🥀43. Ternyata Dia Juga Brengsek 🥀

3.7K 185 19
                                    

"Icha bego, tembak! Cepetan bego!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Icha bego, tembak! Cepetan bego!"

"Gimana?! Nggak bisa gue!"

"Pencetin semuanya! Cepet!"

"Backing gue! Ngilang kemana lo?!"

"Berisik. Gue di belakang. Awas nih rank gue turun gegara lo, kagak ridho gue!"

"Bodo amat!"

"Mundur Cha, mundur! Ngumpet di belakang tower!"

Hampir setengah jam Anna mendengarkan dua teriakan teman-temannya. Siapa lagi selain si ember Alan dan si galak Alisya. Keduanya sedang bermain game online.

Awalnya hanya Alan, Bara dan Kania. Anna dan Alisya hanya mendengarkan. Namun, tak selang berapa lama Alisya malah ikut-ikutan. Mendownload game online agar bisa bermain bersama.

Sedangkan Bara dan Kania fokus pada permainannya masing-masing. Sesekali terdengar umpatan dari mulut Bara maupun helaan napas kasar dari Kania.

"Jangan maju bego, mundur! Mau mati lo maju sendirian nggak ada backingan! Mundur cepetan!" Seru Alan heboh. Cowo dengan hoodie hitam itu tampak kesal.

"Mundur Alisya!" Kesal Alan lagi dan lagi.

"Heh anjing! Bisa diem kagak mulut lo! Gue jodohin juga lo lama-lama, "

"Dih, ogah!"

Alan melirik sengit pada Bara yang tengah bersungut-sungut karena kesal. Posisi duduknya tepat di sebelah Alan, membuat suara cowo itu mengganggu konsentrasinya.

"Alan bantuin! Ada si merah! Alan!"

"Ck, dibilangin jangan maju sendirian, nekat si lo."

Alisya menaruh handphonenya pasrah, menunggu detik-detik untuk mengembalikan nyawanya. Gadis itu melongokkan kepalanya pada Kania, entah kenapa temannya bisa sesantai itu menghadapi musuh-musuh. Kalau Alisya tebak Kania sudah biasa main game online. Tangannya begitu leluasa.

"Main cantik Cha, sembunyi-sembunyi. Jangan terang-terangan langsung maju satu lawan satu, perhatiin dulu kalo mau maju." Terang Kania.

Icha mengangguk seolah mengerti. Padahal dalam otaknya sama sekali tak mengerti apa yang dimaksud Kania.

Anna mendengus sebal. Dirinya seperti manusia tak kasat mata yang diabaikan teman-temannya. Anna tak mau ikut-ikutan seperti Alisya. Alhasil sedari tadi dirinya hanya buka tutup beranda.

"Bosen banget," gumamnya sambil memperhatikan ruang kelas yang tampak sunyi.

Tiba-tiba handphone Anna berdenting, satu pesan WhatsApp masuk.

Pak Adam 🐯

Masih ada kelas?

11.06

Saya mau keluar

11.05

Nanti kalau udah selesai naik ojek saja

Pak Dosen [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang