part 1

4.1K 141 0
                                    



Hallo sobat halu,kini author kembali lagi dengan cerita terbaru dan ini seperti permintaan kalian semua sequel cerita Dosen Tampanku.

Sebelumnya author mau bilang kalau cerita ini bakalan update seminggu dua kali,jadi buat kalian jangan lupa untuk follow author biar dapet notifikasi saat cerita ini update.




Happy reading 😊





Suasana bandara hari ini terlihat sangat ramai , mungkin dikarenakan hari ini adalah penghujung minggu. Seorang gadis cantik baru saja turun dari pesawat dan sekarang sedang menunggu dijemput oleh supir pribadi keluarganya.

Ya, gadis itu adalah Arabella Quenza. Gadis yang sedari tadi menjadi sorotan mata kaum adam yang berlalu-lalang di bandara. Tak hanya kaum adam saja yang terpukau dengan kecantikannya,kaum hawa pun berdecak kagum sekaligus iri melihat wajah sang gadis yang kini sedang beranjak dari duduknya menghampiri seorang lelaki paruh baya yang melambaikan tangannya.

Bella tersenyum manis melihat pak Udin,supir yang sudah sangat di percaya oleh keluarganya. Dengan gaya berjalan bak model papan atas Bella pun menghampiri supirnya.

"Gimana neng perjalanannya?" Tanya sang supir.

"Kayak kata Roma Irama pak. Sungguh terlalu, terlalu lelah." Jawab Bella yang kini sudah memasuki mobilnya.

"Langsung pulang ya pak. Rumah beres kan pak?" Tanya Bella ragu, karena ia memang sudah lama tak kembali ke kota kelahirannya. Terakhir dia datang saat selesai sekolah menengah atas,dan berakhir dengan kakinya yang retak akibat jatuh dari pohon mangga.

Mengingat kejadian itu,Bella hanya mampu menghela nafas lelah. Kejadian saat Arka memarahinya masih terekam jelas di benaknya. Bagaimana wajah orang yang selalu ada di hatinya sedari kecil memerah dan murka melihat kelakuannya dulu. Dan sejak saat itulah Bella sudah mencoba untuk move on dari orang tersebut. Ia bahkan mencoba untuk dekat dengan banyak pria di London hanya untuk melupakan lelaki itu.

Hari sudah berganti malam saat Bella sampai di kediamannya. Rumah lamanya yang menyimpan banyak kenangan indah bersama orangtuanya.
" Pak Udin," panggil Bella pelan.

"Iya neng,ada apa?" Jawab pak Udin yang sedang menurunkan sebuah koper besar Bella.

"Makasih ya pak udah ngerawat rumah Bella,mama sama papa nitip salam buat bapak." Ucap Bella tulus seraya tersenyum lembut.

"Wa'alaikumsalam, iya neng gak papa. Justru bapak yang berterimakasih sama keluarga neng,udah mau percaya dan ngasih kerjaan buat bapak." Balas pak Udin tak kalah lembut.

Saat Bella mau masuk kerumahnya, terdengar suara mobil yang berhenti tepat didepan rumahnya. Rupanya orang yang paling ingin dihindari Bella kini keluar dari mobil dan tak sengaja menatap ke arah rumahnya. Ya Arkana, orang yang ingin dihindari Bella.

Deg!! Mata mereka bertemu secara spontan. Bella buru-buru memutuskan kontak matanya dengan cara masuk kedalam rumah. Sedangkan lelaki tersebut terpaku menatap kearahnya.

"Baru juga sampai langsung nampak muka kulkasnya bang Arka." Cicit Bella yang sudah bersembunyi dibalik pintu kamarnya.

Masih jelas dalam ingatannya saat pulang dari rumah sakit karena jatuh dari pohon mangga, Bella tak ingin melihat Arka di dekatnya. Dia sampai demam tinggi karena teringat wajah mengerikan Arka kala itu. Bahkan sampai om Alan dan tante Luna yang sedang sibuk pun terpaksa mengantarnya kembali ke London karena kasihan melihat Bella yang ketakutan saat melihat Arka.

"Jantung gue serasa mau copot ngeliat wajah mantan masa depan,belum juga sehari udah apes." Lanjut Bella sembari menghempaskan tubuh lelahnya ditempat tidur.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang