Bab 52

1.7K 86 3
                                    


Maaf typo Bertebaran

Happy reading 😊


Seminggu setelah kepulangan Lana dari honeymoon, Bara mulai sibuk dengan segala aktivitasnya. Mulai dari rapat pemegang saham sampai mempersiapkan segala keperluan untuk mengajar di pondok nanti.

Setelah berunding dengan ayahnya, Bara di putuskan mulai mengajar saat tahun ajaran baru.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh." Sahut Bara saat selesai mengikuti rapat virtual.

Lana berjinjit pelan saat mengetahui Bara sedang mengikuti rapat. Masuk ke dalam kamar untuk mengambil dompetnya.

"Mau kemana?" Tanya Bara yang sudah menutup laptopnya.

"Eh,udah selesai?" Bukannya menjawab Lana malah balik bertanya pada Bara yang sudah menutup laptopnya.

Bara mengangguk sebagai jawaban. "Kamu mau kemana?" Ulang Bara lagi.

"Mau jajan bareng Bella." Jawab Lana sambil nyengir menampakkan dompetnya.

Melihat dompet Lana,bara jadi ingat satu hal yang menurutnya sangat fatal.

"Boleh kirim no rekening kamu," ujar Bara sembari mengambil handphonenya yang baru selesai di charge.

Lana melongo berpikir untuk apa Bara meminta no rekeningnya.

"Untuk apa?" Beo Lana masih sibuk berpikir.

"Kirim saja," jawab Bara singkat dan memanggil Lana untuk duduk disebelahnya.

Lana tak menolak,ia pun berjalan dan duduk di samping suaminya.

"Buat apa sih?" Ujar Lana Mengotak-atik handphonenya dan mengirimkan no rekening sesuai permintaan Bara.

Bara tak menanggapi ucapan Lana,ia mengetik no rekening Lana dan mentransfer sejumlah uang untuk nafkah sekaligus uang jajan Lana.

Mendengar bunyi notifikasi,Lana melihat ke layar ponselnya. Matanya terbelalak tak percaya melihat nominal yang tercantum disana. Tiga digit, sekarang Alana tak tau harus berkata apalagi. 'sekaya apa suaminya ini.' imbuhnya dalam hati.

Bara tersenyum melihat Lana yang terbengong, memelototi layar ponselnya.

"Itu buat nafkah untuk sebulan ini, sekalian jajan kamu. Kalau kurang nanti kasih tau ya." Kata Bara menjelaskan tujuan transferan yang dilakukan tadi.

Lana masih belum bergeming walaupun mendengar semua ucapan Bara.

"Kak Bara sekaya apa sih?" Gumam Lana masih melotot ke arah ponsel.

Ia meringis tak percaya telah menikah dengan salah seorang sultan. Sekarang bukan hanya Nagita Slavina ataupun Aurel Hermansyah yang punya suami sultan. Tapi kini bertambah Alana putrinya Alan Dimitri.

"Allah SWT yang Maha Kaya, dan aku hanya di percaya untuk dititipkan sebagian kecil kekayaan buat dibagi-bagi pada orang yang membutuhkan. Dan salah satunya untuk diberikan pada istriku." Jelas Bara lembut.

Beginilah kalau kita menikah dengan seorang ustadz, sekaya apapun tetap rendah hati. Lana sampai kasian melihat suaminya yang entah beruntung atau buntung menikah dengannya.

Bunyi gedoran pintu menyadarkan keduanya.

"Lana!! Cepetan!! Gue sampai berlumut nungguin di bawah!" Teriak Bella sambil terus menggedor pintu.

"Astaghfirullah," gumam Bara mendengar suara Bella.

"Ya ampun kak,aku sampai lupa mau jajan sama Bella. Pasti tuh anak bakal ngamuk. Aku pergi ya kak, assalamualaikum," pamit Lana menciumi pipi Bara.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang