Bab 43

1.6K 84 11
                                    


Typo bertebaran,

Happy reading 😊

Bella dan Lana sedang berada di butik untuk melakukan fitting baju pengantin.

Setelah mencoba baju kebaya modern untuk akad yang tak perlu di permak lagi,kini Lana melanjutkan fitting untuk baju pestanya. Gaun mewah berwarna putih menjadi pilihan Lana dengan hiasan payet dan mutiara bertabur anggun dan elegan.

"Gimana mbak,ada yang kurang pas di badan atau hiasan payetnya ada yang perlu di rubah?" Tanya Bu Desi sang pemilik butik.

"Menurut Lo gimana bell?" Lana berputar di depan Bella. Ia ingin meminta pendapat dari Bella sebelum menjawab pertanyaan Bu Desi.

"Udah oke,gak perlu di rubah lagi." Jawab Bella dengan acungan jempol.

"Jadi udah pas ya semuanya," ujar Bu Desi yang kini membantu Lana membuka gaun yang dikenakan.

Lana mengangguk,tapi matanya masih jelalatan melihat gaun-gaun yang terpasang cantik di manekin sekitarnya.

"Lo gak pilih satu bell?" Ucap Alana pada Bella yang ikut membantu Alana berganti pakaian.

"Buat apa? Mau lihat gue nikah lagi?" Jawab Bella asal.

"Sembarangan! Maksud gue,gaun buat Lo pakai sewaktu pesta gue nanti." Ketus Lana sebal.

"Oh,gue kira Lo nyuruh gue nikah lagi."

"Pikiran Lo tuh ya,bisa di geprek gue kalo nyuruh Lo nikah lagi. Pawang Lo ngeri!" Lana bergidik membayangkan ekspresi bang Arka murka.

"Hahahaha!! Pawang gue Abang Lo,kalo Lo lupa." Sahut Bella yang menunggu Lana melunasi sisa harga gaunnya.

"Terimakasih Bu," ujar Lana lembut.

"Sama-sama mbak," jawab Bu Desi dengan senyum ramahnya.

"Makan dulu atau langsung pulang?" Tanya Bella saat keduanya sedang dalam perjalanan pulang.

"Nongkrong dulu yuk,ke mall kita." Ucap Lana karena melihat masih belum sore.

Akhirnya Bella menuju ke mall langganan mereka,disana mereka nongkrong di salah satu cafe fast food yang lumayan terkenal.

Saat sedang asyik ngobrol, Bella menangkap siluet bang Arka yang sedang berjalan bersama seorang wanita.

Dan yang lebih parahnya,Arka dan wanita itu masuk ke cafe yang sama dengan mereka.

"Bell,itu Abang gue." Lirih Lana sambil memegang tangan Bella.

"Bell,itu beneran bang Arka!" Panik Lana saat tak mendengar suara Bella.

"Iya, iya gue tau. Lo gak lihat mata gue udah sampai keluar gini pelototi tuh orang," sahut Bella dengan raut kesal.

"Tapi ngapain Abang gue sama cewek,cantik lagi." Ceplos Lana tanpa sadar.

Mendengar itu, Bella langsung menatap tajam Lana. "Lo mau gue cincang, bilang tuh pelakor cantik?"

Seakan tersadar Lana buru-buru menyangkal ucapannya barusan. "Eh bukan, Bella tetap yang tercantik." Kata Lana akhirnya. Bella sedang dalam mode senggol bacok,salah bicara nyawa taruhan.

'itu bang Arka ngapain juga jalan sama cewek,cantik sih,tapi aura bibit pelakor tercetak jelas dari wajahnya.' lirih Lana dalam hati.

Bella masih terdiam dengan tatapan menghunus langsung ke arah Arka yang kini sedang membawa dua cup minuman. Raut wajah Arka tampak serius berbeda dengan sang cewek yang terlihat terpana pada ketampanannya.

BelLana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang