part 21

1.8K 103 6
                                    



Typo bertebaran

Happy reading 😊


Weekend adalah hari yang banyak di tunggu-tunggu oleh sebagian besar orang,tak terkecuali Bara dan Arka yang secara tak sengaja bertemu di lapangan komplek tempat keduanya sedang sibuk joging.

"Arka,saya mau ngomong sesuatu,apa kamu ada waktu?" Tanya Bara yang di setujui Arka.

Mereka kini duduk di tengah lapangan dengan dua botol minuman isotonik penambahan ion.

"Arka, saya suka..."

"Jangan suka sama gue!" Serobot Arka sambil tertawa karena melihat Bara yang gugup.

Bara tersenyum mendengar gurauan Arka," saya tau kamu pasti mengerti bukan itu yang saya maksud."

"Iya aku ngerti,kamu suka sama adik aku kan," tebak Arka tepat sasaran, Bara jadi semakin gugup takutnya Arka tak setuju beradik iparkan dia.

"Menurut kamu gimana?" Tanya Bara was-was.

"Aku gak masalah siapapun yang suka sama Lana,tapi jangan coba-coba nyakitin hati dia seujung kuku pun,dia kesayangan kita!" Tegas Arka dengan wajah serius.

Bara tersenyum mendengar persetujuan Arka," saya janji akan bahagiakan dia dunia akhirat." Kata Bara tak kalah tegasnya.

"Gak usah janjikan apa-apa dulu, pacaran aja belum,nanti dosa kalo di langgar."

"Maaf Arka,tapi saya gak ada niat buat pacaran sama adik kamu," perkataan Bara membuat kening Arka berkerut.

"Maksudnya,saya ingin melamar Alana untuk jadi istri saya," ucap Bara dengan penuh keyakinan.

Arka melongo mendengar ucapan Bara,ia sampai menggaruk kepalanya tanda tak percaya. Tahukah dia siapa yang bakal dilamar,ALANA cewek yang nyebelin nauzubillah.

"Kamu yakin," Arka masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

Bara mengangguk kepalanya yakin,dan tak pernah ia seyakin ini.
"Saya harap kamu mau membantu saya meyakinkan Alana untuk menerima lamaran saya."

"Oke,tapi kamu lebih baik bicara dulu dengan orangtua kamu,"

"Saya sudah berembuk dengan ayah bunda,dan mereka tak masalah dengan pilihan saya, dan saya yakin bunda pasti senang kalau bermenantukan Alana." Kata Bara masih dengan senyum menawannya.

"Kalau orangtua kamu sudah setuju,kini giliran kamu untuk bertemu dengan orangtuanya Alana." Canda Arka seraya terbahak.

"Insyaallah secepatnya saya akan membawa kedua orangtua saya untuk melamar Alana." Yakin Bara.

"Tapi apa boleh saya sendiri aja dulu bertemu dengan orangtua kamu?"

"Tentu,sudah seharusnya kamu izin dulu sama mama papa," Arka menepuk pundak Bara mengajak pulang soalnya hari sudah hampir siang.

Saat sudah sampai di depan rumahnya, Arka kembali memberi semangat Bara untuk berjuang mendapatkan Alana.

"Bro, Alana gak gampang, pelan-pelan aja,oke." Nasehat Arka yang di iyakan Bara, mereka pun berpisah dan masuk ke rumah masing-masing.

Meski tak ada pagar seperti kebanyakan kompleks,tapi rumah keduanya tetap ada sela pembatasnya.

****

"Abang!!" Pekik Lana dengan suara melengking,ia tergopoh-gopoh turun dari tangga menghampiri Arka.

Arka terkejut mendengar pekikan Alana," kenapa?" Beo Arka pelan,ia yakin Lana pasti sudah mencium bau-bau pertikaian mereka berdua.

"Abang apain Bella?" Selidik Lana, memandang tajam Arka.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang