part 19

1.7K 101 4
                                    


Maaf typo bertebaran,


Happy reading 😊



Bara baru saja selesai shalat subuh,kini ia sedang mengulang hafalannya. Walaupun dirinya seorang hafidz tapi mengulang adalah sesuatu yang wajib ia lakukan. Suasana subuh yang tenang membuatnya betah berlama-lama duduk di sajadah, sebelum suara tetangganya mengusik ketenangan yang telah tercipta.

"Bentar lagi ma, masih ngantuk!" Pekik Lana dari dalam kamarnya saat Aluna membangunkannya untuk shalat subuh.

Suasana yang sunyi dan senyap membuat pekikan Alana terdengar jelas di telinganya. Selalu jawaban seperti itu yang Bara dengar,dan suara Alana membuat Bara tak melanjutkan lagi hafalannya.

Bara kini duduk di atas kasur yang menghadap ke arah jendela kamar Alana,dengan sebuah buku bacaan di tangannya.

Sret! Suara jendela kamar Alana terbuka, dengan mata yang terpejam Alana menghirup udara segar yang membelai wajahnya. Rambutnya yang acak-acakan melambai-lambai menutupi sebagian bibir mungilnya yang sedang tersenyum.

Deg! Itu adalah pemandangan pagi yang akhir-akhir ini selalu di lihat oleh Bara. Jantungnya selalu bertalu-talu saat melihat Alana di pagi hari.

Cantik. Hanya satu kata itu yang selalu muncul di benaknya. Walaupun ia tau,dosa memandang seorang wanita yang bukan mahram,tapi setiap pagi Bara tak bisa mengalihkan matanya dari Alana. Itu juga yang membuat Bara belum mau memutuskan masalah perjodohan yang di usung neneknya.

Disisi lain Alana dengan mata tertutup memegang pipinya yang dingin karena udara pagi. Ia menepuk-nepuk pipinya pelan,dan tersenyum serta mengucek-ucek matanya yang masih perih jika terbuka. Mengingat waktu subuh yang singkat, ia pun dengan buru-buru menunaikan kewajibannya tanpa sadar ada sepasang mata yang menatapnya sedari tadi.

****

"Ma,Lana berangkat dulu!" Seru Lana dari teras depan. Sudah beberapa hari Lana berangkat sendirian ke toko dikarenakan Bella yang sedang sibuk mengurus pesta pernikahannya.

Dalam perjalanan taksi yang dinaikinya tiba-tiba melambat.

"Aduh mbak, mobilnya mogok kayaknya, sebentar ya mbak," kata drivernya.

Tak seberapa lama, drivernya kembali lagi dan berkata." Mbak maaf ya,beneran mogok. Mbak naik taksi lain aja."

"Duh pak, kok tiba-tiba sih mogoknya,saya mau kerja nih,takut telat." Tukas Lana yang turun dari taksi tersebut.

"Saya juga gak tau mbak,maaf ya mbak," Lana kesal,jadi ia hanya mengangguk saja.

Saat sedang mencari taksi yang lain,Lana melihat sebuah mobil berhenti di depannya. Karena kaca mobil yang gelap,Lana tak tau siapa yang ada di dalamnya.

Bara yang baru saja selesai bertemu dengan temannya,tak sengaja melihat Alana di bawah terik matahari. Gadis itu masih terlihat cantik walaupun wajahnya terlihat masam, mungkin karena tak ada taksi yang lewat.

Jalur ini memang jarang ada taksi,jadi Bara berinisiatif untuk membantu gadis itu memberi tumpangan.

"Lo..?" Lana kaget, rupanya ini mobil tetangganya.

"Bara,panggil saya Bara!" Lana menganggukkan kepalanya.

"Kamu mau kemana? Yuk biar saya antar," tawar Bara.

"Gue lagi tunggu taksi mau ke toko,taksi yang tadi mogok!" Ujar Lana agak kesal.

"Ya udah masuk aja, biar saya antar,"

"Serius?" Bara mengangguk.

Lana akhirnya masuk ke mobil Bara,hawa dingin langsung menghampirinya.

"Hmmm...adem." Lana menutup matanya dan bersandar. Saat ia melihat karet rambut di dashboard,Lana langsung mengambilnya.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang