Bab 71

1.4K 68 0
                                    


Maaf Typo Bertebaran,

Happy reading 😊

"Terimakasih buk," ucap Lana ramah dan memberikan daster yang sudah di bungkus.

"Lala,stock daster batik masih banyak?" Hari ini Lana mengunjungi toko. Ia ingin mengorder lagi barang yang sudah habis. Dikarenakan kehamilan Bella sudah semakin besar, Arka mewantinya untuk membantu pekerjaan Bella.

"Masih mbak, yang sudah habis daster gambar animasi,sama daster rumahan biasa mbak." Jawab Lala lugas.

" Kemarin ada yang cari daster motif Bali mbak,tapi gak ada lagi stock." Lanjut Lala sambil memeriksa barang-barang di rak belakang.

"Oke,mungkin dalam minggu ini barangnya sudah sampai,nanti minta bantu Rita buat bereskan." Jelas Lana mengotak-atik handphonenya untuk mengatur pemesanan.

"Baik mbak." Lala menjawab singkat.

"Oh ya, karena saya jarang datang jadi pas hari masuk barang kalian jangan lupa ambil uang lembur. Nanti bisa masukkan ke kas ya?" Lanjut Lana yang membuat senyum cerah Lala terbit.

Lala dan karyawan yang lain sangat senang bekerja disini. Selain kerjanya santai,boss nya juga sangat pengertian dan royal.

"Assalamualaikum," Bara mengucap salam saat masuk ke dalam toko. Ia melihat Alana menjawab salamnya dengan mata yang masih tertuju pada hp.

" Sudah selesai?" Tanya Bara berjalan menuju sang istri yang kini sedang fokus mengorder barang.

"Kak Bara udah sampai,tapi aku belum selesai, sebentar ya." Bara mengangguk dan melihat sekeliling toko, banyak barang yang sudah habis dan banyak manekin yang tampak telanjang di sudut ruangan.

"Kak Bara duduk, jangan berdiri aja nanti capek loh." Imbuh Lana menarik sebuah kursi plastik untuk diduduki Bara.

"Kalau capek kan ada kamu yang pijatin aku." Ucap Bara tersenyum lembut.

"Gak, emang aku tukang pijat apa,gak mau." Tolak Lana mentah-mentah.

"Gak boleh nolak suami,berdosa." Kata Bara mengusap kepala Lana yang memanyunkan bibirnya.

Hari ini Lana memakai tunik baby blue berbahan sifon dengan tambahan celana panjang pensil. Hijab yang di gunakan berwarna lebih gelap setingkat dari tunik.

"Terus kalau kita ngobrol terus kapan aku selesainya? Huh!" Lana kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Iya sayang, lanjutkan saja." Sahut Bara penuh pengertian.

Bara memandangi Lana yang sedang serius, mengorder barang via online. Sebenarnya ia juga tak menyangka jika wanita di sampingnya ini bisa menjadi istrinya. Ia juga tau harapan seluruh keluarganya, mereka ingin Bara mendapatkan istri yang alim,sholeha dan itu jauh dari kriteria dari Alana. Tapi yang mereka tidak tau wanita di sampingnya ini memang bukanlah orang alim tapi dia adalah wanita yang berusaha pantas untuk berada di sisinya. Bara sangat berharap Lana dapat hijrah menjadi wanita yang lebih baik setiap harinya bukan hanya untuknya tapi juga untuk dirinya sendiri.

"Udah puas mandanginnya?" Ucap Lana tertawa kecil, Bara tersentak dari lamunannya.

"Aku tau aku cantik,tapi biasa aja dong lihatnya gak sampai ngiler gitu!" Sambung Lana tersenyum penuh arti.

Bara reflek menyentuh sudut bibirnya,dan ternyata Lana hanya menggodanya saja. Bara menarik lembut pipi Lana gemas, bisa-bisanya Lana mengerjainya.

Alana masih menertawakan Bara,dia terlihat imut saat sedang melamun.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang