Bab 72

1.4K 76 9
                                    

Typo Bertebaran,

Happy reading 😊

Bara memasukkan beberapa potong bajunya dan juga Alana ke dalam koper kecil. Hari ini ia dan Alana berencana untuk menginap di villa mungil mereka selama dua hari. Dikarenakan jadwal kerja Bara yang padat dan tidak memungkinkan untuk bolak balik.

"Kak Bara bawain sepatu aku juga," Lana menenteng sepasang sepatu olahraga berwarna abu pink. Lana berencana untuk keliling besok di villa pasti seru.

Bara mengambil sepatu itu dan menaruh di samping koper. Semenjak mereka menikah baru kali ini jadwal kerja Bara sangat padat. Selain mengajar Bara harus mengikuti pertemuan rutin yang khusus di adakan oleh petinggi perusahaan.

"Ambil beberapa sweater,disana dingin." Perintah Bara yang di iyakan Lana. Dua sweater kini telah mendarat di dalam koper.

"Siap-siap kita berangkat sekarang." Kata Bara setelah mengancingkan koper dan menaruh di pinggir pintu.

"Sekarang? Gak kepagian?"

"Enggak, soalnya nanti ada teman aku yang mau ketemu dalam perjalanan." Jawab Bara yang sudah mengganti sarung dengan celana jeans dan juga sweater lengan panjang bergaris.

Lana terpana melihat suaminya yang tampak semakin tampan. Udah kaya, sholeh,baik, tampan kurang apalagi coba,Alana benar-benar rezeki nomplok mendapatkan suami seperti Al Mubarak.

"Ekhmm,Lana sudah ya lihatnya, sekarang siap-siap,kasian nanti teman aku nungguinnya lama." Ujar Bara merapikan rambutnya.

"Aish,kak Bara mengagumi suami sendiri itu berpahala. Kak Bara sangat berdosa udah menghentikan pahala aku yang sedang mengalir." Sahut Lana mengerucutkan bibirnya tanpa rasa malu.

Bara tertawa mendengar gerutuan Lana. "Iya maaf,nanti malam ya di pandang lagi." Bara menggelengkan kepalanya takjub.

"Gak ah,udah gak mood." Lana bangkit dan mengganti bajunya di depan Bara. Ia tidak malu-malu lagi di depan Bara begitupun dengan Bara yang hanya bisa menahan diri saat melihat tubuh ramping dan mulus milik Alana.

Sekarang giliran Bara yang terpana melihat kecantikan istrinya,Lana sangat seksi bahkan isi kepala Bara bisa traveling kemana-mana jika melihat Lana berganti di depannya.

"Apa lihat-lihat?" Cibir Lana yang sengaja balas dendam.

"Astaghfirullah," Bara mengulum senyum, menahan mulutnya untuk tidak tertawa melihat kejutekan Lana.

"Kak Bara tunggu di bawah aja ya,disini bahaya bisa gak jadi pergi nanti kita." Tutur Bara lembut,Lana hanya berdecih mendengar ucapan Bara.

"Bilang aja ke goda sama tubuh cantik aku." Ledek Lana yang tambah mengacaukan rambutnya supaya terlihat tambah seksi.

"Masya Allah," Bara berjalan menghampiri Lana,dan meraih kepala Lana dan menciumnya. Tangannya menekan kepala Lana untuk memperdalam ciumannya.

Hampir lima menit mereka saling berbalas ciuman,dan berbagi saliva. Saat nafas keduanya sudah di ujung baru mereka menghentikan ciumannya.

"Lanjut bersiap,aku tunggu di bawah." Ucap Bara lembut dan membersihkan bibir Lana dari liurnya yang merembes di sekitar mulutnya.

Lana spontan mengangguk,ia setengah menyesal karena telah memprovokasi Bara. Ia lupa suaminya walaupun sholeh tapi tidak pernah bisa menahan godaan darinya.

Setengah jam kemudian Lana baru turun dengan memakai tas selempang samping. Di dalamnya sudah di isi dengan dompet dan juga ponselnya.

"Lelet banget, Bara udah kering nungguin Lo dari tadi." Komentar Bella yang bersandar di sofa. Perutnya sudah mulai membuncit besar.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang