Typo bertebaran,
Happy reading 😊
"Aaaaaaa kangen banget!!" Jerit Bella saat melihat Lana masuk ke kamarnya. Bara juga ikut masuk dan duduk bersama Arka di sofa. Mereka memberi ruang untuk keduanya melepas rindu.
"Gue juga kangen sama lo!" Lana memeluk Bella erat dan mencium kedua pipinya.
"Tapi kok ada yang beda ya," Lana merasa ada yang janggal dengan Bella dan tiba-tiba ia teringat akan hal itu.
"Kok lo gak bau sih,biasanya kan lo bau kalau lagi sakit karena malas mandi!" Heboh Lana tertawa mengingat sahabatnya yang takut air kalau lagi sakit.
Bella mencibir kesal, "nyesel gue kangen sama lo." Yang sebenarnya terjadi adalah Arka yang selalu sigap memandikannya dan pernah memperdulikan Bella yang selalu protes tak ingin mandi.
"Btw kok Lo bisa wangi gini seh,udah rajin mandi ya,takut di tinggalin Abang gue." Goda Lana masih tertawa.
"Abang Lo udah cinta mati sama gue,kalau dia tinggalin gue, anaknya gue bawa lari!" Sahut Bella kejam.
"Ekhmm," Arka kadang heran dengan mereka, bisa-bisanya mereka mengatainya seakan ia tidak ada di sana.
Bara tersenyum mendengar percakapan Bella dan istrinya, benar-benar meresahkan.
"Eh, gimana keponakan gue,sehat kan?" Lana mengalihkan pembicaraan saat melihat tatapan tajam Arka.
"Alhamdulillah sehat,cuma gue aja masih susah makan. Capek muntah terus." Keluh Bella mengelus perutnya yang masih datar.
"Lo harus makan,nanti biar gue bantu cari makanan yang Lo mau."
"Beneran?"
"Iya,demi ponakan gue, pokoknya Lo harus sehat!" Kekeuh Lana semangat.
"Apapun yang Lo mau, Lo tinggal kasih tau gue!" Sambungnya lagi.
"Aaaa gue seneng banget,gak nyesel gue punya adek ipar kayak Lo!" Bella tersenyum senang, akhirnya ia bisa request makanan yang ia inginkan.
"Untuk saat ini Bella cuma bisa makan bubur, makanan lunak sehat,roti dan buah. Kalau kamu mau belikan di antara yang tadi aku sebutkan boleh,selain itu jangan coba-coba!" Jelas Arka dengan tegas. Ia tak ingin baby nya kenapa-napa di dalam kandungan ibunya.
Lana melongo mendengar ucapan bang Arka, sedangkan Bella mendelik kesal karena di larang makan makanan kesukaannya.
"Lo cuma bisa makan bubur?" Tanya Lana tak percaya,ia jadi kasian melihat sahabatnya menderita.
"Huum,gue bosan Lana makan bubur nasi,bubur sumsum,kacang hijau. Gue pengen seblak,ceker mercon!!" Rengek Bella mengadu pada sahabatnya.
"Bang, Bella boleh makan apa aja yang penting lunak kan?" Arka menganggukkan kepalanya.
"Kalau seblak sama ceker di blender boleh gak?" Bara terperangah mendengar ucapan Lana,ia tak tau apakah istrinya kelewat pintar sampai mengatakan hal itu.
"Huek! Lana sialan Lo!" Bella mual membayangkan bubur seblak dan ceker mercon di blender.
Arka dengan cepat mengambil baskom tempat tampungan muntahan Bella yang sudah di lapisi kantung plastik. Bella memuntahkan air putih yang terasa pahit di mulutnya.
Lana terdiam melihat reaksi Bella,ia merasa bersalah karena ingin menjahili Bella.
"Sorry bell,gue gak tau kalau separah ini." Lana mengelus punggung belakang Bella dengan perasaan bersalah.
"Gak papa kok,gue nya aja yang lagi sensitif banget. Lo udah lihat sendiri kan, seriusan gue beneran tepar kali ini." Ucap Bella dengan nafas yang terdengar melelahkan.
"Gue jadi sedih lihat Lo gak semangat gini," Lana menangis sedih melihat Bella yang mulai tampak pucat.
"Minum dulu," Arka memberikan gelas berisi air putih yang di teguk sebagian oleh Bella.
Setelah membereskan muntahan Bella,Arka kembali duduk di sebelah Bara.
Bara tersenyum melihat Arka yang telaten mengurus Bella. "Semangat calon Daddy."
Arka tersenyum senang mendengar ucapan Bara. ya masih calon Daddy karena kurang dari tujuh bulan lagi,ia baru menjadi Daddy sungguhan.
