"Saya nggak mau tidur sama Bapak."
"Saya bukan Bapak kamu."
"Tapi Bapak udah tua, om-om. Saya nggak mau tidur sama om-om."
"Yasudah silahkan tidur di bawah, saya tidak memaksa."
Kehidupan tenang Adam harus terusik karena kedatangan gadis yang sama s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yogyakarta, 27 Agustus 2021
"Ann,"
Anna menoleh, wajahnya hampir saja menubruk wajah pemuda yang berdiri tepat di sampingnya. Wajah pemuda itu terlihat semakin tampan jika diperhatikan dari jarak yang sedekat itu. Hidungnya mancung, alisnya tegas, bibirnya tebal, kulitnya coklat dengan iris mata legam.
"Kenapa Man?" Jawab Anna tak kalah lirih. Sedetik kemudian wajahnya menjauh dari wajah pemuda itu. Anna merasakan detak jantungnya yang berdebar tak karuan.
Sapuan air laut menyapu kulit kaki mereka yang berjalan tanpa alas di tepian pantai. Anna sedikit bergidik ketika angin berhembus kencang. Tubuhnya hanya terbalut dengan kemeja kotak-kotak dengan bawahan celana kulot dan hijab segi empat hitam.
"Dingin ya," ucapnya lagi dengan tersenyum. Anna ikut tersenyum mendengar temannya itu.
Sepanjang mata memandang hanya ada mereka berdua di tepian pantai pasir putih itu. Hilman, teman Anna itu mengajaknya agar sedikit menjauh dari keramaian. Katanya ia ingin bicara sesuatu yang tidak bisa orang lain dengar.
Beberapa saat mereka terdiam menikmati setiap hembusan napas. Ini pertama kalinya bagi Anna untuk keluar dengan teman lelaki. Biasanya ia hanya keluar ketika ada Abang ataupun Babanya yang menemani. Pun Anna yang berbohong pada orang tuanya dengan alasan reuni dengan teman-teman kelas.
"Aku sayang Ann sama kamu," ucap pemuda itu tiba-tiba. Manik coklat Anna bertemu dengan iris hitam pemuda itu. Senyum tipis terukir di bibir pemuda yang masih seusia dengan Anna.
Sungguh demi apapun Anna sangat kaget. Walaupun ia sudah memprediksi Hilman akan mengatakan ini dari awal. Ade bilang Hilman sudah suka dengan Anna sejak lama. Hanya saja cowo itu masih minder untuk terlalu dekat dengan Anna yang notabennya idaman kaum Adam sekolah. Dia pintar, cantik, ramah, friendly, pokoknya paket komplit untuk Elliana Annandhita Suhartono.
"Ann," panggil Hilman membuyarkan lamunan Anna.
Anna gelagapan seperti maling yang baru ketahuan mencuri sendal. "Iya Man, gimana?" Gugupnya.
Hilman kembali tersenyum. Tangannya ingin menyentuh kepala Anna namun dengan sigap gadis itu maju dua langkah membuat tangan Hilman menyapu udara.
Hilman ikut maju sehingga tubuhnya dengan tubuh Anna kembali bersebelahan. Entah kebetulan yang bagaimana namun pakaian mereka kali ini senada. Hilman juga mengenakan kemeja kotak-kotak dengan dalaman kaos hitam. Pasti orang-orang yang melihat mereka berdua menyangka kalau mereka pasangan remaja.
"Gimana Ann, kamu mau jadi pacar aku?"
Anna menggigit bibir bawahnya dalam. Dirinya sudah mempersiapkan jawaban yang mantap namun entah kenapa nyalinya sangat ciut. Ia takut melukai hati teman baiknya itu. Hilman sudah banyak membantu Anna selama SMA. Mereka juga terlibat dalam atau organisasi yang sama.