Bab 46

1.6K 90 4
                                    


Typo Bertebaran,

Happy reading 😊

"Alhamdulillah," seru seluruh tamu yang menjadi saksi ikrar halal Al Mubarak alias Gus Al atau biasa juga di panggil Bara dengan sang pujaan hati Alana.

Setelah mengaminkan segala doa terbaik untuk pasangan pengantin,kini para tamu juga sudah tak sabar untuk menanti kedatangan bintang utama yaitu sang pengantin wanita.

"Kini kita sambut pengantin wanita untuk menghampiri sang suami yang telah selesai mengikrarkan janji suci." Ucap sang MC dengan suara mendayu lembut.

Bara menolehkan kepala ke kanan,saat mendengar suara bisikan tamu yang mengatakan Alana sudah keluar dari bilik kamar.

Berbagai macam pujian indah terlontar dari bibir orang-orang yang datang meramaikan acara pernikahan keduanya.

Dan Bara tak bisa menahan ketakjuban saat melihat Alana berjalan ke arahnya dengan penampilan yang sempurna. Matanya sampai berkaca-kaca melihat Alana memakai hijab, sungguh Bara sangat terharu.

Padahal ia tak berharap Alana memakai hijab, karena ia tau Alana baru saja dalam proses hijrah. Tapi hari ini sungguh luar biasa Bara mendapatkan seorang bidadari berparas cantik.

"Pak suami tolong tangannya pak,sekalian di pasangkan cincin kawinnya." tegur sang MC saat melihat pengantin pria belum mengulurkan tangan. Tamu undangan juga terlihat menertawakan Bara yang terpukau melihat kecantikan istrinya.

Bara tersenyum malu,ia sampai tak sadar Alana sudah sampai di hadapannya menatap Bara intens. "Maaf," bisik Bara dan mulai memasukkan cincin ke dalam jari manis Alana, begitupun sebaliknya. Setelah itu Alana mencium takzim punggung tangan Bara.

Alana terharu saat Bara memegang ubun-ubunnya dan membaca doa untuk kebaikan pernikahan mereka. Tak lupa fotografer dan tamu undangan mengabadikan momen tersebut.

****

"Tadi kenapa bengong?" Tanya Lana. Mereka kini sedang beristirahat menyalami para tamu yang memberikan ucapan selamat.

"Lihat kamu cantik banget," puji Bara yang sebenarnya malu duduk berdua di pelaminan jadi tontonan massal.

Wajah Alana merona mendengar pujian dari sang suami. Sebenarnya banyak yang mengatakan hal yang sama,berbagai pujian terbaik dari tadi terus terlontar dari mulut orang-orang yang datang ke pesta pernikahan mereka.

Salah satunya adalah Bella,ia sampai shock melihat Lana tampak sangat cantik dan anggun di saat yang bersamaan. Dengan baju pernikahan bermodel kebaya modern berwarna putih membalut indah tubuh Lana,apalagi renda berbentuk sayap kupu-kupu membentang sempurna di bagian dada. Membuat aset Alana terlindungi dengan baik. Tak lupa jari dan telapak tangan Alana yang berhias inai bertabur glitter berkilau.

"Lan,cantik banget. Pangling gue." Itu sepintas ucapan Bella yang tadi sempat di dengar Lana. Dan ia hanya tersenyum menanggapi ucapan Bella.

"Gak nyangka akhirnya kita menikah juga," ujar Lana lirih saat dirinya tersadar dari lamunan.

"Masih gak percaya, semuanya seperti mimpi." Oceh Alana lagi. Bara tersenyum mendengar perkataan Lana.

"Semua sudah di atur oleh sang pencipta. Takdir kita karena berjodoh." Ujar Bara menggenggam tangan Lana yang sudah halal untuknya.

"Iya, bahkan aku masih ingat pas nenek gak setuju dengan pernikahan kita karena tidak menyukai aku," sambung Lana sambil menatap ke arah dua keluarga yang kini sedang mengobrol dengan senyum bahagia.

"Eh,tapi beneran kan,nenek udah kasih restu!" Bara menganggukkan kepalanya.

"Gak liat senyum nenek yang paling lebar di sana." Perkataan Bara membuat Alana tertawa pelan. Ia juga bisa melihat binar kebahagiaan dari nenek sang suami.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang