Bab 81

2.6K 94 6
                                    

Typo bertebaran,

Happy reading 😊


Selesai sholat subuh Alana mulai kesakitan di bagian bawah perutnya. Lana terus merasai sakit yang ia yakini itu adalah pertanda anaknya akan lahir. Lana juga ingat dengan apa yang dikatakan Bella jika tanda mau melahirkan salah satunya ya sakit perut seperti mulas yang hilang dan muncul secara berkala.

Lana meringis menahan rasa sakit yang tiba-tiba muncul. "Ya Allah kuatkan hamba." Lirih Lana dengan wajah menahan sakit.

Saat sakitnya sudah mereda,Lana keluar dari kamar ia ingin berjalan-jalan untuk membantu proses persalinannya nanti. Kata orang tua zaman sih seperti itu, Benar atau tidak hanya Allah yang tau,Lana hanya mengikuti semuanya yang penting dimudahkan saat proses melahirkan nanti.

"Loh sayang mau kemana pagi sekali?" Tanya Luna saat melihat anaknya membuka pintu rumah. Luna yang biasanya sering mengikuti Alan keluar kota kini wajib stay dirumah karena ingin menemani anak perempuannya melahirkan yang di jadwalkan minggu depan.

"Mau jalan sebentar ma." Jawab Lana tersenyum,agar tidak membuat Luna khawatir.

"Gak nungguin Bara pulang dari masjid dulu?" Tanya Luna lagi agak khawatir juga kalau dibiarkan jalan sendiri.

"Gak usah ma,nanti mungkin jumpa di depan,kan aku jalannya gak jauh-jauh." Lana kembali meyakinkan Luna.

Melihat senyum cerah Lana, akhirnya Luna mengizinkan Lana berjalan sendiri. "Oke, tapi tetap harus hati-hati." Pesan Luna yang di iyakan Lana.

Lana menghirup udara segar, dengan pelan ia berjalan sembari mengelus perut buncitnya yang sudah berusia sembilan bulan.

"Aaakhhhhh!" Lana meringis merasai sakit yang kembali hadir. Tangannya ia tumpukan pada pohon ara yang sudah lumayan tinggi.

"Udah gak sabar ya mau ketemu umma sama ayah." Kata Lana lirih. Saat sakit mereda Lana kembali berjalan lagi.

"Lana!!" Panggil Bella berlari kecil menyusul Lana. Tadi ia mencari Lana di kamar tapi mama Luna bilang Lana sedang berjalan diluar makanya ia langsung menyusul Lana. Regan anaknya saja rela ia titipkan pada mertuanya demi menemani bestie terbaiknya ini.

"Kok gak ajak gue sih jalannya, bahaya tau jalan sendiri,udah mau hpl lagi." Omel Bella.

"Sorry, tapi bell kayaknya gue mau lahiran ini. Udah mulai kontraksi gue!" Jelas Lana agak terbata.

"Oh my God, Lana ayo kita buruan ke rumah sakit, bahaya kalau brojol disini." Bella langsung panik saat mendengar ucapan Lana. Ia berbalik ingin kembali ke rumah untuk memberitahukan mertuanya.

"Eh bell,Lo mau kemana?" Lana menarik tangan Bella kuat.

"Mau pulang kasih tau mama Luna!"

"Jangan dulu dodol, gue sakitnya baru dikit ini. Belum mau brojol. Masih lama ini jedanya." Terang Lana lebih jelas lagi supaya emaknya si Regan lebih tenang.

"Duh Lan,gue kok lemes gini ya dengerin Lo mau melahirkan,panik gue!" Lirih Bella yang sudah tau gimana rasanya melahirkan,gak cuma sakit,tapi sakiiitt bangeeet.

"Udah sini,temenin gue jalan. Udah nyusul kemari juga,masak mau balik."

"Ya udah iya!"

****

"Udah pada pulang,Lana sama Bella mana?" Tanya Luna yang tidak melihat kedua wanita kesayangannya.

Arka dan Bara saling pandang tak mengerti, mereka baru saja pulang dari mesjid setelah mendengar ceramah singkat subuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang