part 24

1.7K 90 2
                                    


Harap follow dulu sebelum membaca!

Typo bertebaran,

Happy reading 😊



"Bah,ummi masih belum setuju dengan keputusan Abah yang asal terima aja Bara menikahi gadis yang tidak sekufu dengan kita," ujar ummi Aminah saat sedang berdua dengan suaminya.

"Atas dasar apa ummi tak merestui Bara menikah dengan gadis pilihannya?" Kini kiayi Ramlan mulai lelah dengan kekeraskepalaan istrinya.

"Ya bagaimana pun juga Bara itu cucu kita satu-satunya bah,sudah seharusnya dia kita nikahkan dengan gadis baik-baik dan sekufu dengan kita." Ucap ummi Aminah lagi.

"Dan membiarkan Bara hidup tidak bahagia seumur hidupnya? Gak,itu tidak akan terjadi pada Bara,tidak selama Abah masih hidup!" Jawab kiayi Ramlan tegas.

"Cinta dan kebahagiaan bisa datang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu bah," ummi Aminah masih kekeuh dengan pendiriannya.

"Kenapa kita harus tak merestui sedangkan ibu dan ayahnya tak pernah menghalangi keputusan anaknya? Mereka yang lebih berhak memutuskan bukannya kita." Jelas kiayi Ramlan menegur istrinya.

"Dengan mereka mendatangi kita untuk meminta restu saja,itu sudah membuktikan kalau mereka memang menghargai kita sebagai orang tua dan nenek kakeknya."

"Jangan sampai keegoisan ummi malah membuat Bara membenci ummi, apalagi ummi adalah nenek kesayangannya, Bara pasti akan terpukul jika neneknya tak merestuinya." Lanjut kiayi panjang lebar,ia hanya ingin membuka hati istrinya untuk menerima keputusan Bara.

Ummi Aminah tak menjawab lagi,ia hanya menghela nafas dan mengangguk saja, wajahnya masih terlihat tak puas dengan keputusan yang diambil tadi.

****

"Alhamdulillah nenek udah setuju ya Bun," Bara tersenyum lega setelah mengantongi restu sang nenek.

"Bunda doakan semoga semuanya berjalan lancar sampai hari h nya." April juga ikutan senang melihat orang yang ia sayangi bahagia.

"Jadi kapan kita ke rumahnya Alana?" Tanya Rayhan.

"Malam ini biar Bara dulu ke rumahnya Alana,nanti baru kita ke sana sama-sama." Putus Bara.

Disisi lain, Alana dan Bella sedang tarik menarik di tengah jalan komplek rumah mereka.

Alana yang menarik Bella untuk masuk ke rumahnya, serta Bella yang menolak dan ingin cepat masuk ke dalam rumahnya.

"Bell,ayo masuk ke rumah gue!" Pekik Alana sambil menarik kuat tangan Bella.

"Gue gak mau dodol,Lo aja yang ke rumah gue," tolak Bella dan menarik Lana supaya masuk ke rumahnya.

"Oke fine,kita balik masing-masing aja,capek gue." Putus Alana akhirnya.

"Ya ampun tangan gue kok bisa lecet begini,pasti kena kuku Lo kan," tuduh Bella yang meringis menahan sakit.

"Enak aja Lo nyalahin gue,tangan gue juga lecet,gak usah lebay," balas Alana tak terima di salahkan.

"Ya udah kita masuk aja mau magrib nih,gak baik di luar,"

"Tapi bell,Lo gak lihat mobil bonyok gue,nanti kalo mama tanyain lo gue harus bilang apa?" Keluh Alana.

"Lo bilang aja,gue gak jadi nikah sama Abang lo," tukas Bella cepat.

"Astaghfirullah bell, istighfar, Lo tuh udah mau nikah, tinggal hitung hari loh,mau buat bonyok kita khawatir?" Omel Alana kesal.

"Sorry,gue masih marah sama bang Arka," lirih Bella yang berlalu masuk ke rumahnya.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang