part 8

1.8K 101 2
                                    


Happy reading 😊





"Lana cepetan!!" Teriak Bella di teras.

"Bentar,gue sarapan dulu!!" Balas Lana tak kalah keras.

"Ya ampun tuh anak masih bisanya sarapan," gumam Bella seraya masuk ke dalam rumah keduanya sewaktu kecil.

"Lo lupa hari ini barang dagangan kita sampai, masih sempat sa..ra..pan!"  Ucapan Bella hampir saja hilang saat melihat empat pasang mata menatapnya tajam. Sedang Lana tersenyum melihat wajah kikuk Bella.

"Masuk bell sarapan dulu,udah Tante siapin."

"Gak papa kok Tan, Bella gak lapar." Jawab Bella kikuk dan menggaruk kepalanya.

"Bilang gak lapar,nanti awas aja ngeluh sakit perut. Gue gak mau kalo kerja kelaparan terserah sama lo," ucap Alana dengan mulut yang penuh dengan nasi goreng.

"Makan dulu bell, kayak kerja sama orang aja,itu kan toko punya sendiri jadi gak ada yang berani marahin kalian." Bujuk Luna lagi.

"Tapi aku belum lapar Tan," tolaknya lagi dengan suara yang agak terburu-buru.

"Masuk,makan!" Itu bukan ajakan tapi perintah Arka yang memang harus dituruti oleh Bella.

Dengan agak takut Bella pun masuk dan segera melaksanakan perintah yang mulia Arka. Sebenarnya Bella hanya sangat excited dengan usaha baru yang memang pertama kali dijalaninya. Ia tak sabaran, hingga terasa semua serba terburu-buru.

"Bentar ya,Tante mau antar suami Tante kerja." Ucap Luna yang bergegas keluar membawakan tas laptop suaminya Alan.

Kini hanya tinggal mereka bertiga di ruang makan yang tengah menikmati sarapan masing-masing.

"Gue gak mau ya bell kalo kerja kayak zaman penjajah."

"Ya ampun lan,ya gak lah. Lo ya ngomongnya nyebelin tau gak." Kesal Bella menatap sahabatnya tajam.

"Habisnya buru-buru banget. Ini ya gue bilang sama lo,gue tuh gak ada rencana sedikit pun buat kerja sama siapapun termasuk lo,tapi karena lo udah mengatasnamakan sahabat,oke lah gue bantu Lo." Jelas Alana yang di toyor kepalanya oleh Bella.

"Apaan sih," sebel Lana melihat tingkah sahabatnya.

"Lo yang apaan,Lo ikhlas gak sih nolongin gue,lo pakai lah kecerdasan Lo buat nolongin sahabat Lo ini. Masak pintar-pintar mau jadi pengangguran,gak malu sama ijazah sarjana lo?" Balas Bella yang kini sudah melupakan semua orang seakan disana hanya ada mereka berdua, begitupun Alana yang melupakan sosok Arka ada di sebelah Bella.

"Eh bell,gue kuliah itu untuk pendidikan dan masa depan gue,bukan untuk kerja sama orang," bantah Alana lagi.

"Susah ya punya sahabat cita-citanya jadi pengangguran,apes gue punya sahabat macam lo,"

"Enak aja ngatain cita-cita gue pengangguran,"

"Terus apa?" Tantang Bella.

"Cita-cita gue tuh pengen punya suami tampan dan kaya raya,jadi gue gak perlu kerja kayak lo,gue tinggal ongkang-ongkang kaki aja dirumah ngurusin suami dan anak-anak gue." Ujar Alana dengan senyum mengembang seakan itu akan terjadi di hidupnya.

"Amin." Sambar Bella cepat dengan senyum tulus yang juga dibalas dengan senyum oleh Alana.

"Gue juga dulu pengennya sih gitu,tapi gak jadi,takut gak kesampaian,jadi gue mau buka bisnis daster ini sekalian mau ngurangi pengangguran."

Arka yang sejak tadi mendengar obrolan keduanya pun tersenyum samar. Ia bangga pada Bella yang walaupun keluarganya orang kaya tapi tetap mau bekerja dan menolong orang lain. Beda dengan Alana yang memang kelewat manja.

"Gitu dong Lana,gak ada salahnya bantu Bella, lagian tujuannya juga bagus."

"Iya ma,tapi gue tetap di gaji kan bell?"

"Giliran gaji aja cepet,makanya buruan, kasihan karyawan yang udah nungguin kita,malah panas lagi hari ini." Gerutu Bella yang sudah menghabiskan nasi gorengnya dan melirik ke piring yang ada di hadapannya.

"Eits!! Jangan ambil kerupuk gue." Lana segera meraih piringnya,enak aja Bella selalu menyambar kerupuknya.

"Pelit lo!" Ucap Bella sinis dan melihat ke piring yang ada di sampingnya. Dan dengan cepat menyambar kerupuk orang disebelahnya,saat di tatap Bella mendelikan matanya.

"Kenapa? Mau pelit juga kayak adik lo!" Seakan tersadar Bella langsung bangkit berlari keluar rumah. Dan tak lama hanya terdengar tertawaan Alana dan juga Tante Aluna.

****

"Gila bell,Lo gak lihat tadi muka Abang gue," Alana masih belum bisa menghentikan tawanya.

"Lan!!" Pekik Bella yang masih malu dengan kejadian tadi pagi.

"Ha..ha..ha..!" Tawa Lana terdengar lagi.

" Hpmmm!!" Lana menahan tawanya saat melihat tatapan sadis Bella.

" Oke oke, sekarang kita kerja, dasternya mau di pajang gimana?" Tanya Lana yang kini mulai serius.

"Lo lihat harganya, terus Lo pisah sesuai harga. Nanti baru di susun rapi." Ujar Bella yang kini sibuk membuka kardus besar berisi daster.

"Mbak, ini kalo digantung terus bisa?"  Tanya seorang karyawan.

"Ah iya bisa, gantung aja disana,terus bongkar daster batiknya ya." Titah Bella yang di iyakan karyawannya.

"Bell!! Yang daster kaosnya gimana?" Teriak Alana melengking.

"Ya ampun lan, jangan teriak bisa gak sih,gue gak budek tau," omel Bella tapi para karyawan yang berjumlah lima orang itu hanya tersenyum melihat keduanya.

Jam sudah menunjukkan di angka enam sore. Para karyawan sudah duluan pulang sejak jam empat sore. Kini tinggal Bella sendiri yang masih sibuk di toko, sedang Lana juga sudah pulang sedari tadi.

"Ah..lelah juga kerja gini,coba kalo ada orang kaya nyasar ngelamar gue,pasti gue iyain secepatnya." Gumam Bella dan terkejut saat melihat sepasang mata menatapnya tajam.

"Gak ada yang boleh nikah sama kamu bell," Arka berkata dalam hatinya.

Ya itu adalah Arkana. Tadi Arka melihat Alana pulang sendirian tanpa Bella. Jadi Arka penasaran Bella kemana,dan sewaktu ditanyakan pada Lana, adiknya itu menjawab kalau Bella masih di toko. Karena takut terjadi sesuatu, akhirnya Arka menyusul ke toko untuk menjemput Bella. Tapi ternyata Arka harus mendengar gumaman Bella yang ingin menikah dengan pria lain. Dan itu membuat Arka kesal setengah mati.

Sekarang keduanya sudah berada di dalam mobil yang melaju ke rumah mereka. Dengan berani Arka menepikan mobilnya saat hampir sampai ke kompleks perumahan mereka.

"Loh bang Arka, mobilnya kok berhenti," tanya Bella hati-hati takut yang punya mobil marah.

"Ada yang mau aku bicarakan sama kamu bell," ucap Arka membuat Bella deg-degan.

"Bang Arka kenapa?" Tanya Bella lagi saat Arka tak kunjung mengeluarkan suaranya.

"Bell,apa kamu serius mau nikah?" Pertanyaan Arka itu membuat Bella sadar, kalau Arka tadi mendengar gumamannya.

"Oh itu,tadi aku cuma bercanda doang kok." Jawab Bella masih dengan hatinya yang dag-dig-dug.

"Gimana kalau aku lamar kamu sekarang,apa kamu akan menerimanya?"

Bella melebarkan matanya saat mendengar ucapan Arka, bibirnya seakan kelu tak bisa terbuka sedikitpun.

"Bell, menikahlah denganku dan jadi istriku,aku akan membuat hidup kamu bahagia selamanya!" Ucap Arka tegas.




Jangan lupa vote n coment!!!





Terimakasih 😘

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang