Bab 63

1.4K 85 2
                                    


Typo Bertebaran,

Happy reading 😊


"Hum....hum..." Lana mencium aroma roti bakar manis. Matanya masih tertutup tapi karena ia sedang kelaparan jadi refleks tubuhnya sangat baik dengan tetap bangun mengikuti aroma makanan.

Lana bersandar di kusen pintu sambil mengucek matanya yang masih malas untuk terbuka. Semalam keduanya menikmati malam penuh cinta hingga dini hari. Lana yang sangat kelelahan kembali tidur setelah melaksanakan shalat subuh. Kepalanya agak pusing, dengan rambut acak-acakan Lana merengek memanggil Bara.

"Kak Bara," panggil Lana dengan suara serak bangun tidurnya.

Bara menegang mendengar suara Lana,sudah pernah ia katakan bukan, suara Lana bangun tidur berserta penampilannya itu sungguh sangat menggiurkan, seksi dan nikmat untuk disantap.

"Hiks..hiks.." rengek Lana manja masih di tempat yang sama.

Bara dengan cepat memindahkan roti bakar buatannya ke piring,dan buru-buru menghampiri Alana.

"Kenapa sayang?" Ucap Bara lembut. Lana langsung mendekap tubuh Bara, tangannya ia lingkarkan erat di pinggang.

Bara menunduk melihat Lana yang masih berusaha membuka lebar matanya. Ia sampai menahan tawa,Lana terlihat sangat menggemaskan.

"Masih ngantuk?" Tanya Bara. Lana menganggukkan kepalanya.

"Ya udah tidur lagi, kenapa di paksa bangun coba?" Bara menggiring Lana kembali masuk ke kamar tapi Lana menahannya.

"Ngantuk tapi lapar!" Rengek Lana yang terlanjur kesal karena perutnya semakin berbunyi.

"Ya udah,kak Bara bantuin seka muka kamu dulu ya." Bara mendudukkan Lana di kursi makan, setelah itu ia mengambil handuk basah dan menyeka wajah Lana terutama bagian matanya.

"Gimana udah jelas lihatnya?"

Lana mengangguk dan tersenyum, "sudah. Boleh makan kan?"

"Boleh, silahkan tuan putri." Bara mendekatkan piring berisi roti bakar buatannya.

Lana mengambil satu dan mengunyahnya cepat, tanpa memperdulikan remahan roti yang bercecernya akibat gigitannya.

"Pelan-pelan gak akan ada rebut." Ujar Bara sembari membersihkan remahan roti.

Lana tidak menanggapi ucapan Bara,ia malah terus makan sepotong lagi,dan lagi, sampai hanya piring kosong yang tertinggal.

"Alhamdulillah,udah kenyang." Lana mengelus perutnya setelah minum susu.

"Roti bakar buatan kak Bara enak banget sih." Puji Lana membuat Bara tersipu malu.

"Iya enak, sampai buat aku aja gak ada sisa," kekeh Bara menggoda Alana.

Lana tersenyum kecut, "maaf,ini juga gara-gara kak Bara." Gerutu Lana mengingat semalam ia di bantai habis oleh Bara.

"Kok salah kak Bara?" Beo Bara bingung.

"Kak Bara lupa semalam gak kasih aku istirahat sedikitpun sampai aku kehabisan tenaga." Sarkas Lana tanpa ampun.

Bara terperangah,ia tak menyangka Lana akan mengungkit pergumulan mereka semalam. Ia akui memang semalam mereka melakukannya dengan durasi bersambung tanpa istirahat,tapi ia juga yakin semalam istrinya juga ikut menikmati. Dan sebagai suami, Bara semakin semangat melihat sang istri puas dengan pelayanannya.

"Iya,tapi siapa yang semalam manut-manut aja gak ada protes apapun? Seharusnya kamu protes kalau memang kecapean." Goda Bara lembut.

Aish,ini suaminya ngajak perang nih kayaknya. "Gimana mau protes kalau rasanya nikmat gitu." Ups kan ngaku jadinya.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang