Bab 61

1.5K 90 2
                                    


Maaf, Typo Bertebaran,

Happy reading 😊



"Ada apa ini?" April melihat Bara memelototi Lana.

Lana tersenyum tak enak melihat kedatangan bunda April. "Eh,ada buah jambu,siapa yang petik?" April ikut duduk di sebelah Lana dan mencomot jambu yang lumayan besar. "Manis," lanjut April lagi sembari menggigit jambu tersebut.

"Menantu bunda yang petik,naik pohon tadi dia." Ucap Bara mengadu pada ibunya.

"Astaghfirullah Lana,tapi kamu gak papa kan,gak jatuh dari pohon." April terkejut mendengar ucapan Bara.

"Gak Bun, maaf Lana gak bakalan naik pohon lagi." Ujar Lana dengan rasa bersalah.

"Janji?" Bara melihat Lana menundukkan kepalanya.

"Iya,aku janji." Jawab Lana dengan dua jari terulur tegas.

"Tapi jambunya manis dan besar semua. Gak ada yang kecil, pintarnya menantu bunda." Puji April membuat Lana tersenyum senang.

"Yang kecil tadi ada tapi udah Lana kasih santri di bawah pohon, yang besar semuanya aku umpetin buat di makan di rumah." Jelas Lana tanpa rasa bersalah. Ia bahkan berdiri dan mengeluarkan jambu besar yang ada di kantung celananya.

Bara dan April hanya bisa melongo melihat kelicikan Lana. Benar-benar menantunya ini,pasti Bara bakalan kelimpungan jagain Lana seumur hidup.

"Dulu aku sama Bella sering banget petik buah di sembunyikan kayak gini,terus sampai rumah kita ngerujak deh." Sambung Lana lagi dengan antusias.

"Ya udah bunda buatin bumbu rujaknya dulu ya,terus panggilan nenek,kita makan rujak rame-rame." April ke dapur untuk menyiapkan bahan rujak, sedangkan Lana mengambil baskom untuk mencuci buah jambu air.

"Kak Bara gak kemana-mana hari ini?"

"Ah iya,kak Bara ke ruang guru dulu ya sebentar." Bara pergi agak terburu-buru pasalnya ia sampai kelupaan untuk ke ruang guru karena sibuk dengan sang istri yang nakal.

****

Setelah tau Bella mual hebat pasca hamil, Arka sudah jarang keluar rumah. Ia akan keluar disaat benar-benar genting, misalnya rapat penting dan pembagian gaji karyawan.

"Bell,makan dulu ya!" Arka membawa nampan berisi bubur dan segelas susu ibu hamil.

Akhir-akhir ini Arka sering berkutat dengan peralatan dapur untuk membuat berbagai macam makanan yang di inginkan Bella, termasuk membuat susu ibu hamil.

"Suapin ya," lirih Bella yang mulai bangkit dari tidurnya dengan di bantu Arka untuk bersandar di kepala ranjang.

"Rindu Lana," mata Bella berkaca-kaca mengingat Lana yang belum tahu kapan pulangnya.

"Iya, palingan dua hari udah pulang. Sabar ya,Lana juga mesti beradaptasi dengan keluarganya Bara di pondok." Kata Arka sembari terus menyuapi buburnya.

"Kapan bisa ganti makanannya sih,bosan!" Ujar Bella yang tetap menelan bubur tawar buatan Arka.

Arka tak menjawab,ia diam saja takutnya salah bicara, nanti Bella bakalan marah dan tentu saja ia juga yang nantinya kena omel nyonya Aluna. Untuk bubur memang saran dari dokter supaya pencernaan Bella tetap aman pada trimester pertama.

"Kok diam aja sih,bang Arka seneng ya liat aku cuma bisa makan bubur putih gini doang,udah mulai pelit gak mau belikan aku makanan enak lagi!" Tuduh Bella panjang lebar.

Tuh kan baru aja dibilang, Bella itu ya gitu,tukang rusuh. Lagi sakit juga tetap rusuh,mau gimana pun kita tetap aja di ajak adu mulut. Untung cinta.

"Bukan pelit sayang,nanti kalau kata dokter udah boleh di ganti makanannya pasti aku ganti." Jawab Arka menyeka bibir Bella yang celemotan.

"Gak mau lagi,udah kenyang." Bella menutupi mulutnya.

"Sedikit lagi ya, sayang buburnya tinggal dikit."

"Tuh kan lebih sayang buburnya daripada aku. Kalau aku muntah nanti gimana? Yang sakit siapa?" Oceh Bella menaikkan suaranya.

"Maksud aku, mommy baby udah kenyang sekarang giliran baby nya yang makan biar sama-sama kenyang." Rayu Arka masih menyodorkan bubur di atas sendok.

"Yak!! Bang Arka dulu sekolah dimana? Kalau aku kenyang otomatis baby nya juga ikutan kenyang dong."

Arka menyerah, ia mulai membereskan bekas makan Bella. Baru satu orang yang hamil tapi rasanya tekanan darah Arka sudah naik. Ibu hamil selalu benar dan bagi bapak-bapak ya harus perbanyak sabar.

"Iya maaf aku salah." Gumam Arka yang kini berganti menyodorkan segelas susu yang langsung di minum habis Bella.

"Susunya besok di ganti rasa mangga aja ya,udah enek sama rasa mocca." Arka mengangguk kepalanya mengerti.

Ceklek!

Rena membuka pintu kamar Bella,sejak tau Bella morning sickness hebat dokter menyuruh Bella untuk benar-benar istirahat total di kamar. Jadi Rena sama Aluna bekerja sama untuk membantu Arka mengurus Bella yang rewelnya minta ampun.

"Gimana habis buburnya?" Tanya Rena. Dan Arka menggelengkan kepalanya.

Rena menghela nafas, begitulah Bella sangat susah di atur. " Mau makanan lain? bubur sumsum,atau kolak ubi gitu." Tawar Rena mengingat berat badan Bella yang mulai turun.

"Mau seblak,ceker mercon makan sama nasi panas pasti enak." Jawab Bella semangat sambil membayangkan makanan yang di inginkan.

"Gak boleh!" Seru Rena dan Arka berbarengan. Bella mencibir keduanya kesal.

"Tadi tanyain,pas di kasih tau kompak banget ngelarang."

"Bella jangan ngelunjak ya,mau perut kamu meledak gara-gara makanan pedas itu." Omel Rena berapi-api.

"Tapi aku maunya itu, gimana dong?" Mata Bella berkaca-kaca sedih, tiba-tiba ia tambah merindukan Lana. Kalau Lana pasti mau belikan apa yang dia mau.

"Untuk saat ini di tahan dulu ya,nanti kalau udah sehat gak mual lagi,pasti aku belikan." Hibur Arka lembut.

"Mau bolu kismis punya semalam,masih ada kan?"

"Masih, sebentar ya aku ambilkan." Arka kemudian keluar kamar sambil membawa nampan bekas makan Bella.

"Kamu gak kasian sama Arka, yang anteng dikit napa sih, jangan rewel!" Ujar Rena yang kini sudah duduk di samping anaknya di kasur.

"Aku rewel banget ya ma?"

Rena mengiyakan ucapan Bella," mama aja kasian lihat Arka,capek banget rasanya urusin kamu."

"Capek mana sama mama yang dulu pernah nyuruh papa nyolong mangga orang karena ngidam." Ucap Bella sengaja mengingatkan kelakuan absurd ibunya dulu yang pernah di ceritakan oleh Rendra.

Rena melotot,ia jadi malu mengingat masa lalu yang gak ada bedanya dengan Bella. Malahan mungkin lebih parah lagi, karena gara-gara ngidam mangga nyolong, Rendra sampai harus ke kantor RT untuk minta maaf karena ketahuan nyolong.

"Itu aib bell,bukan untuk di ingat tapi di lupakan. Jangan sampai Arka ngerasin hal memalukan itu."

"Hahahaha... itu membuktikan bahwa cinta mama ke papa gak sebanding dengan rasa cinta aku ke bang Arka." Sembur Bella penuh percaya diri.

"Kamu ya ngomongnya asal aja." Imbuh Rena menoyor kepala Bella yang masih menertawakannya.

Ceklek,Arka datang membawa sepiring bolu kismis pesanan Bella. Rena pun keluar dari kamar Bella, takutnya bukan hanya kepalanya aja yang di toyor. Karena semakin lama Rena bersama Bella, rasanya greget banget pengen nambah dosa. Di tambah mulutnya lemes banget lagi. Untung saja menantunya Arka,coba kalau orang lain bisa di cerai karena banyak banget maunya.

"Makasih sayang," ucap Bella tulus dan Arka tersenyum lembut.

"Tadi ketawanya kenceng banget, kenapa?" Tanya Arka yang juga ikut senang melihat tawa istrinya. Dari semenjak Bella morning sickness ia sudah jarang mendengar tawa Bella.

"Oh itu,tadi kita ceritain masa lalu mama pas ngidam dulu." Jawab Bella sembari menggigit sepotong bolu.

Jangan lupa vote n coment yang banyak ya!!

Terimakasih 😘



BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang