part 36

1.7K 83 3
                                    

Typo Bertebaran,

Happy reading 😊

Kediaman Bara kini sedang sibuk mempersiapkan seserahan untuk nanti malam melamar Alana. Walaupun hanya tambahan kedua orang tua ayahnya, Bara ingin lamaran berjalan lancar.

Kiyai Ramlan berserta ummi Aminah sudah sampai sejak jam sepuluh pagi tadi. Keduanya juga ikut membantu menata hantaran walaupun wajah istri sang kiyai tak terlihat senang dengan kenyataan dihadapannya ini.

Tadi saat baru sampai ummi Aminah sempat memperhatikan rumah sebelah yang katanya adalah rumah calon istri cucunya. Jika menilik dari rumahnya, ia yakin kalau calon cucunya dari kalangan orang berada.

"Ummi kenapa diam aja?" April tau dari raut wajah,ibu mertuanya pasti tak senang dengan keputusan Bara.

Ummi Aminah tersenyum tipis,dan menjawab dengan tenang, " tidak apa-apa ummi hanya lagi melamun saja." Kelakarnya melihat ke arah April sang menantu yang sempat di tolaknya dulu.

"Aku pikir ummi sakit,gak enak badan soalnya mata ummi agak lesu," ujar April lagi yang berusaha untuk bersikap perhatian pada mertuanya. " Atau ummi mau istirahat aja di kamar?"

"Alhamdulillah ummi sehat, gak perlu istirahat, perjalanannya juga gak jauh dari pondok kemari." Jawab ummi Aminah yang membuat semuanya lega, pasalnya raut masam tadi sempat terlihat oleh mereka.

"Ini hantarannya udah lengkap?" Tanya ummi Aminah mengalihkan pembicaraan yang menjurus ke arahnya.

"Insya Allah sudah, tinggal pesanan kue saja mi yang belum sampai, mungkin sebentar lagi."

Lain dirumah Bara lain juga keadaan dirumah sebelah. Dirumah Alana semuanya tampak riuh menggeser kursi, memindahkan meja supaya bisa menggelar ambal besar untuk menampung semua orang nanti malam. Semuanya mendengar instruksi sang nyonya besar Aluna yang menugaskan ini itu sesuai keinginannya.

Bunga hias juga di ganti dengan yang lebih berwarna agar suasana nanti malam lebih hangat dan tidak kaku seperti suaminya Alan.

Kedua orang tua dari pihak Aluna dan Alan juga turut hadir di acara lamaran cucu mereka. Tak lupa sahabatnya Rena juga datang menambah kehebohan persiapan untuk nanti malam.

Dan yang membuat kesal tentu saja si empunya acara yang masih tergeletak di atas kasur empuknya.

"Lana!! Lana!! Woii bangunnn!!" Teriak Bella dengan di iringi gedoran pintu yang tak lagi menggunakan tangan melainkan kakinya.

"Belum bangun juga?" Tanya Arka yang terganggu dengan suara cempreng istrinya itu.

Gelengan Bella membuat Arka mengambil sesuatu di dalam sebuah guci antik dan Bella mengerucutkan bibirnya sebal saat tau itu segepok kunci cadangan yang memang di simpan saat keadaan darurat seperti saat ini.

"Suami sekarang bikin kesal ya," gerutu Bella melihat Arka dengan gampang membuka pintu kamar Alana.

"Hmm," gumaman Arka tambah membuat Bella melotot sebal,tanpa bicara lagi ia melenggang ke dalam kamar Alana sedangkan Arka kembali menyimpan kunci dan turun ke bawah.

"Astaghfirullah calon istri orang,jam segini masih ngorok!"

"Woi bangun Lana!," Teriak Bella sembari membuka gorden yang jendelanya sudah terbuka duluan.

Matahari langsung menerobos masuk kedalam dan singgah di wajah mulus Alana yang mulai menggeliat karena terganggu.

"Berisik bell," gumam Alana dengan mata yang tengah di usahakan terbuka sepenuhnya.

"Gimana gak berisik,Lo pikir ini udah jam berapa dodol?"

"Udah siang masih juga tidur,gak malu sama calon laki Lo disebelah rumah!" Cerewet Bella sampai si empunya kamar terduduk lesu di atas kasur.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang