part 28

1.8K 100 7
                                    

Maaf baru update, soalnya aku baru berduka anak ketiga aku baru berpulang ke Rahmatullah dalam usia 7 bulan karena katub jantungnya terbuka.

Typo bertebaran,

Happy reading 😊


"Udah mau pulang?" Tanya Lana berbasa-basi pada Bara yang sepertinya sedang menunggu kedatangannya.

Bara tersenyum melihat kedatangan Alana," iya,kepala kamu kenapa?"

"Kepentok pintu kamar, berdosa dia sama Tante," sambar Luna sebelum di jawab yang bukan-bukan sama Alana,sedang Bella bukannya membela malahan ia tertawa cekikikan melihat penderitanya.

"Mama!" Protes Alana dan tanpa sadar menarik tangan Bara keluar rumah supaya pembicaraannya tak di ganggu oleh siapapun.

Bara melebarkan matanya saat Alana menarik tangannya keluar seolah tanpa beban, jantungnya berdetak dua kali lipat, ini adalah pertama kalinya ia di pegang secara khusus oleh seorang perempuan yang bukan muhrimnya.

Saat sudah di luar rumah sontak Bara melepas tangannya dari pegangan Alana. Alana melongo melihat tangannya di tepis Bara.

"Maaf kita bukan muhrim jadi jangan pegangan dulu sebelum halal," ujar Bara cepat sebelum Alana berpikir yang tidak-tidak.

"Pegang gitu aja gak boleh?" Bara menggelengkan kepalanya.

"Cuma pegang doang,bukan mau ngajak mesum loh,"

"Tetap gak boleh!" Ucap Bara tegas.

"Gitu banget sih,terus kalo dokter kok gak papa,malahan dokter kandungan perut pasiennya aja di pegang." Protes Alana ketus.

"Dokter di bolehkan karena menyangkut nyawa dan keselamatan orang lain,maka dari itu kalau bisa ibu hamil sebaiknya melahirkan dengan dokter wanita saja daripada dokter lelaki." Jelas Bara supaya Alana mengerti.

"Berat banget sih cobaannya,baru aja di pegang tangan udah gak boleh,gimana nanti kalo aku peluk pasti aku di dorong," cicit Lana pelan yang dapat di dengar Bara.

"Yang sabar gak boleh pegang-pegang dulu," goda Bara sembari tersenyum manis agar Lana tak marah padanya karena melarang banyak hal yang takutnya akan merugikan dirinya.

"Siapa juga yang mau pegang-pegang,tadi itu aku terpaksa karena mama ganggu." Ucap Lana tak ingin Bara besar kepala.

"Iya saya tau, makanya saya jelaskan supaya nanti gak ada kejadian seperti tadi."

"Ya ampun,kok aku ngerasa kalo aku yang ngebet banget nyentuh kamu padahal aku tadi beneran gak sengaja!" Ketus Lana kesal dengan suara agak tinggi.

"Astaghfirullah Lana,kamu marah?" Tanya Bara dengan lembut,tapi Alana malah mendengus kesal.

"Maaf,saya gak ada niat untuk membuat kamu marah," sesal Bara tak enak.

"Lebih baik kamu pikirin lagi kalau mau nikah sama aku, karena aku bukan perempuan alim yang ngerti dengan hal-hal seperti tadi." Ujar Alana.

"Ya Allah,Lana..." Belum selesai Bara bicara Lana kembali melanjutkan ucapannya.

"Seharusnya kamu cari perempuan alim yang satu frekuensi sama kamu jadi hal-hal seperti tadi tidak akan terulang lagi dan kamu gak akan kesusahan di masa depan." Sambung Lana, yang langsung pamit masuk ke dalam rumah.

Sedang Bara terkejut,ia tak menyangka Alana akan semarah itu padanya. Bahkan Bara sebenarnya mau meminta tukar nomor ponsel tapi tak jadi karena Alana keburu marah padanya.

****

Persiapan pernikahan Arka Bella sudah rampung sembilan puluh lima persen,hanya tinggal menunggu hari h nya saja. Karena acaranya di selenggarakan di gedung jadi yang punya hajat akan terima beres tak perlu bersusah payah.

Sudah tiga hari Alana tak bertemu dengan Bara, biasanya mereka akan mengobrol basa-basi menanyakan kabar atau sekedar bertegur sapa,tapi kali ini Lana benar-benar menghindari lelaki itu.

"Lanaaa Lo denger gak sih gue ngomong!" Teriak Bella kesal,sejak tadi Bella sedang menceritakan kegundahannya menjelang hari pernikahan tapi Lana jangankan memberi nasehat atau masukan malahan gadis di sebelahnya ini melamun tak jelas.

