Bab 54

1.6K 105 2
                                    



Typo Bertebaran,

Happy reading 😊


Arka baru saja sampai di restoran, sekarang ia sedang meneliti pembukuan restoran. Hari ini adalah pembagian gaji karyawannya. Setelah mentransfer seluruh gaji karyawan, Arka bermaksud untuk memesan makan siang mereka berempat. Dikarenakan nyonya Aluna dan bapak Alan sedang berlibur keluar kota. Begitupun orang tua Bella yang kembali ke London karena ada sedikit kendala disana.

Saat akan beranjak dari duduknya, Arka mendapat telpon dari satpam kompleks yang mengatakan Bella dan Lana kecelakaan. Tubuhnya tiba-tiba bergetar. Arka terduduk lemas dengan pandangan kosong. Menguatkan hatinya, Arka dengan cepat menuju ke lokasi yang di kirim oleh pak satpam.

Sementara itu Bara yang sedang mengikuti rapat bersama koleganya yang lain harus keluar dari ruangan karena pak satpam kompleks menghubunginya.

Berbagai asumsi terlintas di benaknya, apalagi menyadari tadi pagi hatinya agak berat untuk pergi bekerja.

Bagai disambar petir,saat ia menjawab telpon,suara bergetar pak satpam mengatakan kalau Alana istrinya kecelakaan. Tanpa permisi Bara berlari menuju lift dan menekan tombol paling bawah.

Dalam hati ia berdoa semoga istrinya tidak mengalami hal yang mengerikan. Bara berusaha tenang saat mengendarai mobil,tapi hatinya seakan tak membiarkan itu terjadi. Terbukti saat Bara hampir saja menyerempet pengendara motor.

"Astaghfirullah," gumamnya. Setelah berhenti sebentar,ia melajukan kembali mobilnya.

Sampai dirumah sakit Arka langsung di antar oleh salah seorang perawat ke unit gawat darurat. Disana Arka melihat Lana yang sedang di obati bagian kaki, lutut dan tangan yang terluka.

"Dimana Bella?" Arka memeluk erat tubuh Lana,saat melihat Lana menangis sesenggukan.

"Bell..la tadi ping..san, karena sakit pe...rut." jawab Lana terbata.

"Abang coba lihat Be..lla. Lana takut Bella kena...pa-napa." Lanjut Lana lagi.

Arka mengangguk,dan tak lama sampailah Bara dengan nafas tersengal.

"Astaghfirullah Lana," Bara segera mengambil tempat Arka untuk memeluk istrinya.

"Kalo gitu Abang ke tempat Bella." Tanpa menunggu respon keduanya, Arka langsung berlari di koridor dan bertanya pada perawat jaga dimana keberadaan Bella.

Setelah tahu kamar rawat Bella, Arka menerobos masuk. Disana terlihat dokter perempuan baru selesai memeriksa Bella.

"Gimana keadaan istri saya Dok?" Tanya Arka tak sabar.

"Alhamdulillah, istri bapak tidak apa-apa. Kemungkinan shock karena terkejut saja. Janinnya juga masih aman di dalam kandungan." Jelas dokter yang bernama Andien.

"Janin?" Beo Arka terpaku tak percaya dengan indera pendengarannya.

"Iya pak, istri bapak sedang hamil. Usia kandungannya sekitar empat Minggu." Jawab dokter Andien sambil tersenyum.

Arka masih belum sadar,ia masih mencerna mengingat tingkat Bella yang lebih sensitif dan emosional.

"Sepertinya bapak belum menyadari kehadiran buah hatinya ya," lanjut sang dokter tertawa kecil.

Suara tawa itu menyadarkan Arka, " maaf Dok, saya memang belum mengetahuinya. Istri saya juga sepertinya belum tau."

"Wajar saja kalau bapak belum tahu, karena janinnya baru berusia empat minggu. Tadi sudah saya pastikan lewat USG."

"Kalau begitu saya permisi," pamit dokter Andien.

"Baik Dok, terimakasih." Ucap Arka tulus.

Setelah itu Arka duduk di samping Bella. Bibirnya menyunggingkan senyum lebar. Tak disangka pernikahan mereka yang baru berusia tiga bulan sudah di karuniai bayi yang masih berjuang dalam kandungan ibunya.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang