part 15

2.3K 93 2
                                    





Typo bertebaran!!





Happy reading 😊


Pagi ini Arka melihat Bella seperti kurang bersemangat. Entah apa yang dipikirkan di kepala kecilnya itu.

"Bell, kalo makan tuh yang bener," Arka membersihkan selai coklat yang menempel disudut bibir Bella.

"Ah iya,maaf," ucapnya pelan.

"Kamu kenapa?" Tanya Arka saat melihat Bella melamun.

"Ya..ah,aku gak papa kok,"

"Kalo ada masalah itu di bicarakan, bukannya di diamin,gak baik!" Kata Arka bijak,ia yakin pasti ada yang mengganggu pikiran Bella.

"Bang Arka," Panggil Bella dengan suara lirih.

"Hmm," jawab Arka.

"Abang yakin mau nikah sama aku?"

"Kenapa kamu tanya gitu? Apa kamu masih ragu sama aku?" Tanya Arka balik.

"Ck, selalu gitu, kalo ditanya pasti bakal tanya balik, tinggal jawab aja,apa susahnya sih!" Arka mengulum senyumnya mendengar protesan Bella.

"Pertanyaan kamu itu loh,kalo gak yakin,mana mungkin aku lamar kamu,atau kamu nyesel karena udah nerima aku?" Kata Arka dengan merubah posisi berhadapan dengan Bella.

"Gak gitu,tapi aku hanya takut gak bisa jadi istri yang baik buat abang." Bella ragu, apalagi setelah mendengar ocehan Lana semalam.

"Kita belajar sama-sama, soalnya aku juga belum berpengalaman jadi seorang suami." Canda Arka yang membuat sudut bibir Bella melengkung.

"Yee emang iya. Kalo bang Arka udah berpengalaman berarti Abang duda dong,dan aku gak mau nikah sama duda!" Oceh Bella tertawa.

"Nah,gitu dong senyum,ketawa,jangan merengut kayak tadi,jelek." Wajah Bella bersemu merah, mendengar perkataan Arka.

"Emang iya aku jelek kalo lagi merengut?"

Arka menggaruk kepalanya,"gak kamu cantik kok," jawab Arka kikuk. Dan memang benar, Bella tak pernah terlihat jelek Dimata Arka.

"Ya iya lah, Bella gitu loh! Abang aja yang telat nyadarnya." Ucap Bella dengan kepedean full.

"Iya,maaf aku dulu pernah marahi kamu,tapi itu semua aku lakuin karena aku takut kehilangan kamu." Sesal Arka mengingat kejadian dulu.

Bella tersenyum manis mendengar ucapan Arka," dulu aku bandel yah," cicit Bella dengan senyum mengembang.

"Gak, kamu gak bandel tapi bandel banget bell,aku sampek pusing di tempelin kamu mulu." Kata Arka tertawa.

" Kok pusing, seharusnya bang Arka senang di tempelin cewek cantik kayak aku." Bangga Bella,memuji dirinya sendiri.

"Tentu saja aku senang karena cewek cantik itu bakal jadi istri aku." Mereka pun tertawa bersama.

****

Hari ini pembukaan toko daster milik Bella, karena masih baru jadi Bella dan Lana memberikan diskon. Dan tau sendiri gimana antusiasnya kaum emak-emak kalau udah dengerin yang namanya diskon. Toko yang di beri nama AR DASTER itu pun langsung di serbu pembeli.

"Ayo-ayo dibeli yang banyak dasternya, diskon hanya berlaku khusus hari ini saja!!" Teriak Lana mempromosikan dagangannya.

Para karyawan sampai kewalahan melayani pembeli,tak terkecuali Bella yang ikut membantu mereka.

"Mbak daster yang ini berapa harganya?" Tanya seorang pelanggan.

"Liat di labelnya aja Bu,disitu sudah tertera harganya," jawab Lana, sembari membungkus daster yang sudah terjual.

"Bisa nawar lagi gak mbak?"

Bella mengambil alih tugas Lana untuk menjelaskan. " Maaf ibu, harganya udah pas segitu,gak bisa di tawar lagi." Jelas Bella sopan.

"Ah iya ya mbak,udah di diskon lagi,maaf ya mbak," Bella tersenyum menanggapinya.

Bella sedang membantu karyawannya melayani konsumen. Hari ini banyak pembeli yang datang,mungkin terpengaruh dengan embel-embel diskon atau memang pembukaan tokonya pas awal bulan,pas ibu-ibu udah pada gajian.

"Dipilih-pilih daster rumahan harga murah barang berkualitas!" Teriak Lana beserta Bella sambil duduk lesehan di teras depan toko.

Dari kejauhan Arka melihat Bella yang sedang bersenda-gurau dengan Alana. Ia tak habis pikir dengan ide penjualan keduanya. Sebenarnya mereka berdagang buat cari untung atau buntung.

"Ma, Arka rasa Bella gak cocok jualan daster," ujar Arka pada Aluna yang juga turut mampir ke pembukaan toko daster milik Bella.

"Loh kenapa bang?"

"Tuh mama liat aja,daster mereka kayak gak ada harga diri dibuat,masa dagangannya di obral lesehan gitu sih,"

"Oh itu, mungkin yang diobral yang harganya murah aja bang,yuk ah kita samperin." Ajak Luna.

"Masya Allah,rame bener bell," Aluna dan Arka mengedarkan pandangannya ke sekeliling toko.

"Tante udah datang,yuk masuk kedalam,Tante boleh pilih yang mana aja!" Bella langsung menghampiri keduanya,dan menarik Tante Luna untuk masuk ke dalam tokonya.

"Maksudnya Tante di kasih gratis nih?"

"Ya gak lah Tan,masa udah di diskon masih minta gratis,ya gak lan." Oceh Bella yang langsung di anggukin Lana.

"Iya ma,kalo mama minta gratis,nanti pasti gaji aku yang bakal di potong sama Bella." Bella mendelik tajam mendengar perkataan Lana.

"Eh, fitnah aja Lo kerjanya," balas Bella dan kini Bella beralih ke calon suaminya.

"Mas,mas, silahkan dipilih buat istrinya," Bella menahan tawanya saat melihat ekspresi bingung Arka mendengar candaannya.

"Gak usah bingung bang,kita berdua udah senggleng nih, capek!" Keluh Lana yang memang tak pernah bekerja seperti ini sebelumnya.

Arka membelai rambut adiknya sayang. " Yang sabar ya,adik Abang pasti kuat," hibur Arka.

"Makasih ya bang, dengan ini aku jadi tau, kalo cari duit itu susah." Gumam Lana lirih.

"Makanya kamu tuh kalo di kasih uang jajan yang hemat,udah tau kan susahnya cari duit." Omel Luna disebelah anaknya.

"Iya ma,makanya sekarang aku tuh udah bertekad,buat cari suami yang kaya raya, biar gak susah-susah kerja cari duit." Ucapnya penuh percaya diri.

"Eh itu cita-cita gue dulu, ngapain juga lo ikut-ikutan gue," cercar Bella.

"Emang lo doang yang mau punya suami kaya,gue juga dong!"

"Oke, karena jodoh gue udah nampak hilalnya,gue ngalah sama lo,"

"Jodoh lo Abang gue kalo lo lupa," ujar Lana dan itu membuat Bella malu, karena orang yang dibicarakan ada di sebelahnya.

"Bell,mau makan diluar?" Tanya Arka.

"Gak usah,aku bareng sama mereka aja disini." Jawab Bella.

"Yakin,gak mau makan siang bareng aku di luar aja," tanya Arka sekali lagi.

"Yakin pake banget," ucap Bella dengan senyum tersungging di wajahnya.

"Oke, berarti aku balik duluan sama mama," Bella menganggukkan kepalanya dengan senyum masih melekat di wajahnya.

Arka dan Aluna sudah pulang setelah memilih beberapa potong daster rumahan. Karena hari sudah semakin siang jadi keduanya kini bergilir dengan para karyawan untuk istirahat sekaligus makan siang.

"Lo dulu aja yang makan bell,gue nanti siap lo," ucap Lana yang sedang membereskan beberapa sampah plastik yang tercecer.

"Oke,gue duluan ya," pamit Bella, yang langsung mengajak dua karyawannya ke tempat istirahat mereka.

Saat sedang fokus memeriksa buku penjualan,Alana di kejutkan dengan kedatangan Bara.

"Assalamualaikum,"

"Astaghfirullah!"




Jangan lupa vote n coment yang banyak ya!!!


Terimakasih 😘

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang