Happy reading 😊
Deg deg deg,jantung Bella kini memompa dengan lebih cepat. Bella tak menyangka hari pertama menginjakkan kaki dirumah sahabatnya,dia langsung bertemu dengan bang Arka.
Spontan saja Bella memasang wajah dingin seakan tak peduli dengan kedatangan orang yang masih membuatnya kacau hingga saat ini.
"Mama pikir kamu gak ada jadwal kemana-mana hari ini,jadi sekali-kali tidur lebih lama mama kira gak masalah." Ucap Luna mencoba untuk biasa saja dengan keadaan yang sempat award tadi. Matanya tak pelak memberikan tatapan peringatan pada Arka untuk segera kembali lagi ke kamarnya.
Arka seakan tak peduli dengan peringatan sang mama,dia malah melangkah maju dan duduk di samping Bella yang kursinya memang kosong. Menoleh kesamping,Arka bergumam.
"Oh ada tamu rupanya," seakan biasa saja melihat kehadiran Bella yang wajahnya sontak menegang. Dan apa ini,tak sengaja Arka melihat pakaian yang dikenakan Bella. Baju putih kedodoran sama hotpants mini, Arka mengusap wajahnya.
Alana sedari tadi memperhatikan wajah Bella yang sempat menegang,walau sekarang sudah kembali normal tapi dia yakin hatinya pasti sekarang lagi ketar-ketir, apalagi bang Arka duduk disampingnya.
Bella yakin seratus persen, Arka memang sengaja duduk disampingnya. Jadi dia mencoba menekan ketakutannya dengan melanjutkan sarapannya. Bella risih apalagi dia sadar akan pakaian yang dikenakannya. Salahkan Lana yang asal menariknya tadi tanpa sempat membereskan penampilannya.
"Tan, Bella pulang dulu ya. Makasih sarapannya." Ucap Bella. Dia tak sanggup lagi jika lebih lama disini bisa pingsan ditempat nanti.
Luna yang mengerti Bella tak nyaman pun mengiyakan ucapan Bella dengan syarat Bella harus datang lagi untuk makan malam,namun Bella hanya tersenyum menanggapi permintaan Luna.
Setelah berpamitan pada Luna dan Alana minus Arka karena Bella belum siap untuk berbicara dengannya,Bella dengan cepat meninggalkan kediaman Dimitri.
"Abang kenapa gak balik ke kamar aja sih tadi,mama kan udah kasih kode buat balik ke atas. Lihat Bella nya jadi gak nyaman kan," omel Luna pada anak sulungnya itu.
"Tau tuh Abang, padahal aku belum puas ngobrolnya sama Bella lagi. Masih kangen," lanjut Lana mengomeli Arka.
Arka menghela nafas melihat keduanya kompak mengomel padanya.
"Sampai kapan?" Tanya Arka yang membuat bingung keduanya.
"Sampai kapan apa bang?" Lana balik bertanya.
"Sampai kapan Bella cuekin Abang," Arka menjelaskan maksudnya.
"Dih Bella cuekin Abang, yang ada Bella tu masih takut sama Abang. Itu baru bener!" Terang Lana yang di benarkan mamanya.
"Emang Abang serem ya dulu?" Tanya nya lagi.
"Banget,aku aja nyaris ngompol pas liat Abang marah apalagi Bella, trauma pasti itu." Jawab Lana blak-blakan dan berlalu pergi meninggalkan mama dan abangnya berdua.
"Arka," panggil Luna pelan. "Kamu masih ingat kan apa yang mama katakan sewaktu pulang dari London dulu?"
Arka tampak berpikir sebentar sebelum mengerti maksud perkataan Luna dan dia menganggukkan kepalanya.
Luna yang melihat anggukan kepala Arka hanya bisa mendesis kesal,apa yang diharapkan Luna pada anaknya, sifatnya sama persis dengan suaminya Alan. Hanya bisa mengangguk dan menggeleng saja.
"Bagaimana menurut kamu tentang permintaan Tante Rena?"
"Tapi Bella gak kayak dulu lagi ma,tadi mama lihat sendiri bukan." Jelas Arka.
"Mama tanya kamu Arka," tekan Luna lagi. " Kamu tau kan mama gak pernah memaksakan kamu untuk menuruti kemauan Rena,apapun keputusan kamu,kita oke aja kok. Pikirkan baik-baik." Setelah mengatakan itu Luna pun ikutan pergi meninggalkan Arka sendiri.
Ya Arka masih ingat saat mama dan papanya pergi mengantarkan Bella ke london, karena sakit. Dan saat keduanya pulang,Arka mendapat kabar kalau Tante Rena dan om Rendra ingin menjodohkan Bella dengannya. Tapi hingga saat ini Arka belum memutuskan jawaban apa yang harus di katakan Arka pada mama dan papanya.
Jika perjodohan itu terjadi sebelum Bella jatuh dari pohon mangga,mungkin Arka akan menerima walaupun Arka belum mencintai Bella,tapi Arka menyayangi Bella sama seperti Alana. Jadi tak menutup kemungkinan besar Arka dapat dengan mudah mencintai Bella, apalagi mengingat betapa agresifnya dulu Bella mengejarnya. Tapi jika dibandingkan dengan sekarang, Arka yakin bukan Arka yang akan menolak perjodohan tersebut tapi Bella yang pasti akan ngotot tak ingin di jodohkan dengannya.
Sejujurnya Arka baru menyadari perasaannya saat dia melihat Bella di atas pohon mangga. Rasa takut kehilangan Bella menyelimuti dirinya saat itu. Bagaimana kalau Bella jatuh atau kakinya patah, berbagai asumsi negatif menghampiri kepalanya saat itu. Jadi seperti hilang kendali Arka memarahi Bella yang tanpa sadar telah membuatnya takut atau trauma seperti kata Alana.
Nyeri menghampiri hatinya saat Bella menolak untuk melihatnya dirumah sakit, apalagi saat tau kalau Bella takut menatap dirinya. Hancur,kata itu sangat cocok untuk menggambarkan bagaimana perasaan Arka, padahal baru saja dia menyadari perasaannya,tapi secepat itu hatinya harus hancur bahkan sebelum dia sempat memberitahu siapapun.
Sejak saat itu Arka memendam rasa cintanya pada Bella,ya Arka tak menyayangi Bella lagi seperti adiknya tapi kini dia sudah mencintai Bella. Walau belum memberikan jawaban apapun,tapi kerap kali Arka diam-diam menghubungi Tante Rena atau om Rendra untuk sekedar menanyakan kabar gadis itu. Dan hatinya selalu membuncah bahagia saat Tante Rena mengirimkan foto terbaru Bella yang sedang berpose lucu. Semua itu disimpan rapi dalam satu folder pribadi di handphonenya.
"Abang!" Panggilan dari Alana mengejutkan Arka. Tak sadar Arka melihat ke jam dinding di depannya,sudah jam sepuluh. Cukup lama juga dirinya termenung diruang makan.
"Bengong aja,entar kesambet baru tau," cerca Lana yang sudah rapi, sepertinya adiknya ini mau pergi.
"Mau kemana?" Beo Arka melihat adiknya yang jarang rapi pada pagi hari kini sudah stay dan harum.
"Jalan." Hanya jawaban itu yang keluar dari mulut Alana.
"Jalan kemana? sama siapa?..." Omongan Arka terhenti saat melihat Lana mengangkat tangannya tanda untuk berhenti berbicara.
"Kepo banget sih bang!" Keluh Lana sebal. " Aku tuh mau pergi sama Bella,kita mau ke mall buat belanja soalnya Bella gak bawa baju banyak." Jawab Lana karena melihat tatapan menghunus dari Arka.
"Biar Abang anterin," Arka dengan cepat bangkit dari duduknya tapi di halangi oleh Lana.
"Gak, gak,gak, yang ada nanti Bella gak jadi pergi bareng aku." Tolak Lana tak ingin di antar Arka.
"Kenapa?"
"Masih nanya lagi,Abang gak lupa kan kalo Bella tuh masih takut sama Abang." Alana menghela nafas, kasihan melihat abangnya.
Dunia memang adil,dulu Bella yang sibuk ngejar abangnya tapi lihat sekarang giliran abangnya yang sibuk mencari perhatian Bella.
"Abang dirumah aja ya,kita gak papa kok jalan berdua. Biar Lana yang jagain Bella kalo itu yang Abang khawatirkan." Suara Bella berubah sendu melihat wajah khawatirnya Arka.
"Siapa yang khawatir? kalau kamu gak mau dianterin ya udah," ucap Arka yang kini benar-benar naik ke kamarnya.
"Dasar sok-sokan gak peduli," Alana pun pergi keluar rumah, dimana Bella sudah menunggunya di depan pagar.
Jangan lupa vote n coment yang membangun.
Terimakasih 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
BelLana (End)
RomanceBella dan Alana dua orang gadis yang sama-sama sedang mencari pendamping hidup. Bella yang ingin melupakan Arka dan mencari penggantinya tak disangka malah berbalik menjadi istrinya. Alana tak menyangka dirinya akan dihadapkan dengan seorang pria al...