"Huekkhh..."
Anna mengurut leher belakang Adam dengan telaten. Membantu lelaki itu mengeluarkan isi perutnya yang bahkan belum diisi apapun. Alhasil yang keluar dari perutnya hanya cairan bening persis seperti lendir.
"Huekkhh..."
"Periksa aja ya Mas, kamu beneran sakit lhoh,"
Adam menyalakan kran air lalu membasuh mulutnya. Bibir lelaki itu tampak pucat dengan tatanan rambut berantakan. Mengatur napasnya sebentar, lalu tatapan Adam beralih pada Anna yang berdiri di belakangnya. Menyorot perempuan itu dari pantulan cermin dengan sayu.
"Mas ndak apa-apa, Dek. Cuma masuk angin aja, keseringan begadang,"
"Tapi kamu udah muntah-muntah mulu lhoh dari tadi, periksa aja ya, aku anterin ke klinik sekarang,"
"Ndak usah, beneran Mas ndak apa-apa, paling masuk angin doang, masa langsung periksa,"
"Ih kamu mah kalo dibilangin ngeyel terus, aku tuh takut kamu kenapa-napa. Ini masih pagi dan kamu udah muntah-muntah terus. Jangan buat orang takut deh,"
Adam membalikkan badannya hingga wajah perempuan itu berada di depannya. Menatap Adam dengan raut khawatir. Anna benar-benar mengkhawatirkan keadaan Adam. Pasalnya si killer nan keras kepala itu terus berpura-pura sok kuat.
"Nurut Mas, ini juga demi kesehatan kamu. Kalo ada apa-apa kan bisa ditangani dokter lebih cepat, aku takut kalo kamu kena DBD atau semacamnya."
"Ndak usah sayang, Mas sehat nih, gendong kamu sampai lantai bawah saja Mas yakin masih kuat,"
Anna berdecih pelan. Lalu mendorong bahu Adam dengan kencang. Alhasil tubuhnya hampir saja limbung kalau lelaki itu tidak cepat-cepat bertumpu pada wastafel.
"Lemah." Ucap Anna yang sontak membuat Adam mendelik tajam. Siap memangsanya hidup-hidup.
"Bilang apa, hm?"
"Lemah."
"Nggak usah sok kuat deh Mas, udah lemes gitu masih aja ngeyel. Ntar kalo kamu tambah parah aku yang pusing. Mau minta tolong sama siapa coba. Apalagi kalo kamu sampai pingsan di rumah, aku bingung harus ngap—"
Cup
"Bawel banget si istri Mas, beneran nih ndak apa-apa," ucap Adam setelah mengecup singkat bibir istrinya. Membuat perempuan itu seketika terdiam.
Adam langsung menggendong tubuh kecil Anna keluar kamar mandi. Membuktikan kalau dirinya tidaklah selemah yang Annandhita pikirkan. Adam hanya sakit kepala dan mual. Tidak ada penyakit berarti dalam dirinya. pikiran Anna saja yang sudah terkontaminasi dengan sinetron. Makanya berpikiran yang tidak-tidak.
"Mas turunin." Seru Anna memberontak. Memukul dada bidang Adam yang tertutup kaos hitam.
"Diem, mau tak makan kaya semalem lagi, hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dosen [ SELESAI ]
Random"Saya nggak mau tidur sama Bapak." "Saya bukan Bapak kamu." "Tapi Bapak udah tua, om-om. Saya nggak mau tidur sama om-om." "Yasudah silahkan tidur di bawah, saya tidak memaksa." Kehidupan tenang Adam harus terusik karena kedatangan gadis yang sama s...