"Lana, jangan bercanda seperti tadi lagi." Tegur Arka saat melihat Bella yang sudah tertidur. Lana mengangguk patuh dan berjanji tidak akan berbicara seperti tadi.
"Kalau gitu kita balik ke kamar dulu ya," ujar Bara mengajak istrinya untuk istirahat juga.
"Iya,makasih ya,udah pulang cepat. Sorry kalau ganggu honeymoon kalian." Ucap Arka tak enak karena terkesan memaksa adiknya untuk pulang demi istrinya.
"Gak papa,santai aja." Mereka keluar dari kamar Bella dan masuk ke kamar sendiri.
Setelah menutup pintu kamar,Lana menghambur ke pelukan Bara. Ia masih merasa bersalah karena telah menjahili Bella. Air matanya juga jatuh,Lana terisak sedih melihat keadaan Bella yang tampak kurus dan lemah.
"Aku gak sengaja tadi,aku gak tau Bella separah itu." Lana berbicara sambil terus terisak sedih.
"Iya,aku tau kamu gak sengaja. Bella pasti ngerti kok." Hibur Bara tak ingin Lana terus menyalahkan diri.
"Apa semua ibu hamil seperti itu?" Tanya Lana tiba-tiba.
"Maksudnya apa?" Beo Bara tidak mengerti. Ia melepaskan pelukan dan menarik Lana untuk duduk di pinggir kasur.
"Apa semua ibu hamil merasakan seperti yang Bella rasakan,mual dan muntah?" Lana mengulang pertanyaannya berharap Bara mengerti.
"Itu,aku juga gak tau. Tapi menurut cerita Arka tadi, memang sebagian besar ibu hamil akan merasakan mual dan muntah terutama pada trimester pertama." Terang Bara mengingat ucapan Arka tadi.
"Apa aku juga nanti seperti Bella?"
"Kenapa, kamu takut?"
Lana menggigit bibir montoknya,ia tak tahu apakah ia takut mual dan muntah,atau ia takut tidak sanggup menghadapi kehamilannya.
"Gak perlu takut,aku akan dampingi kamu selama kamu hamil. Aku bakalan siaga terus di samping kamu seperti Abang kamu yang setia terus di samping Bella." Ujar Bara menenangkan Lana dari ketakutannya.
"Tapi nanti aku bakal kurus kerempeng,gak cantik lagi. Sedangkan Kak Bara nanti harus mengajar di pondok dan otomatis kak Bara nanti melihat banyak santri putri yang masih fresh dan cantik dari aku." Balas Lana minder,raut wajahnya juga jadi jelek memikirkan jika hal itu terjadi.
"Masya Allah sayang,gak mungkin aku seperti itu. Kamu harus lebih percaya pada suami kamu. Buktinya sekarang aku masih disini di samping kamu." Sepertinya Bara harus membeli stok sabar di aplikasi online. Bahaya kalau punya istri yang selalu berprasangka buruk pada suami. Ini salah satu contoh yang gak boleh di tiru.
"Inikan karena aku masih sehat,coba kalau aku udah kayak Bella..."
"Percaya sama aku,nanti kalau kamu hamil,kamu boleh ikut aku kemana pun aku pergi. Kamu bisa buktikan kalau ucapan aku itu beneran tulus." Sambar Bara saat mendengar omongan negatif lagi yang keluar dari mulut Lana.
"Sepertinya kamu udah pengen hamil ya," goda Bara mengalihkan pembicaraan.
Wajah Lana memerah mendengar ucapan Bara. "Apaan sih kak Bara,malu tau." Gumam Lana membenamkan wajahnya di bahu Bara.
"Aku juga udah gak sabar pengen jadi calon Daddy." Bisik Bara langsung ditelinga Lana yang terpampang disampingnya.
"Kak Bara!!" Pekik Lana menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia semakin malu mendengar bisikan Bara.
"Sabar ya sayang,semua sudah di atur sama Allah SWT. Kita perbanyak doa dan usaha." Sambung Bara lagi yang semakin membuat Lana malu.
Sedangkan Bara diam-diam menghela nafas lega karena berhasil mengalihkan pembicaraan. Saat tahu Lana meragukan cintanya, Bara rasanya ingin marah. Tapi ia mencoba untuk dengan pelan menjelaskan arti dari kata percaya terhadap suami sendiri. Bisa jadi perang seandainya rumah tangga tidak di lengkapi dengan rasa percaya.
Jangan lupa vote n coment yang banyak ya!!!
Terimakasih 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
BelLana (End)
RomanceBella dan Alana dua orang gadis yang sama-sama sedang mencari pendamping hidup. Bella yang ingin melupakan Arka dan mencari penggantinya tak disangka malah berbalik menjadi istrinya. Alana tak menyangka dirinya akan dihadapkan dengan seorang pria al...