Lana tersentak saat mendengar teriakkan Bella yang disertai cubitan di pipinya. "Sakit tau bell," protes Lana memegang pipinya.

"Lo sih,gue sibuk ngoceh,Lo malah sibuk melamun,"

"Sorry," ujar Lana lesu.

"Lo kenapa sih? ada masalah? Bara selingkuhin elo? Atau Lo kelilit utang?" Tanya Bella bertubi-tubi.

"Bell menurut lo,gue cocok gak sih sama Bara?"

"Kenapa baru tanya sekarang? Kemana aja neng kemarin-kemarin?" Sarkas Bella yang yakin pasti hubungan keduanya sedang bermasalah.

"Gue kayak nyesal gitu udah nerima ta'arufan nya dia." Cicit Lana pelan,kini mereka sedang tiduran di rumah Bella.

"Kenapa bisa gitu sih?"

"Gue ngerasain gak cocok aja sama dia,secara dia alim dan gue urakan, banyak hal yang bertentangan dengan kehidupan kita berdua." Cerita Alana yang di dengar Bella dengan serius.

"Seharusnya dia cari calon tuh yang sama-sama kayak dia,atau satu frekuensi gitu sama dia,jadi dia gak perlu sudah payah ngejelasin ini itu lagi, pusing gue!" Sambung Lana lagi,ia sampai menutup wajahnya dengan bantal sangking kesalnya.

"Emang dia apain elo, sampek Lo kesal gini sih,"

"Gue gak sengaja narik tangan dia waktu dirumah,dan gara-gara itu dia ceramahin gue gak boleh gini lah gitu lah,kesel gue jadinya, seakan-akan gue yang ngebet banget pengen nyentuh dia!" Ujar Alana jengkel dan anda tau pemirsa Bella bukannya prihatin sama Alana tapi malahan tu cewek tertawa ngakak.

"Ini nih yang gue tunggu-tunggu dari Lo, orang alim ketemu sama orang bobrok,gak ada obatnya!" Ujar Bella masih dengan tawanya.

"Lo kok ketawain gue,bangke Lo, sahabat lagi sedih Lo malahan seneng." Sarkas Alana sinis.

"Oke,oke gue serius sekarang." Tawa Bella terhenti dan kini dia duduk menghadap Alana dengan serius.

"Menurut gue apa yang dikatakan Bara semuanya bener,Lo kan tau dia lulusan pesantren,luar negeri lagi,jadi wajar dong kalau dia berperilaku seperti ajaran agama yang dipelajarinya."

"Malahan seharusnya Lo dengerin baik-baik nasehatnya dia,si Bara itu mau jagain elo sampek halal buat dia baru bisa di sentuh-sentuh,bukan malah sebaliknya."

"Lo tuh beruntung tau di ajak ta'arufan bukannya pacaran,udah baikan sana,Lo telpon tuh Bara, minta maaf sama dia, jangan pernah lo sia-siain orang yang sayang sama lo nanti Lo bakalan nyesel dunia akhirat,ingat kata gue." Jelas Bella panjang lebar, ia tak ingin Alana salah memilih lelaki.

"Bell,Lo belain dia?"

"Gue gak belain dia,tapi gue sayang sama lo,gue pengen Lo dapat pasangan yang baik,dan Bara menurut gue baik,dia juga sopan,jadi gue yakin lo bakalan bahagia kalau sama Bara." Ujar Bella meyakini Alana.

"Jadi gue harus minta maaf sama dia?" Tanya Lana yang di iyakan Bella.

"Harus itu,secara yang keras kepala kan elo,di nasehati bukannya terimakasih malahan suruh cari perempuan lain,bego emang elo!" Cercar Bella tajam.

"Bell,Lo sahabat gue,dan gak lama lagi jadi kakak ipar gue,sekali aja gue pengen denger Lo bela gue." Bella malah tertawa mendengar gerutuan Alana.

"Alana sebelum menyesal,ajak baikan gih, hubungi dia sekarang!" Tegas Bella,tapi Alana hanya meringis menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"Di telepon Lana, minta maaf bukannya nutup muka gitu!" Kesal Bella menarik kedua tangan Alana.

"Gue gak punya nomor ponsel Bara," Ucap Lana lemas.

"Subhanallah, bagus,kalian benar-benar calon pasangan islami." Ucap Bella menghela nafas lelah.


Jangan lupa vote n coment yang banyak ya!!

Terimakasih 😘

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang