part 4

2K 113 1
                                    



Typo bertebaran,


Happy reading 😊



Jam sudah menunjukkan pukul setengah duabelas malam, setelah bergosip ria dengan Alana kini gadis itu telah pergi ke pulau kapuk menyisakan Bella yang berbaring dengan mata yang masih segar. Tak lama setelah itu perut Bella berbunyi. Rupanya cacing di perut Bella meronta ingin meminta asupan darinya.

Pelan Bella bangkit dan berjalan menuruni tangga. Ia mengamati setiap sudut yang ada di rumah ini. Rumah yang tak asing lagi baginya,sampai Bella terpaku pada satu kamar yang bercat putih abu-abu. Disana masih terpasang gantungan pintu buatan Bella yang terbuat dari kain flanel berbentuk monyet tanpa senyum dengan nama Arbell yang berarti Arka nya Bella. Bella pun menghela nafas teringat bagaimana ia dulu menempel hasil kreasinya dan mendapat omelan dari Tante Luna. Dalam ingatannya masih teringat perkataan Tante Luna," Bella!! Kamu mau buat calon menantu Tante nangis ngeliat ini!!" Omel Tante Luna dengan menunjuk ke arah gantungan pintu.

"Bella gak nangis kok Tan," jawab Bella.

"Tante bukan ngomongin kamu loh bell, maksud Tante itu calon istrinya Arka!!"

"Ya iyalah Tante,kan calon istrinya bang Arka aku." Tunjuk Bella pada dirinya sambil tersenyum lebar.

"Ngarep," ucap Luna akhirnya dan berlalu pergi dengan gelengan kepala.

Tanpa sadar Bella tersenyum mengingat kejadian itu. Tapi kenapa gantungan itu masih tertempel disana padahal udah keliatan kusam.Pasti mereka lupa untuk melepaskan gantungan tersebut,pikir Bella.

Kini Bella sudah berada di dapur,tak segan ia membuka pinta kulkas dan melihat sesuatu yang bisa ia makan tanpa harus memasak. Bella terlalu sering lapar di malam hari,dan sebenarnya tidak baik untuk organ tubuh bekerja dimalam hari tapi mau gimana lagi, Bella tak pernah bisa menahan rasa laparnya dari dulu. Untungnya tubuh Bella mau berkompromi dengan dirinya, makanan sebanyak apapun yang masuk ke mulutnya, tak pernah bisa membuat dirinya gemuk.

Helaan nafas terdengar dari mulutnya saat melihat hanya ada buah yang bisa dia makan. Ada sih ayam ungkep tapi untuk apa kalau masih harus di goreng, Bella tak pernah bisa melakukan hal tersebut. Apalagi ia anak semata wayang pastinya kedua orangtuanya sangat memanjakannya. Bella pun mengambil satu apel dan jeruk,tapi begitu ia berbalik matanya melebar sempurna melihat bang Arka yang sedang menatap dirinya dengan tatapan tajam. Bella menutup mata, pasti ia gak bisa kabur kali ini.

"Lapar??" Bang Arka membuka suara seraknya, sepertinya bang Arka terbangun dari tidurnya.

"Heemm" jawabku yang tanpa sadar malah menyembunyikan apel dan jeruk yang ada di kedua tangannya ke belakang punggung.

"Duduk dan tunggu." Ucap Arka dan ia pun membuka kulkas terus mengambil dua potong ayam yang sudah di ungkep oleh bibi yang bekerja di rumahnya.

Bella tak melihat lagi keberadaan Arka tapi begitu mendengar suara penggorengan seketika itu pula Bella tau, Arka sedang memasak untuknya.

"Jangan dikupas lagi jeruknya," Arka mengambil jeruk dari tangan Bella dan menaruh kembali di meja.

Kini Arka meletakkan setengah porsi nasi putih dengan isian dua potong daging ayam lengkap dengan saus sambal dihadapannya.

"Makan!" Titah Arka

Bagai anak ayam Bella menurut,ia dengan lahap memakan makanannya. Arka duduk dan tersenyum samar melihat wajah Bella yang tengah menikmati makanannya. Takut Bella tersedak, Arka kembali bangkit mengambil segelas air hangat dan menaruh tepat di samping piringnya.

"Kok panas," protes Bella tanpa sadar. Begitu tersadar ia langsung menutup mulutnya.

"Gak baik minum air dingin malam-malam." Ujar Arka yang tau gadis didepannya sangat menyukai segala jenis air dingin dan es.

Bella kini hanya terdiam tak berbicara lagi. Ia terus mengunyah makanan yang mendarat di mulutnya.

"Jangan pergi dulu," tahan Arka saat melihat Bella bangkit dari duduknya dengan membawa piring dan gelas yang sudah dipakainya.

"Duduk!!" Titah Arka saat melihat Bella masih berdiri.

"Biarkan aku cuci tangan dulu," ucap Bella menampakkan ujung jarinya yang terdapat bekas saus sambal.

"Tak perlu," Arka lantas mengambil tisu basah dan membersihkan kelima jari Bella hingga bersih. Setelah itu ia mendudukkan Bella kembali dan Arka juga menarik satu kursi supaya bisa duduk di dekat Bella.

Jantung Bella berdetak hebat saat melihat Arka yang duduk di dekatnya, apalagi tangan Arka kini memegang kedua pundaknya.

"Bella, kenapa kamu menghindar dari aku?" Pertanyaan Arka membuat Bella tercengang.

"Bell?" Ulang Arka lagi.

"Aku...a..ak..aku gak kok." Jawab Bella gugup menghindari kontak mata langsung dengan Arka. Matanya melihat ke seluruh ruangan dengan hati yang tak karuan.

Arka menghela nafas, dengan sabar ia coba berbicara lagi dengan Bella. Si keras kepala batu ini. Sebenarnya tadi Arka hanya ingin mengambil air putih,tapi begitu melihat Bella,ia jadi kepikiran perkataan Luna ibunya.

"Bang,Tante Rena tanya lagi tuh,kamu mau gak di jodohkan sama Bella."

"Arka gak tau ma, Arka harus tanya dulu sama Bella. Arka gak mau paksa Bella. Nanti Arka coba tanyain dia dulu."

"Mau tanya kapan, Bella aja gitu liat Abang langsung lari terbirit-birit."

"Pasti ada waktunya." Ucap Arka kala itu. Dan setelah dipikir-pikir inilah waktunya.

"Oke kalau kamu memang gak menghindar sekarang aku tanya,tapi kamu harus jawab dengan jujur," Bella menganggukkan kepalanya ragu-ragu.

"Gimana kabar kamu Bella?" Tanya Arka dengan senyum mencurigakan.

"Baik," jawab Bella cepat.

"Gimana kabar om Hendra sama Tante Rena?"

"Baik juga"

"Kuliah kamu apa udah beres semua?"

"Udah dong," jawab Bella.

"Apa kamu masih suka aku?"

"Masih! Uppss.." Refleks Bella menutup mulutnya saat ia menyadari kalau Arka sedang mengerjainya. Tanpa kata lagi Bella bangun dari duduknya dan berlari dengan cepat. Tanpa menghiraukan panggilan dari Arka, Bella malu bukan main. Apalagi kamar Alana serasa jauh, Bella berlari seakan tak sampai-sampai. Begitu sampai,Blam!! Bunyi pintu dibanting kuat oleh Bella. Ia bersandar di pintu sambil memegang dadanya yang berdegup kencang.

"Sialan,gue dikerjain!" Umpat Bella dan buru-buru ia menarik selimut dan membenamkan wajahnya ke dalam bantal tidur.

Sedang Arka,ia tersenyum puas karena sudah bisa mengambil keputusan. Dia langsung menghubungi orangtua Bella.

"Tan, Arka mau sama Bella!" Ucapnya tegas.







Jangan lupa vote n coment yang banyak!!!!






      Terimakasih 😘

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang