Bab 77

1.5K 86 4
                                    

Maaf,typo Bertebaran,

Happy reading 😊

Kabar kehamilan Lana sudah menyebar ke seluruh keluarga. Sepulang dari rumah sakit Lana langsung di banjiri dengan ucapan selamat dan pelukan hangat.

Ummi Aminah dan kyai Ramlan sangat antusias, mereka dari pondok langsung menuju ke kediaman keluarga besar Dimitri.

"Alhamdulillah, akhirnya setelah penantian setahun, Allah mengabulkan doa kita semua." Ummi Aminah duduk di samping Alana.

"Iya nek,ini juga berkat doa seluruh keluarga. Doakan Lana terus ya nek." Pinta Lana tulus,ia sangat bahagia saat tahu kalau dirinya sedang mengandung.

Semalam Lana melihat Bara menangis saat berdoa selepas shalat. Ia sampai takut karena belum pernah melihat Bara berdoa begitu khusyuk. Dan dengan sengaja Lana mempertajam pendengarnya untuk mencari tahu,apa yang di minta oleh suaminya. Berbagai macam pikiran negatif telah terpantri di kepalanya.

Apakah suaminya menyesal menikah dengannya?

Atau suaminya kecewa karena dirinya belum juga hamil?

Atau apakah dirinya terlalu merepotkan suaminya yang mungkin di luar sibuk bekerja dan di rumah juga sibuk mengurusnya sakit.

Hingga telinganya mendengar Bara mengucap syukur karena telah di beri kesempatan untuk menjadi orang tua. Dari situlah Lana baru mengerti jika dirinya sedang mengandung.

Lana sangat terharu sampai ia turun dari tempat tidur dan memeluk suaminya yang sedang khusyuk berdoa. Mereka menangis terharu,dan Bara terus melanjutkan doa untuk kesehatannya dan juga buah hatinya yang telah bersemayam di dalam kandungan.

Sebenarnya Lana tahu saat kemarin dokter memeriksanya tapi matanya terlalu lelah untuk terbuka dan akhirnya ia tanpa sadar tertidur dan tidak sempat mendengar pembicaraan Bara dengan dokter tersebut.

Kembali suasana bertambah ramai dengan kehadiran Bella dan Arka yang baru pulang memeriksa kandungan. Tadi pagi selepas berjalan, Bella merasakan kontraksi di bagian perut bawahnya. Dan Arka yang memang sudah siaga langsung sigap membawa Bella ke rumah sakit khusus untuk bersalin. Dan hasilnya adalah Bella mengalami kontraksi palsu,dan itu sering terjadi pada ibu hamil di saat hampir jatuh tempo melahirkan.

"Kandungan kamu gimana sayang?" Rena dan Luna menghampiri Bella yang sedang selonjoran di sofa panjang.

"Dokter bilang gak papa ma, itu cuma kontraksi palsu dan katanya sering terjadi kalau mau melahirkan." Jelas Bella membuat semua orang yang tadi pagi khawatir menjadi lega.

"Tapi tadi ma sakit banget,aku sampai gak sanggup jalan lagi." Keluh Bella bersandar pada Rena sedangkan Luna menenangkan menantunya supaya tidak khawatir.

Dug dug dug!

"Tuh kan ma, bayinya bergerak lagi,ini lebih kuat." Ucap Bella mengelus perutnya.

"Itu tandanya bayi Lo mau keluar," sahut Lana gemas melihat Bella dengan perut buncitnya.

"Iya kah. Benar gitu bang Arka?"

Arka sedang memijat kaki bengkak Bella,saat Bella bertanya ia juga bingung mau jawab apa. "Aku gak tau,tanya sama yang sudah berpengalaman." Jawab Arka menatap Luna,Rena dan April secara bersamaan.

Mereka kompak menggelengkan kepalanya, mereka semua sudah melupakan saat-saat menegangkan itu.

"Apapun itu berarti bayinya sehat,dan ia ingin cepat-cepat bertemu dengan kedua orang tuanya." Imbuh ummi Aminah melegakan semua orang.

"Alhamdulillah, semoga lancar persalinannya nanti." Sambung Bara tersenyum hangat.

****

Seminggu setelah itu,tengah malam saat semua orang sedang tertidur, Bella tiba-tiba merasakan perutnya mulas. Ia terbangun dari tidurnya, wajahnya meringis saat sakit itu datang, namun tak lama segera menghilang. Bella sudah berpikir mungkin ia sedang sakit perut biasa. Tapi selang setengah jam sakit itu muncul lagi dan semakin lama jeda hilangnya semakin sedikit.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang