Bab 44

1.7K 83 6
                                    


Typo bertebaran,

Happy reading 😊


"Bell!! Bella!!" Panggil Arka untuk kesekian kalinya.

Sudah dua jam dari kepulangannya, Bella mengurung diri di kamar rumahnya. Arka sendiri walau tidak mengejar Bella,tapi pikirannya terus tertuju pada istri cantiknya.

Begitu sampai dirumahnya tadi, Arka langsung berlari masuk kerumah untuk menemui Bella. Bahkan ia mengabaikan ejekan Lana saat melihatnya kelabakan mencari Bella yang ternyata tidak ada di kamarnya.

"Kamu liat Bella?" Tanya Arka kalut.

"Gak ada Bella disini bang," ucapan Lana membuat Arka tambah was-was. Kalau Bella gak ada disini,terus dia kemana. Arka terduduk bingung, otaknya yang pintar tiba-tiba ngeblank jika menyangkut orang yang dicintainya.

"Bella ada bilang mau kemana gitu," melihat Arka tampak kacau,Lana jadi gak tega untuk terus marah.

"Bella pulang kerumahnya!" Ketus Lana yang sebenarnya lebih kepada kasian melihat abangnya yang terlihat khawatir.

"Makasih ya dek," ucap Arka yang berlari menuju rumah mertuanya. Untung saja kedua mertuanya sedang berada di luar kota.

Dan disinilah Arka,masih setia menunggu sang pujaan hati keluar dari kamar. Sudah dua jam lebih Arka menanti Bella dengan tangan yang tak henti-hentinya mengetuk pintu. Sungguh rekor terbaru dalam hidup Arka,baru kali ini ia di buat menunggu segitu lamanya.

Sedangkan yang di tunggu sedang memakai earphone mendengarkan lagu-lagu galau yang menggambarkan keadaannya sekarang. Ia bahkan tidak mendengar sedikit pun suara Arka bahkan gedoran pintunya.

Hingga saat ia ingin pipis, barulah Bella menyingkirkan earphone bahkan mengakhiri lagu galaunya. Dan terdengarlah suara Arka beserta ketukan pintu yang bergema lumayan kencang.

"Alhamdulillah, Bella! Aku khawatir tau,kamu gak bukain pintu dari tadi." Ucap Arka lega saat melihat Bella membuka pintu kamar.

"Ada apa?" Tanya Bella dingin. Tak ada senyum.

"Bell,yang kamu lihat tadi gak seperti yang kamu bayangkan. Itu tadi rekan kerja aku!" Jelas Arka cepat.

"Tapi kamu pernah bilang, rekan kerja kamu semuanya laki-laki!" Sentak Bella mengingatkan Arka pada omongannya dulu.

"Iya memang semuanya lelaki,aku juga gak tau,saat Bima mengatakan ada yang mau kerjasama bareng aku dan tau-taunya perempuan." Jelas Arka lagi.

"Tapi kan bang Arka bisa nolak!" Sungut Bella dengan wajah ketus.

"Gak bisa gitu sayang,sini duduk dulu biar aku jelasin." Arka menarik tangan Bella untuk duduk tapi Bella melepas tangan Arka menolak.

"Nanti kamu capek loh berdiri gitu," bagai tak kehilangan akal Arka masih membujuk Bella untuk duduk bersamanya.

Akhirnya dengan berat hati, Bella mengikuti Arka untuk duduk di sofa.

"Aku memang gak mau kerjasama dengan perempuan,tapi gak bisa juga langsung di tolak sembarangan. Apalagi perempuan itu orang yang pernah aku tolong dulu." Arka sengaja tidak menyebut nama Sania.

"Oh jadi kamu kenal sama itu cewek, pernah suka sama kamu juga gak? Jadi mau CLBK lagi nih ceritanya." Cercar Bella tambah kesal mendengar ucapan Arka.

"Masya Allah sayang,bukan begitu. Gak boleh berpikiran buruk dengan orang lain. Malahan aku gak ingat kalau pernah tolongin dia, itu pun aku tau karena dia yang tadi ingatin aku." Bantah Arka yang tak terima di tuduh CLBK oleh istrinya.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang