beberapa celananya terasa sempit. Berat badannya pasti bertambah karena sering makan junk food. Anna mendekatkan wajahnya ke cermin.

Di ambang pintu sudah ada Adam yang masih lengkap dengan koko dan sarungnya. Lelaki itu berjalan masuk lalu melepas pecinya.

"Mas." Panggil Anna.

"Hm,"

"Aku tambah gendut nggak?"

Adam menaikkan sebelah alisnya. "Enggak,"

"Tapi celanaku banyak yang sempit,"

"Berarti celananya yang mengecil," jawab Adam terkekeh.

"Ih, ya nggak bisa." Sahut Anna tanpa melihat Adam. Gadis itu masih berputar-putar di depan cermin. Mengetatkan dasternya hingga membentuk lekuk tubuh.

"Kamu mau lari nggak hari ini?"

"Lari."

"Aku ikut." seru Anna dengan semangat. Bibirnya langsung melengkung indah.

"Terserah."

Adam melepas sarung serta kokonya, menyisakan kaos hitam dan celana pendek yang semalam ia pakai. Berbeda dengan Anna yang harus ganti baju.

Adam langsung turun ke bawah untuk memakai sepatu. Menurut Adam tidak ada yang berubah dari tubuh Anna. Gadis itu masih terlihat kecil dibandingkan dengannya.

Selang sepuluh menit Anna turun dengan training hitam dan kaos polos putih. Ia menguncir rambutnya sambil berjalan lalu memasang hijau hitam dengan asal. Anna takut ditinggal Adam karena terlalu lama.

"Lari kemana Mas?"

"Keliling komplek."

Anna berdecak. "Masa keliling komplek doang si Mas? Yang jauh dong, biar lemakku banyak yang kebakar."

Adam meletakkan handphone di sofa lalu beranjak bangun tanpa menunggu istrinya selesai mengikat tali sepatu. "Cepet Ann." Ucapnya dari ambang pintu depan.

Anna berlari tidak sabaran dengan menenteng satu sepatu. Adam yang keras kepala itu pasti akan meninggalkan Anna kalau ia tidak cepat.

[ HE IS MY KILLER HUSBAND]

Belum ada setengah komplek Anna berlari, namun napasnya sudah terputus-putus. Sedangkan Adam sudah beberapa meter di depannya dengan napas teratur.

"Tungguin Mas!" Teriak Anna dari belakang.

Adam tidak menggubris.

"Mas! Capek!"

"Mas Adam!" Teriak Anna lagi.

Pak Dosen [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang