Bab 41

1.7K 85 2
                                    


Typo Bertebaran,

Happy reading 😊

Bella turun bersama sang suami untuk sarapan, saat melihat Alana tak tampak di ruang makan ia jadi bingung, soalnya tadi dirinya sempat membuka pintu kamar Alana tapi gadis itu sudah tidak ada.

"Alana kemana ya,bang Arka tau?" Tanya Bella sudah duduk cantik.

"Kamu tanya aku,jadi aku harus tanya siapa sayang!" Jawab Arka dengan gelengan kepala. Alana dan Bella sudah seperti sendok sama garpu, selalu saling mencari satu sama lain.

Bella menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Iya ya,aku lupa kita kan turun bareng barusan,jadi Alana kemana,kok pergi gak bilang-bilang sih," mulut Bella mencebik, karena Lana pergi tak mengajaknya.

Arka tak peduli ocehan Bella,ia mengoleskan setangkup roti dan menaruh di piring yang ada di depan Bella.

"Makan bell,nanti Lana juga pulang,udah besar dia bisa jaga diri." Tutur Arka ingin membuat istrinya diam, pusing pagi-pagi kok ngomelin Lana yang bahkan tak di dengar.

"Bang Arka kok tenang banget gitu sih,adek kamu hilang gak tau kemana loh!" Bella memukul pelan bahu Arka yang masih tampak tenang.

"Aku gak mau makan kalo Lana masih belum ketemu!" Putus Bella ngambek.

"Ya Allah sayang, bukan suami kamu loh yang hilang. Makan dulu rotinya,atau kamu mau sarapan sama yang lain?" Tanya Arka lembut, pagi-pagi dapat cobaan seperti ini,Arka mengelus dada, sepertinya stok kesabaran mesti harus di tambah.

"Tapi ini adek kamu,sahabat aku,aku gak mau Lana kenapa-kenapa!" Kekeuh Bella masih tak mau menyentuh sarapannya.

"Oke, kita cari dia,tapi kamu harus makan dulu rotinya,kamu lupa tadi siapa yang mengeluh lapar di kamar?" Bella terdiam karena ucapan Arka memang benar,tadi selepas shalat subuh Arka sempat mengajaknya bergulat di kamar. Yang awalnya cuma ciuman,tapi lama kelamaan berlanjut hingga pelepasan. Setelah itu perutnya berbunyi dan ia terus memaksa sang suami untuk turun sarapan.

Arka melihat Bella dengan terpaksa mengunyah roti. Bener-bener persahabatan mereka membuat Arka stress,untung cinta.

Aluna keluar dari kamar dan di susul Alan di belakangnya, mereka melihat Arka yang sedang membujuk Bella yang memasang wajah kesal.

"Kenapa? Mukanya kok jelek bener," tanya Aluna sambil melayani Alan sarapan.

"Ma,Lana pagi-pagi udah hilang,gak ada di kamar,gak tau kemana,pergi juga gak bilang-bilang," adu Bella yang masih mengkhawatirkan adik iparnya.

Alan dan Luna serempak terkejut,tidak biasanya Alana pergi gak bilang-bilang. Paling tidak biasanya gadis itu mengirim pesan.

"Udah dicari bang?" Tanya Alan dan Arka menggelengkan kepalanya.

"Nanti juga pulang pa, soalnya kalau pagi gini biasanya Lana perginya gak jauh. Apalagi gak izin, pasti masih di sekitar kompleks." Jelas Arka supaya tidak ada yang mengkhawatirkan Alana lagi.

"Ya udah,lanjut terus sarapannya. Kamu juga mas, nanti terlambat ke kampus," sahut Luna sembari meletakkan secangkir kopi hitam.

"Terimakasih sayang," ucap Alan dengan senyuman manisnya,Aluna sampai malu dengan anak dan menantunya.

"Pa,mama Luna malu tuh," goda Bella yang mulai melupakan masalah Alana.

Alan terkekeh geli melihat reaksi sang istri yang masih malu-malu padahal mereka sudah lama menikah bahkan kini anaknya sudah pada besar semua.

"Istri papa memang yang terbaik, yang begini susah banget dapatnya dulu,mesti usaha keras,cuma satu di dunia." Seloroh Alan yang tambah membuat Luna malu.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang